BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari 4 subbab, yaitu: 1 kompetensi pengambilan keputusan, 2 kecerdasan emosional, 3
kerangka berpikir, 4 hipotesis penelitian.
2.1. Kompetensi Pengambilan Keputusan
2.1.1. Pengertian
Competence kompetensi, kecakapan, kemampuan, wewenang ialah kelayakan untuk melakukan satu tugas, dan merupakan satu keadaan mental yang
memberikan kualifikasi seseorang untuk berwenang dan bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatannya Chaplin, 2008. Kompetensi yang dimaksud di sini
ialah satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai untuk menjalankan profesi tertentu.
Sedangkan keputusan ialah hasil pemutusan, yang telah ditetapkan setelah dipertimbangkan, dipikirkan, dsb.
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang tidak akan pernah lepas dari kegiatan kepemimpinan. Sedangkan yang sering terjadi selama ini ialah
kurangnya kesadaran bahwa tugas utama seorang pemimpin ialah pengambilan keputusan. Sebenarnya, segala sesuatu yang terjadi dalam sebuah organisasi
sebaiknya ialah karena telah diputuskan sedemikian rupa, bukan karena terjadi secara kebetulan semata. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, maka segala
pendadakan dapat dikurangi dan bahkan dihindari. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Siagian 1997 bahwa pengambilan keputusan merupakan inti
kepemimpinan, karena pengambilan keputusan ialah kegiatan intelektual yang secara sadar dilakukan oleh seseorang sehingga lebih menjamin bahwa hal-hal
yang dihadapi oleh organisasi telah diperhitungkan sebelumnya dan dengan demikian terhindar dari berbagai jenis pendadakan. Karena itu, berbagai model,
metode, dan teknik pengambilan keputusan harus dikuasai oleh orang-orang yang menduduki jabatan pimpinan apa pun bentuk, jenis, dan ukuran organisasi yang
dipimpinnya. Supranto 1998 mengatakan bahwa inti dari pengambilan keputusan ialah
terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi
penilaian mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Setiap pengambil keputusan harus mengetahui dalam
lingkungan yang bagaimana keputusan tersebut diambil. Bruine de Bruin, Parker, dan Fischhoff 2007:h.939 mengemukakan
mengenai cakupan kompetensi pengambilan keputusan, yaitu: Normative models of decision making typically identify four fundamental
skills: Belief assessment involves judging the likelihood of outcomes, value assessment involves evaluating outcomes, integration involves
combining beliefs and values in making decisions, and metacognition means knowing the extent of one’s abilities. Thus, these models judge the
quality of a decision by its process rather than by its outcome, although it is assumed that a person who uses better decision processes will be more
likely to experience good decision outcomes.
Dari beberapa definisi dan deskripsi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pengambilan keputusan dalam penelitian ini ialah
kompetensi seorang kepala sekolah dalam memilih suatu alternatif terbaik dari
berbagai macam alternatif yang tersedia untuk mencapai tujuan pendidikan dengan menguasai berbagai keterampilan dasar, model, metode, dan teknik yang
tepat dan efisien sesuai dengan lingkungan situasi keputusan.
2.1.2. Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan