Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS SIswa Kelas III SDN Puren.

(1)

SISWA KELAS III SDN PUREN Tiara Ayu Wardani

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas III SDN Puren. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa kelas III menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture; (2) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas III; dan (3) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: penyampaian kompetensi, penyajian materi, penyajian gambar, pemasangan gambar, penjajakan, penyajian kompetensi, penutup (2) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata tingkat keaktifan sebesar 40% (tidak aktif) pada siklus I meningkat menjadi 56,45% (cukup aktif) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 73,54 (aktif); (3) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 67,17 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 54,2%, pada siklus I menjadi 71,51 dengan persentase pencapaian KKM 58,60%, kemudian pada siklus II menjadi 82,41 dengan persentase pencapaian KKM 96,7%.


(2)

THE USE COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TYPE PICTURE AND PICTURE TO ENHANCE STUDENT LEARNING OUTCOMES AND THE LIVELINESS OF THE IPS

GRADE III SDN PUREN Tiara Ayu Wardani Sanata Dharma University

2015

This research is motivated by the low activity and the results of the third grade students of SDN Puren. The research aims to determine (1) how efforts to increase the activity and results of the third grade social studies students using cooperative learning model type Picture and Picture; (2) whether the use of cooperative learning model Picture and Picture can increase the activity of students in social studies students of class III; and (3) whether the use of cooperative learning model Picture and Picture can improve student learning outcomes in social studies in grade III SDN Puren the school year 2014/2015.

This research is a classroom action research (PTK). The subjects were students of class III SDN Puren 2014/2015 school year totaling 31 students. The object of this study is to increase student activity and student learning outcomes in social studies. The instrument used in this study is the observation sheet, interview and test. The data analysis technique used in this research is the analysis of quantitative and qualitative analysis descriptive.

The results showed that: (1) efforts to increase the activity and results of social studies using cooperative learning model type Picture and Picture has been carried out with the steps as follows: the delivery of competency, presentation materials, presentation drawings, installation drawings, assessment, presentation of competence, the cover (2) the use of cooperative learning model Picture and Picture can increase students' activity. It can be seen from the initial condition of the average activity level of 40% (inactive) in the first cycle increased to 56.45% (moderately active) and then on the second cycle increased to 73.54 (active); (3) the use of cooperative learning model Picture and Picture can improve student learning outcomes. It can be seen from the initial condition of average test scores of students amounted to 67.17 with the percentage achieved KKM by 54.2%, in the first cycle to 71.51 with the percentage achieved 58.60% KKM, then in the second cycle to 82,41 with a percentage of 96,7% KKM achievement.


(3)

i

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN PUREN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Tiara Ayu Wardani

NIM : 111134124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini kupersembahkan untuk:

Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan dan selalu mendampingi setiap langkahku.

Keluargaku tercinta Papa Muhari (Alm), Mama Dwi Rochartati, dan Ibu Tini yang selalu setia mendoakan, mendampingi, mendukung dan memberiku semangat.

Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2011 khususnya kelas C yang selalu memberikan semangat.

Seluruh warga sekolah SDN Puren

Segenap almamater Universitas Sanata Dharma yang memberikanku motivasi hingga terselesaikannya karya ini


(7)

v MOTTO

“Fa inna ma’al usri yusra. Inna ma’al usri yusra”

Karena sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan”

- Alam Nasyrah ayat 5-6 -

“Flowing and life continues to revolve” (Tiara Ayu Wardani)


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 07 Agustus 2015 Penulis,


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Tiara Ayu Wardani

NIM : 111134124

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN PUREN”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu persetujuan dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 07 Agustus 2015

Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN PUREN Tiara Ayu Wardani

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas III SDN Puren. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa kelas III menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture; (2) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas III; dan (3) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: penyampaian kompetensi, penyajian materi, penyajian gambar, pemasangan gambar, penjajakan, penyajian kompetensi, penutup (2) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata tingkat keaktifan sebesar 40% (tidak aktif) pada siklus I meningkat menjadi 56,45% (cukup aktif) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 73,54 (aktif); (3) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 67,17 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 54,2%, pada siklus I menjadi 71,51 dengan persentase pencapaian KKM 58,60%, kemudian pada siklus II menjadi 82,41 dengan persentase pencapaian KKM 96,7%.


