Karakteristik Profesionalisme Guru Kajian Teori

6. Menebarkan kasih sayang dan lemah-lembut kepada anakpeserta didik. 7. Menampilkan sikap kedewasaan dalam bermuamalah dengan anakpeserta didik. 8. Menampilkan kepribadian yang kuat, bersemangat tinggi, berdedikasi penuh keikhlasan. 9. Mendoakan anakpeserta didik di luar pengetahuan mereka tanpa sepengatahuan mereka, pen untuk kebaikan mereka dan keluarga mereka di dunia dan akhirat. 10. Senantiasa siap memperbaiki kekuarangan diri dalam berbagai hal. 31 Jadi karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru yang memiliki kematangan secara pribadi, emosi, intelektual, sosial dan sebagainya, yang mencerminkan akhlak islami baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Adapun berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10, dijelaskan bahwa profesionalisme guru memiliki karakteristik yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya bahwa kompetensi tersebut mencakup: a. Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1 Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan. 2 Pemahaman terhadap peserta didik. 3 Pengembangan kurikulumsilabus. 4 Perancangan pembelajaran. 5 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 6 Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 7 Evaluasi hasil belajar, dan 8 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya b. Kompetensi kepribadian, sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1 Mantap. 2 Stabil. 3 Dewasa. 31 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 5, h.152-153 4 Arif dan bijaksana. 5 Berwibawa, dan 6 Berakhlak mulia. 7 Menjadi tedalan bagi pesera didik dan masyarakat. 8 Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan 9 Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: 1 Berkomunikasi lisan, tulisan danisyarat. 2 Menggunakan tekonologi komunikasi dan informasi secara fungsional, dan 3 Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik. 4 Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 32 Penjabaran lain mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalani tugas keprofesiannya adalah: a Kompetensi Pribadi Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan yang harus digugu dan ditiru. Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan pengembangan kepribadian personal competencies diantaranya: 1. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya. 2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama. 3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. 4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata krama. 5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik. 33 b Kompetensi Profesional 32 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008 Cet. ke-3 33 Ibid., h.145 Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini. Adapun beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya: 1. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. 2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar dan sebagainya. 3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya. 4. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. 5. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. 6. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. 7. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran. 8. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan. 9. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. 34 c Kompetensi Sosial Kemasyarakatan Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: 1. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional. 2. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakat. 3. Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok. 35 Kemudian dalam PP No. 19 Tahun. 2005 Pasal 28 menegaskan mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut: 34 Ibid., h.145-146 35 Ibid., h.146 1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dansertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: 1 Kompetensi pedagogik; 2 Kompetensi kepribadian; 3 Kompetensi profesional; dan 4 Kompetensi sosial. 4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dansertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat dianggap menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. 5. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sampai dengan 4 dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. 36 Dalam PERMENDIKNAS RI No. 16 Tahun. 2007 Pasal 1 dan 2 mengenai Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan pula bahwa: Pasal 1 1. Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. 2. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2 Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma D-IV atau Sarjana S1 akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri. 37 36 Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: FokusMedia, 2013 37 Afnil Guza eds, Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Asa Mandiri, 2009, Cet. ke-9 Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka fokus penelitian ini adalah mengenai profesionalisme guru yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam mengajar, karena kompetensi tersebut merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru agar dapat tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan. Berikut adalah penjabaran indikator keterampilan guru terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sebagaimana menurut Turney yang dikutip oleh E. Mulyasa mengemukakan bahwa keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pengajaran adalah: 1. Keterampilan bertanya Diantara keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru meliputi: a. Keterampilan bertanya dasar, mencakup pertanyaan yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian kesempatan berpikir, pemberian tuntutan. b. Keterampilan bertanya lanjutan, merupakan kelanjutan dari keterampilan dasar. Diantara keterampilan bertanya lanjutan yang harus dikuasai guru meliputi: pengubahan tingkat kognitif, pengaturan urutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, mendorong terjadinya interaksi. 38 2. Keterampilan memberi penguatan, merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian seperti “bagus, tepat, bapak puas dengan hasil kerja kalian”, sedangkan secara nonverbal dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol dan kegiatan yang menyenangkan. 39 3. Keterampilan mengadakan variasi, merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu: 38 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 70-76 39 Ibid., h. 77-78 a. Variasi dalam gaya belajar variasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1 Variasi suara rendah, tinggi, besar, kecil. 2 Memusatkan perhatian. 3 Membuat kesenyapan sejenak diam sejenak. 4 Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik. 5 Variasi gerakan badan dan mimik. 6 Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah kelas, dan ke belakang kelas, tetapi jangan mengganggu suasana pembelajaran. b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar Variasi ini dapat dilakukan sebagai berikut: 1 Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat. 2 Variasi alat dan bahan yang dapat didengar. 3 Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. 4 Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan belajar. c. Variasi dalam pola interaksi Variasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut: 1 Variasi dalam pengelompokkan peserta didik seperti klasikal, kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan. 2 Variasi tempat kegiatan pembelajaran seperti di kelas dan di luar kelas. 3 Variasi dalam pola pengaturan guru seperti seorang guru dan tim. 4 Variasi dalam pola pengaturan hubungan guru dengan peserta didik baik secara langsung tatap muka, dan melalui media. 5 Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran baik terbuka maupun tertutup. 6 Variasi dalam pengorganisasian pesan. 7 Variasi dalam pengelolaan pesan. d. Variasi dalam kegiatan Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dilakukan sebagai berikut: 1 Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran. 2 Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar. 3 Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi. 4 Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik. 40 4. Keterampilan menjelaskan, merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. 41 40 Ibid.., h. 78-80 41 Ibid., h. 80 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka dan menutup pelejaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk menilai dan mengakhiri pembelajaran, agar kegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan pembelajaran perlu dilakukan secara profesional. a. Membuka pelajaran, upaya yang dapat dilakukan guru adalah : 1 Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan. 2 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari. 3 Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugastugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 4 Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang disajikan. 5 Mengajukan pertanyaan baik yang mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. b. Menutup pelajaran, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1 Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. 2 Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dipelajari. 3 Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan baik individu maupun kelompok sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari. 4 Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan. 42 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut : a Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. b Memperluas masalah atau urunan pendapat. c Menganalisis pandangan peserta didik. d Meningkatkan partisipasi peserta didik. e Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. f Menutup diskusi. 43 7. Keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut: a Penciptaan dan pemeliharaan iklim yang optimal. 42 Ibid., h. 83-84 43 Ibid., h.89 b Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. c Pengelolaan kelompok dengan cara: peningkatan kerjasama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul. d Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah. 44 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan: a Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas. b Membimbing dan memudahkan belajar yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. c Perencanaan penggunaan ruangan. d Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik. 45 Berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa tugas seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan karena untuk dikatakan sebagai guru yang profesional guru tersebut harus memiliki kemampuan dan keterampilan atau lebih dikenal dengan kompetensi. Diantara kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, pribadi, sosial dan profesional. Adapun berbicara mengenai kompetensi guru, kompetensi profesional merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan kinerja guru yang ditampilkan dalam profesi keguruan, akan tetapi keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, guru yang memiliki profesionalisme adalah guru yang terampil dan memenuhi keempat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik pribadi, profesional dan sosial, kemudian mampu menyusun strategi mengajar, menguasai bahan ajar serta mampu menyusun program maupun membuat penilaian hasil belajar yang tepat dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. 44 Ibid., h. 91-92 45 Ibid., h. 92 Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan profesionalisme guru PAI adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yaitu pendidikan agama Islam yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur akademis yang berlaku.

4. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut PP RI No.55 Tahun 2007 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama adalah “pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya yang dilaksanakan sekurang- kurangnya melalui mata pelajarankuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan ”. 46 Sedangkan menurut Muhaimin pendidikan keislaman atau pendidikan agama Islam adalah “upaya mendidikkan agama Islam atau didik dalam hal mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan jasmani maupun rohani peserta didik menuju ke arah kedewasaan, dalam rangka menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai pandangan hidupnya.

b. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama islam

Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam PAI menurut Zuhairini dkk sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu: 1 Dasar YuridisHukum Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang- undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam yaitu: 46 Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: FokusMedia, 2013 a Dasar ideal b Dasar structuralkonstitusional c Dasar opasional 2 Segi Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam. 3 Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. 47

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya ”. 48 Sedangkan Syaiful Bahri mendefinisikan prestasi adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individu maupun kelompok ”. 49 Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil pencapaian tertentu dalam suatu usahakegiatan yang dilakukan oleh seseorang baik individu maupun kelompok. Adapun mengenai pengertian belajar terdapat beberapa pendapat di antaranya: 1. Cronbach memberikan definisi belajar yaitu “Learning is shown by change in behavior as a result of experience”. 2. Harold Spers memberikan batasan pengertian belajar yaitu “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. 3. Geoch mengatakan belajar adalah “Learning as a change in performance as a result of practic e”. 50 47 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis..., h.132-133