lethal 3-5 Sv. Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang, maka orang yang terkena radiasi akan menderita: kecenderungan pendarahan dan infeksi, anemia
dan kekurangan haemoglobin, leukimia sumsum tulang stokastik. Efek stokastik karena penyinaran sumsum tulang adalah leukimia.
2.1.2.3.7.2 Saluran Pencernaan
Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala mual, muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. Kematian
dapat timbul karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang dapat timbul adalah kanker pada epitel saluran pencernaan.
2.1.2.3.7.3 Organ Reproduksi
Efek somatik non stokastik pada organ reproduksi adalah sterilitas, sedangkan efek genetik selalu stokastik terjadi karena mutasi gen atau kromosom pada sel
kelamin.
2.1.2.3.7.4 Sistem Syaraf
Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem syaraf terjadi pada dosis puluhan
Sievert
.
2.1.2.3.7.5 Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non stokastik yang masa tenangnya agak lama dan terjadi pada dosis lebih besar dari
1,5 Sievert.
2.1.2.3.7.6 Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis, mulai dari kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. Efek stokastik pada
kulit contohnya kanker kulit Wibowo, 2013. Kanker kulit biasanya terjadi setelah radiodermatitis kronik Koesyanto, 2014:105
2.1.2.3.7.7 Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput dalam serta luar dari tulang. Kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena
penimbunan Strontium 90 atau Radium 226 dalam tulang. Efek somatik stokastik berupa kanker pada sel epitel selaput tulang Wibowo, 2013. Terjadi pada para
pengecat lempeng radium dan petugas medis yang bertanggung jawab atas terapi radium. Radium akan berkumpul dalam matriks tulang Koesyanto, 2014:105.
2.1.2.3.7.8 Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar
namun mudah rusak karena kontaminasi internal oleh yodium radioaktif.
2.1.2.3.7.9 Paru-paru
Paru-paru umumnya menderita kerusakan akibat penyinaran, gas, uap atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang terhirup melalui
pernafasan.
2.1.2.3.7.10 Hati dan Ginjal
Kedua organ ini relatif tahan terhadap radiasi. Tubuh manusia pada dasarnya mempunyai mekanisme kemampuan
memperbaiki sel yang rusak pada dosis yang rendah. Sehingga probabilitas terjadinya efek ini dapat ditekan dengan penggunaan dosis yang serendah-
rendahnya. Dengan pemahaman potensi terjadinya efek deterministik dan efek
stokastik dalam upaya perlidungan terhadap para pekerja dan anggota masyarakat maka diterapkan sistem pembatasan dosis Anizar, 2009: 75-76.
2.1.3 Dosis
Dosis adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya Perka
BAPETEN Nomor 4, 2013.
2.1.3.1 Dosis Efektif
Hubungan antara peluang timbulnya efek biologi tertentu akibat penerimaan dosis ekuivalen pada suatu jaringan juga bergantung pada organ atau jaringan
yang tersinari. Untuk menunjukkan keefektifan radiasi dalam menimbulkan efek tertentu pada suatu organ diperlukan besaran baru yang disebut besaran dosis
efektif. Besaran dosis merupakan penurunan dari besaran ekuivalen yang dibobot Wibowo dkk, 2013.
2.1.3.2 Dosis Ekuivalen
Besaran dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem biologinya. Dalam konsep dosis
ekuivalen ini, radiasi apapun jenisnya asal nilai dosis ekuivalennya sama akan menimbulkan efek biologi yang sama pula terhadap jaringan tertentu. Faktor yang
menentukan dalam perhitungan dosis ekuivalen ialah kualitas radiasi yang mengenai jaringan. Kualitas radiasi ini mencakup jenis dan energi dari radiasi
yang bersangkutan Wibowo, 2013.