Syarat-syarat Profesionalisme Guru Kajian Teori

terlebih menjadi guru profesional disamping harus memahami dan menguasai teknikmetode pembelajaran, guru tersebut harus juga memiliki kepribadian yang baik sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya. Hal ini dianggap penting karena mengingat profesi guru saat ini banyak diminati oleh kalangan masyarakat, akan tetapi sangat sedikit diantara mereka yang benar-benar kompeten dibidangnya. Dengan kata lain sosok guru yang profesional masih sangat terbatas dan dibutuhkan pula keberadaannya sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas. Menurut Oemar Hamalik, persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional meliputi: 1 Memiliki bakat menjadi guru, 2 Memiliki keahlian sebagai guru, 3 Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi, 4 Memiliki mental yang sehat, 5 Berbadan sehat, 6 Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas, 7 Guru adalah manusia yang berjiwa Nasionalis, 8 Guru adalah seorang warga yang baik. 24 Menurut Al-Ghazali dalam kitab Ihya „Ulumuddin sebagaimana yang dikutip oleh Asrorun Ni’am Shaleh menyatakan bahwa, Al-Ghazali memberikan batasan yang ketat bagi profesi pendidikan sebagai prasyarat yang harus dipenuhi diantaranya: a. Pendidik harus mempunyai sifat kasih sayang terhadap anak didik serta mampu memperlakukan mereka sebagai anak sendiri. Sifat kasih sayang pendidik pada akhirnya akan melahirkan keakraban, percaya diri dan ketentraman dalam belajar. Suasana yang kondusif inilah yang mempermudah proses transformasi dan transfer ilmu pengetahuan. b. Pendidik melakukan aktifitas karena Allah swt. Artinya pendidik tidak melakukan komersialisasi dunia pendidikan. Dunia pendidikan adalah sarana transfer ilmu pengetahuan yang merupakan kewajiban bagi setiap orang yang berilmu. 24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 118 c. Pendidik harus mampu memberi nasehat yang baik kepada anak didik. Nasehat ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, seperti pendidik mengarahkan murid dalam tahapan-tahapan belajar. Nasehat itu juga bisa berbentuk warning orientasi belajar yaitu untuk memdekatkan diri kepada Allah. d. Pendidik harus mampu mengarahkan anak didik kepada hal-hal yang positif dan mencegah mereka melakukan aktifitas yang dekstruktif. Segala bentuk nasehat ini dilakukan dengan cara yang halus dan tidak melukai perasaan. Hal ini untuk menjaga kesetabilan emosi mereka dalam krangka proses belajar. e. Mengenali tingkat nalar dan intelektualitas anak didik.hal ini diperlakukan sebagai acuan untuk menentukan kadar ilmu pengetahuan yang akan diberikan. Pendidik harus bisa memahami perbedaan individu anak didik, sehingga dapat diidentifikasi kemampuaan khususnya. Dalam konteks ini pendidik dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa mereka agar prose belajar dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran. f. Pendidik harus mampu menumbuhkan kegairahan murid terhadap ilmu yang dipelajarinya tanpa menimbulkan sikap apriori terhadap disiplin ilmu yang lain. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan anak didik terjebak pada sifat panatik terhadap disiplin ilmu yang melalaikan yang lain. g. Pendidik harus mampu mengidentifikasi kelompok anak didik usia didni dan secara khusus memberikan materi ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan kejiwaannya. Kelompok usia dini ini lebih tepat diberi materi ilmu praktis, tanpa argumentasi yang berat dan melelahkan. h. Pendidik harus memberikan teladan kepada anak didiknya, perilakunya juga harus sesuai dengan kapasitas keilmuannya. 25 Menurut Cahyadi Takariwan sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari Muchtar, menyebutkan bahwa beberapa kemampuan khas yang harus dimiliki oleh para gurupendidik muslim khususnya yaitu: a. Kemampuan berbahasa Aarab b. Kemampuan berbahasa Indonesia c. Kemampuan menulis dengan huruf Arab d. Kemampuan menulis huruf latin e. Kemampuan berbicara secara logis, teratur, sistematik, dan mudah di pahami f. Kemampuan beretorika berpidatoceramah g. Kemampuan mendengarkan pembicaraan anak didik, misalnya berupa masukan, keluhan, permintaan, pertanyaan, bahkan keritikan mereka 25 Asrorun Ni’am Shaleh, Reorientasi Pendidikan Islam, Mengurai Relevansi Konsep Al- Ghazali dalam Konteks Kekinian, Jakarta: Elsas, 2006, Ce. 4, h. 72-75 h. Kemampuan menyegarkan suasana,, agar tetap kondusif dan anakpeserta didik tetap bersemangat belajar i. Kemampuan berkomunikasi secara efektif j. Kemampuan bercerita, misalnya kisah para Nabi, Rosul sahabat Rosulallah, dan paraa pahlawamujahidin Islam k. Kemampuan memimpin orum, misalnya diskusimusyawarah. l. Kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah anakpeserta didik. 26 Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa syarat guru profesional adalah selain guru tersebut berkompeten dibidangnya, guru tersebut juga harus memiliki pengalaman dan wawasan luas dalam hal ilmu mendidik, serta memiliki kepribadian muslim yang baik sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulallah saw. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt:                   “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah ” Qs. Al- Ahzab:21. 27 Ayat diatas mengindikasikan bahwa Rasulallah saw. merupakan guru bagi umatnya, karena keberhasilan beliau dalam mengajar dan memdidik lebih banyak menyentuh aspek perilaku yaitu keteladanan yang baik dari Rasul uswatun khasanah. Oleh sebab itu, guru PAI harus bisa menjadi uswatun khasanah bagi peserta didiknya karena secara sadar atau tidak, semua prilaku guru dalam 26 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 5, h. 153 27 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahan, h. 420 proses pendidikan bahkan di luar konteks proses pendidikan prilaku guru akan ditiru oleh siswanya. 28

3. Karakteristik Profesionalisme Guru

Guru dalam menjalankan tugasnya, selalu dihadapkan pada permasalahan baik menyangkut masalah pribadi maupun dengan pekerjaannya, akan tetapi seorang guru yang profesional akan mampu memposisikan dirinya dengan baik antara masalah pribadi dan pekerjaannya baik itu yang menyangkut masalahnya dengan peserta didik dikelas maupun dengan pihak sekolah serta hubungannya dengan masyarakat. Oleh sebab itu, seorang pendidik dalam menyandang profesinya harus menjaga nama baik almamater pendidikan dengan karakteristik pencitraan yang baik, tidak hanya baik di mata masyarakat akan tetapi yang terpenting adalah di mata peserta didik yang akan menjadikannya sebagai sosok guru yang teladan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, “karakter mempunyai pengertian sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. 29 Sedangkan karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu ”. 30 Berikut adalah karakter akhlak kepribadian pendidik yang harus dimilki oleh seorang gurupendidik menurut Cahyadi Takariawan sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari Muchtar adalah: 1. Berusaha menampilkan keteladanan yang maksimal di depan anak didik dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang kehidupan. 2. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui aktivitas ibadah lillahi wahdah karena Allah saja. 3. Menjaga kerapian, keindahan dan kebersihan dalam berpakaian atau berpenampilan secara umum. 4. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepasitas keilmuan. 5. Melaksanakan syiar-syiar ubudiyah. 28 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan Kompetensi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 165 29 Tim Reality, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Reality Publisher, 2008, Cet. 1 h. 337 30 Ibid. , h. 337 6. Menebarkan kasih sayang dan lemah-lembut kepada anakpeserta didik. 7. Menampilkan sikap kedewasaan dalam bermuamalah dengan anakpeserta didik. 8. Menampilkan kepribadian yang kuat, bersemangat tinggi, berdedikasi penuh keikhlasan. 9. Mendoakan anakpeserta didik di luar pengetahuan mereka tanpa sepengatahuan mereka, pen untuk kebaikan mereka dan keluarga mereka di dunia dan akhirat. 10. Senantiasa siap memperbaiki kekuarangan diri dalam berbagai hal. 31 Jadi karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru yang memiliki kematangan secara pribadi, emosi, intelektual, sosial dan sebagainya, yang mencerminkan akhlak islami baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Adapun berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10, dijelaskan bahwa profesionalisme guru memiliki karakteristik yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya bahwa kompetensi tersebut mencakup: a. Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1 Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan. 2 Pemahaman terhadap peserta didik. 3 Pengembangan kurikulumsilabus. 4 Perancangan pembelajaran. 5 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 6 Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 7 Evaluasi hasil belajar, dan 8 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya b. Kompetensi kepribadian, sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1 Mantap. 2 Stabil. 3 Dewasa. 31 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 5, h.152-153