BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di arahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Prinsip tujuan akhir pengajaran bahasa yaitu agar siswa terampil
berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis Depdikbud, 1995.
Seperti halnya keterampilan bahasa, keterampilan menyimak merupakan salah satu kegiatan bahasa yang paling awal dan dasar dari proses pembelajaran
berbahasa. Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis. Hal ini terbukti
ketika manusia masih bayi dan Belum mampu berbicara, tetapi sudah mampu menyimak pembicaraan orang di sekitarnya.
Dalam pergaulan di masyarakat, kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan dari pada kegiatan bahasa yang lain. Hal ini dibuktikan oleh Wilga M.
Rivers dalam Sutari, dkk. 1997:8, kebanyakan orang dewasa menggunakan 45 waktunya untuk menyimak, 30 untuk berbicara, 16 untuk membaca, dan 9
untuk menulis. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa keterampilan menyimak sangat dibutuhkan manusia dalam berkomunikasi secara lisan baik di lingkungan
formal maupun informal.
1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat menuntut kemahiran seseorang untuk menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat,
baik melalui berbagai media atau melalui tatap muka muka langsung. Penguasaan keterampilan menyimak dibutuhkan oleh siswa dalam menyimak pelajaran.
Dalam proses pembelajaran siswa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Sebaliknya keberhasilan siswa
dalam belajar juga ditentukan oleh daya simak siswa. Saat ini siswa tidak hanya dituntut untuk memahami informasi yang disampaikan secara langsung,
melainkan juga harus memahami informasi yang disampaikan secara tidak langsung.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi keterampilan menyimak siswa yang mengambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada pembelajaran bahasa. Salah satu keterampilan bahasa yang harus diajarkan adalah keterampilan
menyimak. Mengingat keterampilan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang paling dasar dan perlu diajarkan secara optimal.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lusan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menagkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan Tarigan, 1994:28. Menyimak merupakan salah satu kompetensi dasar yang menjadi bagian dari standar kompetensi keterampilan berbahasa siswa
SMP kelas VIII. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan terdapat kompetensi
dasar yang harus dicapai siswa, yaitu siswa mampu menemukan pokok-pokok berita yang didengar atau ditonton melalui radio atau televisi. Adapun indikator
yang harus dicapai adalah mampu menentukan pokok pikiran utama berita, mampu menemukan unsur-unsur pokok berita, dan mampu menyimpulkan berita
yang disimak. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pengampu mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A SMP 3 Kudus, pembelajaran menyimak berita siswa kelas VIII A masih rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu 1 siswa menyepelekan pembelajaran menyimak, karena merasa sudah bisa dan mudah, 2 guru mata pelajaran jarang menggunakan media saat
pembelajaran menyimak, dan 3 materi simakan masih terbatas. Upaya peningkatan prestasi siswa tidak lepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhi. Hal ini diperlukan guru yang kreatif yang dapat membantu pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas perlu
dirancang dan dibangun sedemikian rupa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran dapat optimal. Untuk
melengkapi komponen belajar dan pembelajaran sudah seharusnya guru memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran
secara efektif dan efisien. Media pembelajaran merupakan perantara sumber pesan dengan penerima
pesan dan berperan penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran juga merupakan sarana informasi yang bertujuan agar terjadi perubahan perilaku pada
siswa, baik berupa kognitif pengetahuan, afektif sikap, maupun psikomotorik
keterampilan. Selain itu, dengan media pembelajaran, materi yang disampaikan oleh guru akan lebih jelas. Oleh karena itu, guru tidak boleh mengabaikan media
pembelajaran. Guru bahasa Indonesia harus dapat memotivasi siswa belajar khususnya
dalam pembelajaran menyimak. Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran
yang menyenagkan. Untuk menghindari kebosanan siswa terhadap penggunaan media pembelajaran perlu teknik pemanfaatan media pembelajaran yang tepat,
sehingga pembelajaran menyimak yang dianggap membosankan bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
Kedudukan media dan model pembelajaran memiliki peranan yang penting karena dapat membantu proses belajar siswa. Penelitian ini menggunakan
media audio dan model stratta untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita. Media audio adalah alat bantu mengajar yang berhubungan dengan bunyi-
bunyian atau indera pendengaran. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain radio, alat perekam, kaset, piringan
hitam, dan laboratorium bahasa. Model pembelajaran stratta adalah suatu model pembelajaran yang
meliputi tiga langkah pokok yaitu 1 penjelajahan, 2 interpretasi, dan 3 rekreasi Wardani, yang dimaksud dengan penjelajahan dalam penelitian ini
adalah siswa diberi kesempatan memahami berita yang diputarkan oleh guru dengan cara menyimak berita secara menyeluruh. Pada langkah interpretasi, siswa
menganalisis hasil simakan dan membuat catatan hal-hal yang penting. langkah
selanjutnya adalah rekreasi. Dalam rekreasi siswa diminta untuk menyimpulkan apa yang telah disimak dengan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan media
audio dan model stratta ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan topik meningkatkan keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media
audio dan model stratta siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus. Penggunaan media audio dan model stratta diharapkan akan mempermudah dan memotifasi siswa
untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
1.2 Identifikasi Masalah