(11)

ix ABSTRACT

THE USE COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TYPE PICTURE AND PICTURE TO ENHANCE STUDENT LEARNING OUTCOMES AND THE

LIVELINESS OF THE IPS GRADE III SDN PUREN Tiara Ayu Wardani

Sanata Dharma University 2015

This research is motivated by the low activity and the results of the third grade students of SDN Puren. The research aims to determine (1) how efforts to increase the activity and results of the third grade social studies students using cooperative learning model type Picture and Picture; (2) whether the use of cooperative learning model Picture and Picture can increase the activity of students in social studies students of class III; and (3) whether the use of cooperative learning model Picture and Picture can improve student learning outcomes in social studies in grade III SDN Puren the school year 2014/2015.

This research is a classroom action research (PTK). The subjects were students of class III SDN Puren 2014/2015 school year totaling 31 students. The object of this study is to increase student activity and student learning outcomes in social studies. The instrument used in this study is the observation sheet, interview and test. The data analysis technique used in this research is the analysis of quantitative and qualitative analysis descriptive.

The results showed that: (1) efforts to increase the activity and results of social studies using cooperative learning model type Picture and Picture has been carried out with the steps as follows: the delivery of competency, presentation materials, presentation drawings, installation drawings, assessment, presentation of competence, the cover (2) the use of cooperative learning model Picture and Picture can increase students' activity. It can be seen from the initial condition of the average activity level of 40% (inactive) in the first cycle increased to 56.45% (moderately active) and then on the second cycle increased to 73.54 (active); (3) the use of cooperative learning model Picture and Picture can improve student learning outcomes. It can be seen from the initial condition of average test scores of students amounted to 67.17 with the percentage achieved KKM by 54.2%, in the first cycle to 71.51 with the percentage achieved 58.60% KKM, then in the second cycle to 82,41 with a percentage of 96,7% KKM achievement.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini berjudulPenggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Kelas III SDN Puren.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, mendampingi, dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mendampingi, dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.


(13)

xi

6. Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A. selaku dosen penguji yang telah menguji skripsi yang ditulis peneliti.

7. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah.

8. Suyadi, S.Pd., SD. selaku Kepala SDN Puren yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.

9. Yanuar Ika, S. Pd selaku guru kelas III SDN Puren yang telah membantu peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini.

10. Para guru SDN Puren yang telah meluangkan waktu dan membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.

11. Siswa/siswi SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015 yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

12. Keluargaku tercinta, Papa Muhari (alm), Mama Dwi Rochartati, Ibu Tini, Bapak Wanto, Ibu Dewi, Bude Putu, Pakde Putu, dan adek-adekku sepupu. 13. Sahabatku Prakoso Bayu Kumoro, Yohanita Retno Cahyaningtyas, Odilla

Ajeng Estiningtyas Mianti, Dian Pertiwi, Paula Rima Tamala, Pramundika Tungga Dewi, Herlinda Tyas Noveria, dan Ilya Rosida.

14. Teman-teman PPL Hani, Ika, Tian, dan Mario.

15. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas C

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk semuanya.


(14)

xii

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 07 Agustus 2015

Penulis,


(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Batasan Pengertian ... 6


(16)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka berpikir... 33

D. Hipotesis Tindakan... 35

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Setting Penelitian ... 40

C. Rencana Tindakan ... 41

D. Instrumen Pengumpulan Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 56

E. Validitas dan Reliabilitas ... 64

F. Teknik Analisis Data ... 73

G. Indikator Keberhasilan ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Hasil Penelitian ... 78

B. Pembahasan ... 106

BAB V PENUTUP ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Keterbatasan Penelitian ... 115

C. Saran ... 116


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Siswa... 2

Tebel 3.2 Instrumen Penelitian Keaktifan dan Hasil Belajar ... 57

Tebel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan II sebelum divalidasi ... 59

