75
Akan  tetapi  hal  ini  juga  menjadi  salah  satu  kelemahan  bagi  perusahaan  karena informasi dan promosi yang diperoleh kurang maksimal. Hal ini dapat di lihat dari
rendahnya  laju  pertumbuhan  volume  nilai  ekspor  manggis  PT  Agroindo  Usaha Jaya sebesar 7,57 persen per tahun.
6.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis  lingkungan  eksternal  dilakukan  dengan  meninjau  faktor-faktor yang  terdapat  diluar  perusahaan  untuk  mengetahui  peluang  dan  ancaman  yang
dihadapi  perusahaan  dalam  menyusun  strategi.  Analisis  lingkungan  eksternal terdiri  dari  dua  bagian  yaitu  lingkungan  makro  dan  lingkungan  mikro  industri.
Lingkungan mikro terdiri dari ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar  pemasok,  kekuatan  tawar  menawar  pembeli,  ancaman  produk
penggantisubstitusi, dan persaingan diantara para anggota industri.
6.2.2.1 Lingkungan Makro
Lingkungan  makro  terdiri  dari  faktor  ekonomi,  faktor  sosial,  budaya, demografi  dan  lingkungan,  faktor  politik,  pemerintahan  dan  hukum,  faktor
teknologi dan faktor persaingan.
A.Faktor Ekonomi
Dilihat  dari  situasi  perekonomian  secara  global,  saat  ini  perekonomian dunia  kurang  stabil.  Situasi  perekonomian  secara  umum  yaitu  adanya  inflasi,
pertumbuhan  ekonomi,  tingkat  suku  bunga  dan  nilai  tukar  rupiah  akan  sangat berpengaruh  bagi  perusahaan.  Pada  Tabel  11  terlihat  adanya  peningkatan  inflasi
yang  signifikan  di  beberapa  negara  dari  tahun  2005  sampai  2006  terutama  di Singapura  dari  0.53  menjadi  0.95  dan  Indonesia  dari  10.70  menjadi  12.28.
Sementara untuk negara Perancis mengalami penurunan inflasi dari 1.83 menjadi
76
1.53  dan  Jerman  dari  2.00  menjadi  1.90.  Pertumbuhan  ekonomi  di  beberapa negara  juga  mengalami  peningkatan  kecuali  di  negara  Amerika  Serikat  dan
Indonesia yang mengalami penurunan. Nilai inflasi yang tinggi merupakan ancaman yang kuat bagi PT Agroindo
Usaha Jaya karena hal ini berpengaruh pada kenaikan harga bahan bakar minyak yang  akan  berdampak  pada  kenaikan  harga-harga  lainnya.  Perkembangan  inflasi
dan pertumbuhan ekonomi beberapa negara dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara Inflasi  tahun
Pertumbuhan Ekonomi tahun
Negara 2005
2006 2005
2006
Amerika Serikat 3.13
3.21 3.50
3.40 Thailand
5.13 5.25
4.40 5.00
Singapura 0.53
0.95 5.60
8.10 Perancis
1.83 1.53
1.60 2.05
Malaysia 3.18
3.38 5.10
5.70 Jerman
2.00 1.90
1.03 2.58
Jepang -0.45
0.55 2.40
2.55 Indonesia
10.70 12.28
5.53 5.35
Inggris 2.10
2.48 1.90
2.65 Sumber: Bank Indonesia, 2007
Suku  bunga  internasional  dan  nilai  tukar  rupiah  yang  tidak  stabil  akan berpengaruh  terhadap  nilai  penjualan  dan  keuntungan  PT  Agroindo  Usaha  Jaya.
Hal  ini  dapat  dilihat  dari  meningkatnya  suku  bunga  internasional  tahun  2005 sebesar  4.02  persen  per  tahun  menjadi  5.32  persen  per  tahun  pada  tahun  2006.
Sementara  peningkatan  juga  terjadi  pada  nilai  tukar  rupiah  terhadap  US  pada tahun  2005  sebesar  9.170  menjadi  9.300  pada  tahun  2006  merupakan  suatu
ancaman  bagi  PT  Agroindo  Usaha  Jaya.    Nilai  tukar  rupiah  yang  menguat  akan menurunkan  tingkat  pendapatan  perusahaan,  sedangkan  jika  nilai  tukar  rupiah
menurun  akan  meningkatkan  tingkat  pendapatan  bagi  perusahaan.  Suku  bunga internasional dan nilai rupiah terhadap US dapat di lihat pada Tabel 12.
77
Tabel 12. Suku Bunga Internasional dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Indikator
2005 2006
Suku Bunga Internasional 4.02
5.32 Nilai Tukar Rupiah Terhadap US
9,170 9,300
Sumber: Bank Indonesia, 2007 Perkembangan  volume  dan  nilai  ekspor  manggis  nasional  untuk  negara
tujuan  Timur  Tengah  dan  Eropa  mengalami  peningkatan.  Peningkatan  volume ekspor buah manggis mengindikasikan adanya peningkatan permintaan akan buah
manggis  dari  Timur  Tengah  dan  Eropa.  Peningkatan  permintaan  buah  manggis juga  diikuti  dengan  peningkatan  produksi  buah  manggis  dalam  negeri.  Hal  ini
merupakan peluang yang baik bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Perkembangan ekspor manggis Indonesia dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Ekspor Manggis Indonesia Tahun
2005 2006
Negara Volume
Ton Nilai
US000 Volume
Ton Nilai
US000
China 3.463
2.186 3.576
2.068 Hongkong
4.242 3.582
1.258 863
Uni Emirat Arab 359
288 395
309 Belanda
29 59
27 91
Arab Saudi 101
82 105
82 Singapura
78 56
120 78
Prancis 27
17 35
36 Malaysia
19 5
57 29
Korea 19
22 15
18 India
- -
73 13
Kuwait 4
3 9
9 Qatar
7 5
7 6
Jepang -
- 12
5 Bahrain
- -
3 3
Jerman -
- 3
2 Italia
- -
2 1
Spanyol 1
1 -
- Vietnam
79 55
- -
Taiwan 44
26 -
- Total
8.472 6.387
5.624 3.613
Sumber: Badan Pengembangan Ekspor Nasional, 2007 .
78
B. Faktor Sosial, Budaya dan Demografi
Setiap  negara  mempunyai  faktor  sosial,  budaya,  dan  demografi  yang berbeda-beda.  Dilihat  dari  faktor  sosial,  buah  manggis  termasuk  buah  yang
dianggap  bergengsi  dan  mempunyai  nilai  jual  yang  tinggi.  Buah  manggis  juga disebut sebagai “exotic fruit” oleh bangsa eropa karena manggis mempunyai rasa
yang lengkap mulai dari manis, asam, sepet dan lain-lain yang tercampur menjadi satu.
Adanya  beragam  budaya  yang  berbeda-beda  dari  setiap  negara menyebabkan  adanya  perbedaan  dalam  pola  mengkonsumsi  buah  manggis.
Perbedaan pola konsumsi ini dapat dilihat dari digunakannya buah manggis untuk peribadatan  di  beberapa  negara.  Budaya  di  beberapa  negara  yang  menggunakan
buah manggis sebagai media peribadatan menyebabkan permintaan buah manggis cukup tinggi di negara tersebut.
Permintaan  buah  manggis  yang  sangat  tinggi  dari  berbagai  negara, merupakan  peluang  bagi  Indonesia  khususnya  PT  Agroindo  Usaha  Jaya  untuk
mengekspor  buah  manggis,  mengingat  secara  demografi  Indonesia  sangat  cocok untuk  memproduksi buah manggis.
C. Faktor Politik, Pemerintahan dan Hukum
Peran  politik,  hukum  dan  kebijakan  pemerintah  seperti  pajak  dan  subsidi sangat  berpengaruh  terhadap  kegiatan  perekonomian  suatu  negara.  Politik  dan
hukum  suatu  negara  tidak  terlepas  dari  campur  tangan  pemerintah.  Keadaan perekonomian  negara  yang  stabil  harus  didukung  oleh  stabilitas  politik  dan
hukum. Ketidakstabilan  politik  akan  menyebabkan  ancaman  pada  nilai  tukar
rupiah  yang  tidak  stabil  dan  berdampak  juga  pada  penurunan  nilai  investasi  dan
79
penanaman  modal  di  dalam  negeri.  Politik  yang  tidak  stabil  merupakan  satu penghambat  dalam  dunia  industri,  baik  yang  bergerak  disektor  produksi,  jasa
maupun  sektor-sektor  lainnya.  Sehingga  situasi  ini  mempunyai  pengaruh  sangat besar dalam kegiatan aktifitas perusahaan PT Agroindo Usaha Jaya
Hukum  dan  kebijakan  pemerintah  akan  sangat  berpengaruh  kepada  PT Agroindo Usaha Jaya sebagai perusahaan pengekspor buah manggis, hal ini dapat
terlihat  dengan  diterapkannya  kebijakan  tarif  ekspor  oleh  pemerintah  yang memberatkan  bagi  perusahaan.  Diberlakukannya  kebijakan  tarif  ekspor  akan
meningkatkan biaya ekspor sehingga akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.
D. Faktor Teknologi
Perkembangan  teknologi  baik  teknologi  produksi  maupun  teknologi informasi semakin pesat. Perkembangan dalam teknologi produksi budidaya buah
manggis  sudah  semakin  baik,  hal  ini  dapat  dilihat  dari  pola    pembibitan  dan penanaman  buah  manggis  yang  lebih  baik  sehingga  akan  menghasilkan  buah
manggis  yang  bermutu  dan  berkualitas  baik  yang  dapat  bersaing  di  pasar internasional.  Perkembangan  teknologi  produksi  ditandai  adanya  peningkatan
produksi  manggis  nasional  dari  tahun  2000-2006  dengan  laju  pertumbuhan sebesar 26,76 persen per tahun.
Perkembangan  teknologi  informasi  yang  semakin  pesat  sangat berpengaruh  positif  bagi  perusahaan.  Perkembangan  teknologi  ini  merupakan
peluang  bagi  perusahaan  dalam    kegiatan  promosi  dan  penyediaan  informasi pasar. Perusahaan harus memanfaatkan teknologi dan informasi secara maksimal
untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan penjualan.
80
Dewasa  ini  sedang  dikembangkan  teknologi  diversifikasi  buah  manggis untuk meningkatkan nilai guna buah manggis diantaranya buah manggis dijadikan
pewarna  tekstil,  syrup  dan  obat  tradisional.  Perkembangan  teknologi  ini merupakan peluang yang cukup potensial untuk pengembangan pengusahaan buah
manggis di Indonesia.
6.2.2.2 Lingkungan Mikro
Lingkungan  mikro  terdiri  dari  ancaman  masuknya  pendatang  baru, kekuatan  tawar  menawar  pemasok,  kekuatan  tawar  menawar  pembeli,  ancaman
produk penggantisubstitusi, dan persaingan diantara para anggota industri.
A. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Ancaman  pendatang  baru  pada  perusahaan  pengekspor  khususnya  buah manggis  cukup  kecil.  Beberapa  tahun  belakangan  ini  belum  ada  perusahaan
pengekspor  buah  manggis  baru  di  Indonesia.  Untuk  masuk  menjadi  perusahaan pengekspor  memerlukan  modal  yang  cukup  besar,  manajemen  yang  baik  dan
jaringan  yang  kuat baik dalam  hal  sumber  daya bahan  baku maupun  pemasaran. Perusahaan  pengekspor  buah  manggis  yang  ada  saat  ini adalah  perusahaan  yang
sudah cukup lama bergerak di bidang ini. Diantaranya adalah PT Agroindo Usaha Jaya yang telah menekuni ekspor
manggis  ini  selama  kurang  lebih  16  tahun  dengan  negara  tujuan  Timur  Tengah dengan kapasitas ekspor sebesar 18-25 ton per tahun dan PT Alindojaya Pratama
selama  kurang  lebih  13  tahun.  Sementara  PT  Besari  Javaica  dan  PT  Tatanindo Agro  Selaras  merupakan  perusahaan  termuda  yang  telah  bergerak  di  bidang  ini
81
sekitar  5  tahun.  Beberapa  perusahaan  pengekspor  manggis  dapat  dilihat  pada Tabel 14.
Tabel 14. Perusahaan Eksportir Manggis Nama Perusahaan
Tujuan Ekspor  Kapasitas Ekspor Lama
Beroperasi
PT. Yuda Mustika Taiwan
Hongkong Cina
1.100 ton per tahun rata-rata
7 tahun Emerald Trading Inc.
Taiwan Timur Tengah
90-100 ton per tahun rata-rata
8 tahun PT. Corona Prayitna
Hongkong Taiwan
75 ton per tahun rata-rata
8 tahun PT. Alindojaya Pratama
Timur Tengah 10-25 ton
per tahun 13 tahun
PT. Besari Javaica Timur Tengah
10 ton per tahun
5 tahun PT. Kem Farm
Singapura 25 ton
per tahun 6 tahun
PT. Tatanindo Agro Selaras Singapura
15 ton per tahun
5 tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2006 B. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
PT  Agroindo  Usaha  Jaya  menjalin  kerjasama  dengan  pemasok  dalam penyediaan buah manggisnya karena perusahaan tidak mempunyai kebun manggis
sendiri.  Peran  pemasok  sangat  besar  untuk  memenuhi  kebutuhan  perusahaan untuk dapat mengatasi permintaan pasar yang cukup tinggi. Pemasok berasal dari
beberapa daerah diantaranya Jawa Barat, Lampung, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.  Buah  manggis  yang  bersifat  musiman  dan  masih  diusahakan  secara
tradisional  menyebabkan  produksi  yang  dihasilkan  masih  rendah.  Membuat  peta persaingan  semakin  tinggi  antar  perusahaan  pengekspor  untuk  memperoleh
pasokan buah manggis dari pemasok. Sehingga kekuatan tawar menawar pemasok menjadi  sangat  kuat.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  jumlah  pembelian  manggis  PT
Agroindo Usaha Jaya yang mengalami peningkatan pada bulan November sebesar
82
3.796  menjadi  17.956  pada  bulan  Desember  walaupun  terjadi  kenaikan  harga pembelian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15 dimana harga pembelian manggis
pada bulan Januari, Febuari dan Maret sebesar Rp.5000 per kilogram dan terjadi kenaikan  pada  bulan  April  sampai  Desember  sebesar  Rp.  6000  per  kilogram.
Jumlah  pembelian  dan  harga  pembelian  manggis  dari  pemasok  kepada  PT Agroindo Usaha Jaya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Jumlah Pembelian dan Harga Manggis Dari Pemasok Tahun 2006 Bulan
Jumlah Pembelian Kg
Harga Pembelian RpKg
Total Pembelian
Rp
Januari 10.012
5.000 50060000
Febuari 6.914
5.000 34570000
Maret 6.860
5.000 34300000
April 1.508
6.000 9048000
Mei 1.004
6.000 6024000
Juni 174
6.000 1044000
Juli 196
6.000 1176000
Agustus 772
6.000 4632000
September 2.646
6.000 15876000
Oktober -
- -
November 3.796
6.000 22776000
Desember 17.956
6.000 107736000
Total 51.838
63.000 287.242.000
Sumber: PT. Agroindo Usaha Jaya, 2007.
C. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Para pembeli produk buah manggis PT Agroindo Usaha Jaya berasal dari beberapa  negara  diantaranya  Timur  Tengah  yaitu  Uni  Emirat  Arab,  Arab  Saudi,
Qattar,  dan  Bahrain  sementara  dari  Eropa  yaitu  Perancis  dan  Belanda.  Pembeli bisa  bebas  memilih  perusahaan  pengekspor,  tetapi  biasanya  pembeli  akan  loyal
pada  perusahaan  yang  telah  menjalin  hubungan baik  selama  ini.  Kekuatan  tawar menawar  pembeli  terlihat  dimana  perusahaan  harus  dapat  memenuhi  beberapa
persyaratan yang diajukan oleh pembeli diantaranya mengenai mutu dan kualitas
83
produk  harus  sesuai  standar,  dapat  memenuhi  setiap  permintaan,  tepat  waktu dalam  pengiriman  dan  mempunyai  harga  yang  kompetitif.  Kekuatan  tawar
menawar  pembeli  didalam  perusahaan  PT  Agroindo  Usaha  Jaya  tidak  begitu besar. Hal ini terlihat dari volume ekspor manggis PT Agroindo Usaha Jaya yang
mengalami  peningkatan  pada  tahun  2006  sebesar  51.838  menjadi  60.711  pada tahun  2007.  Dengan  laju  pertumbuhan  sebesar  7,57  persen  per  tahun  dari  tahun
2000 sampai 2007
D. Persaingan Diantara Para Anggota Industri
Persaingan  diantara  para  perusahaan  pengekspor  buah  manggis  sangat tinggi  dimana  para  pesaing  berasal  dari  dalam  negeri  dan  luar  negeri.  Di  dalam
negeri  terdapat  perusahaan-perusahaan  sejenis  yang  mempunyai  negara  tujuan ekspor  yang  sama  dengan  PT  Agroindo  Usaha  Jaya  yaitu  Timur  Tengah
diantaranya adalah PT Alindojaya Pratama dengan kapasitas ekspor 10-25 ton per tahun, PT Besari Javaica dengan kapasitas ekspor 10 ton per tahun dan  Emerald
Trading Inc dengan kapasitas ekspor 90-100 ton per tahun rata-rata. Adanya  persaingan  diantara  perusahaan  pengekspor  buah  manggis
merupakan salah satu ancaman bagi PT Agroindo Usaha Jaya.
6.3 Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan