Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan teritorial laut: 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut searah penjuru mata angin, yaitu:
Utara Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km
[50]
, Singapura, Filipina, dan Laut Tiongkok Selatan
Selatan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
Barat Samudra Indonesia
Timur Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km
[50]
, Timor Leste, dan Samudra Pasifik
Indonesia saat ini secara de facto terdiri dari 34 provinsi
, lima di antaranya memiliki status yang berbeda
Aceh ,
Daerah Istimewa Yogyakarta ,
Papua Barat ,
Papua , dan
DKI Jakarta .
Provinsi dibagi menjadi 416 kabupaten
dan 98 kota
atau 7024 daerah setingkat kecamatan
atau 81626 daerah setingkat
desa .
B. Macam
– macam Wilayah NKRI
Menurut UU No. 43 Tahun 2008 Wilayah Negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut
teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya. Berikut akan dijelaskan mengenai
masing-masing macam-macam wilayah:
1. Daratan
Wilayah daratan Indonesia memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting bagi tegaknya kedaulatan Republik Indonesia. Wilayah daratan tempat pemukiman dan
kediaman warga negara atau penduduk Indonesia. Di atas wilayah daratan ini tempat berlangsungnya pemerintahan Republik Indonesia, baik pemerintah pusat maupun
daerah. Potensi wilayah daratan yaitu mengalir ratsan sungai, terhampar ribuan hektar area hutan, persawahan dan perkebuna. Selain itu banyak berdiri gedung-gedung
pemerintahan, pusat pebelanjaan dan pemukiman penduduk. Di bawah daratan terkandung kakayaan alam berupa bahan tambang seperti emas, batu bara, perak,
tembaga dll.
2. Perairan
Wilayah Perairan adalah perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial. Pada awalnya, ada dua konsepsi pandangan pokok mengenai wilayah lautan,
yaitu res nullius dan res communis. a. Res nullius adalah konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu dapat diambil
dan dimiliki oleh masing-masing negara. b. Res communis adalah konsepsi yang beranggapan bahwa laut itu adalah
milik masyarakat dunia sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh masing- masing negara.
Wilayah perairan Indonesia sebelum adanya deklarasi juanda wilayah teritorial bagi tiap-tiap pulau sejauh 3 mil. Sehingga muncullah lautan bebas ditengah-tengah
wilayah Indonesia yang membuat kapal-kapal asing bebas berlayar . Kapal-kapal Belanda dapat bebas menjelajahi perairan laut di antara pulau-pulau di Indonesia karena hukum
laut saat itu memang memungkinkan. Indonesia tidak memiliki hak untuk melarangnya apalagi kekuatan Angkatan Laut Indonesia masih jauh ketinggalan dengan Belanda.
Keberadaan laut bebas di antara pulau-pulau di wilayah Negara Republik Indonesia sangatlah janggal. Bagaimana pun penduduk antara satu dengan pulai lainnya
masih satu bangsa, sehingga tidak mungkin sebuah negara yang berdaulat dipisah- pisahkan oleh laut bebas sebagai pembatasnya. Sehingga pada 13 Desember 1957
pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi Djuanda ang menyatakan bahwa semua perairan disekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau
yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak mamandang luas atau lebarnya adalah bagian dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan
demikian merupakan bagian dari perairan nasional yang berada di bawah kelautan mutlak Negara Republik Indonesia. Isinya adalah:
“segala
segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada
perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada Negara Republik Indonesia. Lalu-lintas yang damai diperairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing
dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan denganmengganggu kedaulatan dan
keselamatan negara Indonesia”.
Masalah wilayah lautan telah memperoleh dasar hukum yaitu Konferensi Hukum Laut Internasional III tahun 1982 yang diselenggarakan oleh PBB atau United