c Nilai t
hitung
untuk kendali terhadap praktik X
3
, pada kolom Sig tingkat signifikansi = 0,044 lebih kecil dari tingkat kesalahan 5. Berdasarkan kriteria
tersebut berarti variabel kendali terhadap praktik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku kerja perawat Y di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Pirngadi Kota Medan. d Nilai t
hitung
untuk Variabel sumber daya yang memadai X
4
, pada kolom Sig tingkat signifikansi = 0,000 lebih besar dari tingkat kesalahan 5.
Berdasarkan kriteria tersebut berarti variabel sumber daya yang memadai secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku kerja perawat Y di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan.
Tabel. 4.24. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Coefficients
a
Unstandardized Standardized
Coefficients Collinierity Statistics
Model B Std.
Error Beta T Sig
Tolerance VIF
1 Constant
Total Kepemimpinan TOTAL SELURUH BEBAN
KERJA PERAWAT TOTAL SELURUH
PRAKTIK KEPERAWATAN
SUMBERFASILITAS YANG
MEMADAI ,281
,139 ,169
,118 ,338
,091 ,049
,059 ,058
,054 ,188
,186 ,153
,413 3,094
2,802 2,873
2,029 6,276
,002 ,006
,005 ,044
,000 ,647
,699 ,515
,675 1,545
1,430 1,944
1,481
a. Dependent Variabel
: Perilaku kerja
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Lingkungan Kerja Perawat terhadap Perilaku Kerja Perawat
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan
Berdasarkan hasil uji statistik regresi linier berganda, diketahui variabel independen lingkungan kerja perawat kepemimpinan dan manajemen, kendali
Universitas Sumatera Utara
terhadap beban kerja, kendali terhadap praktik, sumberfasilitas yang memadai secara bersama berpengaruh terhadap perilaku kerja perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan, dengan koefisien determinan R Square sebesar 0,534. yang artinya bahwa variabel perilaku kerja perawat dapat
dipengaruhi oleh variabel lingkungan kerja sebesar 53,4 sedangkan 46,6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Secara rinci sub
variabel lingkungan kerja dengan perilaku kerja perawat akan diuraikan berikut ini:
5.2. Pengaruh Kepemimpinan dan Manajemen terhadap Perilaku Kerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dan manajemen perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan
berada dalam kategori baik mencapai 59,1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan nilai
β = 0,139, p= 0,006 0,05, hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dan manajemen mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baik kepemimpinan dan manajemen disuatu rumah sakit maka semakin rendah perilaku mangkir dan keterlambatan serta cepat pulang. Hal ini sesuai dengan
temuan beberapa peneliti yang menyatakan bahwa konsekuensi dari lingkungan kerja diantaranya adalah perilaku mangkir dan terlambat Potter dan Steers dalam
Universitas Sumatera Utara
Pangabean, 2002. Aspek pekerjaan yang memiliki kontribusi terhadap timbulnya perilaku mangkir adalah aspek kebijakan organisasi dan otonomi perawat.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumarni 2004 dimana ada hubungan bermakna antara kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan produktifitas kerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit daerah kabupaten Tasikmalaya. Begitupun hasil penelitian Panjaitan 2002 yang juga menemukan ada hubungan
antara kepemimpinan yang efektif dengan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit Gatot Subroto Jakarta.
Hasil penelitian ini selaras dengan pendapat Mc Cusker 2002, yang mengatakan bahwa kemampuan manajer akan memengaruhi perilaku perawat dalam
melakukan praktik keperawatan, sedangkan menurut Gifford 2002 budaya organisasi yang berlaku dalam suatu rumah sakit juga akan memengaruhi kualitas
kondisi kerja perawat yang berdampak pada kualitas pemberian asuhan pada pasien. Untuk itu pihak rumah sakit perlu mengembangkan suatu model kepemimpinan dan
manajer yang efektif serta budaya organisasi yang kondusif di rumah sakit. Sebagai manajer yang langsung mengelola pelayanan keperawatan kepada klien, kepala
ruangan harus mampu mengelola stafperawat pelaksana maupun sumber-sumber lainnya, sehingga staf termotivasi untuk selalu senantiasa meningkatkan kinerjanya
dan berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pengaruh Kendali beban kerja perawat terhadap Perilaku kerja Perawat