Tabel 3.4 Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ... 62

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Keaktifan ... 63

Tabel 3.6 Panduan Wawancara Kepada Guru ... 65

Tabel 3.7 Panduan Wawancara Kepada Siswa ... 66

Tabel 3.8 Kriteria Validasi Perangkat pembelajaran ... 68

Tabel 3.9 Skor Hasil Perhitungan Validasi Lembar Pembelajaran .... 69

Tabel 3.10 Hasil Soal Evaluasi Siklus I yang Sudah Divalidasi ... 68

Tabel 3.11 Hasil Soal Evaluasi Siklus II yang Sudah Divalidasi ... 69

Tabel 3.12 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 70

Tabel 3.13 Kriteria Klasifikasi Reliabilitas Instrumen ... 72

Tabel 3.14 Hasil Reliabilitas Siklus I ... 72

Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Siklus II ... 73

Tabel 3.16 Kriteria Keaktifan Siswa ... 74

Tabel 3.17 Kriteria Keberhasilan ... 77

Tabel 4.1 Data Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 85

Tabel 4.2 Data Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 86


(18)

xvi

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Sesudah Tindakan Siklus I ... 90

Tabel 4.5 Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 99

Tabel 4.6 Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 100

Tabel 4.7 Data Keseluruhan Keaktifan Siswa Siklus II ... 102

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Sesudah Tindakan Siklus II ... 104

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hsil peningkatan Keatifan dan Hasil Belajar ... 111


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh gambar yang belum dipasangkan

dalam jenis pekerjaan ... 14

Gambar 2.2 Jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa ... 14

Gambar 2.3 Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang ... 15

Gambar 2.4 Bagan indikator keaktifan ... 20

Gambar 2.5 Literatur Map penelitian-penelitian relevan ... 33

Gambar 2.6 Alur kerangka berpikir ... 36

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart ... 40

Gambar 4.1 Diagram Persentase Keterampilan Berbicara Siklus I ... 80


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ... 120

Lampiran 1a Silabus Siklus I ... 121

Lampiran 1b Silabus Siklus II ... 129

Lampiran 2a RPP Siklus I ... 130

Lampiran 2b RPP Siklus II ... 143

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 176

Lampiran 4a Lembar Wawancara Guru ... 177

Lampiran 4b Lembar Wawancara Siswa ... 178

Lampiran 5a Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 179

Lampiran 5b Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 180

Lampiran 6a Soal Evaluasi Siklus I ... 181

Lampiran 6b Kunci Jawaban Siklus I ... 183

Lampiran 7a Soal Evaluasi Siklus II ... 184

Lampiran 7b Kunci Jawaban Siklus II ... 187

Lampiran 8a Data Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 188

Lampiran 8b Data Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 193

Lampiran 9 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 198

Lampiran 10 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 207

Lampiran 11a Hasil Perhitungan Skor Pengamatan Kondisi Awal ... 209

Lampiran 11b Hasil Perhitungan Skor Pengamatan Siswa Siklus I ... 210


(21)

xix

Lampiran 12a Sampel Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 195

Lampiran 12b Sampel Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 208

Lampiran 13a Soal Evaluasi Siklus I ... 222

Lampiran 13b Soal Evaluasi Siklus II ... 224

Lampiran 14a Surat Ijin Penelitian ... 226

Lampiran 15 Surat Keterangan Sudah Penelitian ... 227


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan peneliti, dan manfaat hasil penelitian.

A. Latar Belakang

Pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:5) adalah suatu proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan siswa. Pada dasarnya pendidikan memberikan pengalaman belajar yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa melalui interaksi antara siswa denga siswa, siswa dengan guru, ataupun siswa dengan lingkungan. Pembelajaran menurut Winkel (1991) yang dikutip dari Siregar (2010:14) adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar. Selain itu pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses dimana ada siswa dan guru yang saling berinteraksi untuk mempelajari materi tertentu. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar siswa akan aktif dan akan lebih cepat mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 5 Maret 2015 di SDN Puren, diketahui bahwa guru hanya mengandalkan buku paket dan LKS yang dimiliki siswa, dalam


(23)

menyampaikan pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah. Inilah yang membuat pembelajaran menjadi pasif dan kurang menarik. KKM yang diterapkan di SDN Puren dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah 64, sehingga siswa yang memenuhi KKM adalah siswa yang nilainya 64 atau lebih dari 64. Berdasarkan dokumentasi nilai yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada tahun 2013/2014 dari 35 siswa hanya 19 siswa (54,2%) yang mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Nilai rata-rata keseluruhan tahun pelajaran 2013/2014 adalah 67,17, untuk materi pekerjaan dalam mata pelajaran IPS di kelas III SDN Puren. Namun pada kenyataannya tingkat penguasaan materi pada mata pelajaran tersebut masih rendah. Ini dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa masih belum mencapai KKM yaitu 19 siswa yang mencapai nilai KKM (64) dan 16 siswa yang belum mencapai KKM. Data ini dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal Siswa Kelas III SDN Puren Mata Pelajaran IPS

Tahun Pelajaran 2013/2014

KKM Rata-rata Ketuntasan Jumlah

siswa

Ya Tidak

64 67,17 19

(54,2%)

16 (45,7%)

35 siswa

Berdasarkan keterangan tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada kondisi awal ditinjau dari nilai mata pelajaran IPS dengan KKM 64 masih rendah. Secara lebih lanjut apabila ditinjau pada aspek


(24)

keseluruhan KKM, diperoleh persentase bahwa ada sebanyak 19 siswa yang tuntas (54,2%) dan 16 siswa yang tidak tuntas (45,7%) dari total 35 siswa.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas III pada tanggal 5 Maret 2015 dalam mata pelajaran IPS, tingkat keaktifan siswa berdasarkan 5 indikator Abu dan Widodo (1991:196) dan Joni (1984:17) yaitu siswa bertanya, menjawab pertanyaan guru, mampu mengerjakan tugas, bekerjasama dalam kelompok, dan berani menyampaikan pendapat, hasil keaktifan kondisi awal siswa termasuk dalam kategori tidak aktif adalah 40%. Klasifikasi jumlah skor dari hasil keaktifan siswa antara rentang <45, dengan mengacu pada penskoran keaktifan menggunakan PAP tipe II dan telah dimodifikasi oleh peneliti. Faktor ketidakberhasilan disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah cara guru yang kurang tepat dalam mengajar karena tidak menyajikan materi secara runtut dan guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Pembelajaran menggunakan metode ceramah sering membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik, karena siswa tidak terlibat langsung. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil bahwa banyak siswa yang masih terlihat binggung saat guru mengajukan pertanjaan, selain itu siswa juga kurang merespon penjelasan dari guru, siswa juga malas bertanya kepada guru, jika diberi tugas mereka tidak melaksanakan tukas untuk mengerjakan.


(25)

Berdasarkan wawancara pada tanggal 5 Maret 2015 yang dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas, pelajaran IPS kurang diminati oleh para siswa SD, hal ini disebabkan beberapa faktor pertama, penggunaan model pembelajaran yang monoton misalkan dengan metode ceramah sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Kedua, siswa menganggap pelajaran IPS itu membosankan sehingga siswa pun tidak aktif dalam belajar. Hal tersebut apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang lebih besar yaitu keberhasilan siswa untuk belajar IPS rendah dan nilai mata pelajaran IPS sebagian siswa akan di bawah KKM sehingga akan menyebabkan siswa tidak naik kelas.

Berdasarkan berbagai pilihan cara untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Puren, peneliti memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Pembelajaran tersebut dipilih karena model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat membantu guru untuk mencapai tujuan instruksional karena selain merupakan media yang murah dan mudah diperoleh juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dengan mengajak siswa untuk bekerjasama dalam kelompok, memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat, selain itu pemahaman dan pengetahuan siswa menjadi lebih luas, jelas, dan tidak mudah dilupakan ( Shoimin, 2014:123).

Melihat fakta tersebut, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe


(26)

Picture and Picture untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SDN”.

B. Pembatasan Masalah :

Adapun batasan-batasan masalah pada penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini dilakukan pada pembelajaran IPS kelas III SDN Puren semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

2. SK dan KD yang akan digunakan adalah sebagai berikut: SK : 2. Memahami jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang KD : 2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan

2.2 Memahami pentingnya semangat kerja 3. Variabel pertama yang diteliti adalah keaktifan siswa 4. Variabel kedua yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang akan ditemukan jawabannya melalui penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015?


