Sedangkan dalam ranah apektif terdapat beberapa jenis kategori sebagai hasil belajar, yaitu:
1 Recivingattending,yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situsi, gejala, dan lain-lain.
2 Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang
kepada dirinya. 3
Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesedi-
aan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4 Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang dimilikinya.
5 Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
22
Pada ranah psikomotoris terdapat enam tingkat keterampilan, yakni: 1
Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. 2
Keterampilan pada gerakan-garakan dasar. 3
Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
4 Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan. 5
Gerakan-gerakan skil, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
6 Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretative.
23
22
Ibid, h. 29-30.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara garis besarnya dibagi dalam dua faktor utama, yaitu:
1 Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor internal ini terdiri dari dua macam kondisi, yaitu kondisi fisiologis siswa yang berkenaan dengan kesehatan dan kebugaran fisik, kondisi
panca indra terutama penglihatan dan pendengaran dan kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi hasil belajar, seperti minat, bakat,
motivasi, intelegensi, sifat, dan kebiasaan belajar, ketekunan,dan kemampuan kognitif.
2 Faktor yang berasal dari luar diri siswa
Faktor ini berasal dari luar diri siswa yang dapat menentukan atau mempe- ngaruhi hasil belajar antara lain adalah faktor lingkungan. Faktor
lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah lingkungan belajar yaitu kualitas atau mutu pengajaran di sekolah, artinya
sejauh mana proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung secara efektif.
Prinsip penilaian hasil belajar adalah: 1
Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian,
dan interpretasi hasil penilaian. 2
Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap
saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan. 3
Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya,
penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan bersifat komprehensif.
4 Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.
24
23
Ibid, h. 30-31.
24
Sudjana, op. cit., h. 8.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa kelas V MI Al-Mukhlisin dari tes objektif yang diberikan setelah proses
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan diberikan pada tiap akhir siklus tes siklus I dan tes siklus II.
3. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai apabila salah satu komponen dalam belajar mengajar tidak digunakan atau dilaksanakan.
Salah satunya adalah metode.
Menurut Asnely Ilyas dalam Majid, istilah metode at-thariqah memiliki arti jalan atau cara yang harus ditempuh.
25
Metode adalah cara atau alat untuk mencapai tujuan.
26
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran.
27
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, metode pendidikan ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik.
28
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal.
29
Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peranan yang yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Kedudukan metode
di dalam proses belajar mengajar, yaitu:
25
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, cet. 9, h. 135.
26
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, cet. 4, h. 75.
27
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendais Kemenag, 2009, h. 116.
28
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, cet. 9, h. 131.
29
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2011, cet. 8, h. 147.
1 Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, yakni metode berfungsi sebagai
alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 2
Metode sebagai strategi pengajaran. Perbedaan daya serap anak didik dalam menerima pelajaran memerlukan strategi pembelajaran yang tepat.
Salah satunya metodelah yang berperan penting dalam strategi pembelajaran.
3 Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan
metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.
30
b. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan meterinya melalaui percobaan atau mencobakan sesuatu serta
mengamati secara proses. Eksperimen sulit dipisahkan dengan demonstrasi karena keduanya kemungkinan dapat digunakan secara bersama. Dengan eksperimen
dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya. Dan setelah eksperimen selesai
ditugaskan untuk membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, lalu didiskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan.
31
Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
32
Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan,
atau proses sesuatu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
30
Djamarah dan Zain, op. cit., h. 74.
31
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendais Kemenag, 2009, h. 122.
32
Roestiyah dan Yumiati Suharto, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1985, h. 80.
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Karakteristik metode eksperimen dan pengalaman belajar dalam penggunaan metode eksperimen:
33
Tabel 2.1. Karakteristik dan Pengalaman Belajar Metode Eksperimen No.
Karakteristik Metode Pengalaman Belajar
1 Ada alat bantu yang digunakan
Mengamati sesuatu.
2 Siswa aktif mencobakan.
Membuktikan hipotesis.
3 Guru membimbing.
Menemukan hasil percobaan. 4
Tempat dikondisikan. Membuat kesimpulan..
5 Ada pedoman untuk siswa.
Membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
6 Ada topik yang dieksperimenkan
dan temuan-temuan. Menerapkan konsep informasi
dari eksperimen.
Berikut ini tabel keunggulan dan kelemahan dari metode eksperimen.
Tabel 2.2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen No.
Keunggulan Kelemahan
1 Dapat membangkitkan rasa ingin tahu
siswa. Memerlukan alat pembelajaran
dan biaya. 2
Dapat membangkitkan rasa ingin menguji sesuatu.
Memerlukan waktu yang relatif banyak.
3 Menimbulkan rasa kurang puas, ingin
lebih baik. Bila siswa kurang motivasi, maka
eksperimen tidak akan sukses. 4
Isi pembelajaran bersifat aktual. Sedikit sekolah yang memiliki
sarana untuk eksperimen. 5
Siswa mampu membuktikan sesuatu. Siswa belum terbiasa dengan
eksperimen. 6
Dapat mengembangkan sikap kritis dan ilmiah.
Menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
7 Belajar membuktikan sesuatu
Lebih sesuai dengan bidang- bidang sains dan teknologi.
33
Masitoh dan Dewi, op. cit., h. 122.
Prosedur pelaksanaan metode eksperimen: 1
Persiapan alat bantu alat eksperimen. 2
Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen.
3 Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerjapedoman
eksperimen yang disusun secara sistematis. Sehingga selama siswa dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan.
4 Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan
diskusi, tanya jawab, dan atau tugas. 5
Kesimpulan.
34
Kemampuan guru yang harus dimiliki agar eksperimen berhasil dengan baik, diantaranya:
1 Mampu membimbing siswa dari rumusan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen. 2
Menguasai konsep yang dieksperimenkan. 3
Mampu mengelola kelas. 4
Mampu memberikan penilaian secara proses. Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang
eksperimen adalah: 1
Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui eksperimen. 2
Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen. 3
Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras. Berdasarkan uraian di atas, metode eksperimen dapat memberi kesempatan
pada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep pada materi pelajaran dengan melalui percobaan, mengamati objek, menganalisis, membuktikan, dan
menarik kesimpulan. Sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator saja.
Metode eksperimen dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai suatu cara belajar siswa untuk mencoba, menguji, serta mencari dan
menemukan jawaban pasti dari suatu masalah, dalam hal ini tentang sifat-sifat
34
Op. cit., h. 123.