cxlvi
016. BB 6 4 3
Ashamed of his monstrous form, the Beast hid inside the castle. A magic mirror was his only window to the outside world.
As years passed, he fell into despair. He did not believe that anyone could ever
love him. CPBR 4 5 3
Malu karena penampilannya, Pangeran yang sekarang buruk rupa bersembunyi di dalam istananya. Sebuah cermin ajaib menjadi satu-satunya jendela untuk melihat
dunia luar. Tahun demi tahun berlalu. Pangeran Buruk Rupa menjadi putus asa. Dia yakin
tidak seorangpun yang bisa mencintainya.
017. BB 6 4 3
Ashamed of his monstrous form, the Beast hid inside the castle. A magic mirror was his only window to the outside world.
As years passed, he fell into despair. He did not believe that anyone could ever
love him.
CPBR 10 6 3
Malu karena penampilannya, Pangeran yang sekarang buruk rupa bersembunyi di dalam istananya. Sebuah cermin ajaib menjadi satu-satunya jendela untuk melihat
dunia luar. Tahun demi tahun berlalu. Pangeran Buruk Rupa menjadi putus asa. Dia yakin
tidak seorangpun yang bisa mencintainya.
018. BB 7 5 3
Ashamed of his monstrous form, the Beast hid inside the castle. A magic mirror was his only window to the outside world.
As years passed, he fell into despair. He did not believe that anyone could ever
love him.
CPBR 12 7 3 Malu karena penampilannya, Pangeran yang sekarang buruk rupa bersembunyi di
dalam istananya. Sebuah cermin ajaib menjadi satu-satunya jendela untuk melihat dunia luar.
Tahun demi tahun berlalu. Pangeran Buruk Rupa menjadi putus asa. Dia yakin tidak seorangpun yang bisa mencintainya.
019. BB 9 2 4 In a nearby village there lived a young girl named Belle. She was very beautiful.
But Belle unlike the other girls in the village, cared only for her books and always felt out of place.
cxlvii
CPBR 11 2 4 Di sebuah desa dekat istana itu, tinggalah seorang gadis bernama Bela. Bela
cantik jelita. Tetapi, dia lain dari pada gadis-gadis lainnya. Bela menghabiskan sebagian besar waktunya dengan membaca buku.
020. BB 11 4 4
Kategori