(27)

3. Apakah penggunaan model pembelajarn koopeatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dituliskan di atas, selanjutnya tujuan penilitian ini adalah :

1. Mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015. 2. Meningkatkan keaktifan siswa melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada mata pelajaran IPS kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada mata pelajaran kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015.

E. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah tersebut adalah :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture terdiri dari tujuh tahap: tahap 1 penyampaian kompetensi yaitu guru


(28)

diharapkan dapat menyampaikan kompetensi dasar, tahap 2 orientasi yaitu guru memberikan motivasi yang menarik agar siswa dapat mempelajari materi yang diajarkan, tahap 3 penyajian gambar yaitu guru mempresentasikan gambar, tahap 4 menjodohkan gambar yaitu guru menunjuk siswa maju ke depan untuk memasang gambar-gambar, tahap 5 penjajakaan yaitu menanyakan alasan urutan gambar tersebut, tahap 6 konfirmasi guru memulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, dan tahap 7 penutup diakhiri pembelajaran dan siswa merefleksikan apa yang telah dilakukan. 2. Keaktifan dapat diartikan hal atau keadaan dimana siswa aktif dalam

proses pembelajaran untuk dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya dan siswa juga dapat berlatih untuk berpikir kritis. Indikator keaktifan siswa adalah keterlibatan siswa dalam bertanya, keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, kerjasama dalam kelompok, keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan, dan mampu mengerjakan tugas.

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima kemampuan belajarnya, kemampuan tersebut dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan memperoleh data yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa berfokus pada penilaian kognitif. 4. Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan tentang


(29)

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture di sekolah dasar.

b. Menggunakan fungsi kegiatan belajar mengajar di SD sebagai tempat penelitian dalam mengembangkan pengalaman dan pengetahuan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture yang dapat digunakan untuk meningkatkan rasa ingin tahu antar siswa kelas III SDN Puren.

a. Bagi Peneliti

Peneliti memberikan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas (PTK) serta menambah pengetahuan tentang manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam menyampaikan materi pekerjaan kepada sesama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and


(30)

Picture serta dapat menjadi motivasi untuk melakukan penelitian dengan model pembelajaran yang lain, dibidang lain, materi lain, dan kelas lain.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah dalam memperbaiki proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

d. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif lain dalam menyampaikan materi belajar yang akan dipelajari agar terlihat lebih menarik dan tidak monoton yaitu dengan mennggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture


(31)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang landasan teori terdiri dari empat bagian yaitu kajian pustaka, penelitian relevan yang berisi beberapa penelitian terdahulu, kerangka berpikir,dan hipotesis tindakan. A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini memaparkan tentang, pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture, keaktifan siswa, hasil belajar dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2008:8) model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru, yaitu model pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama siswa dalam kelompok untuk memahami konsep yang telah difasilitasi oleh guru. Hal ini senada dikemukakan oleh Lasmawan (2010:296) yang mengatakan model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang menepatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa untuk mengarahkan siswa agar siswa lebih aktif selama proses pembelajaran.


(32)

2. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif :

Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Student Teams Achievement Division (STAD) menurut Slavin (2008) yang dikutip oleh Rusman (2010:213) merupakan model pembelajaran kooperatif yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.

b. Jigsaw menurut Rusman (2010:217) merupakan kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

c. Investigasi kelompok menurut Rusman (2010:220) merupakan proses pembelajaran yang aktif karena siswa lebih banyak belajar melalui proses pembentukan dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.

d. Make a Match menurut Rusman (2010:223) merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang siswa diajak mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

e. Teams Games Tournaments (TGT) menurut Rusman (2010:224) model pembelajaran kooperatif yang menepatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa yang


(33)

memiliki kemampuan jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

f. Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

Berdasarkan macam-macam model pembelajaran kooperatif di atas, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Peneliti menggunakan model pembelajaran di kelas yang menarik akan menumbuhkan rasa keingintahuan yang sangat tinggi didalam diri siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran, dimana siswa diberikan gambar oleh guru dan siswa diharuskan untuk mengurutkan atau memasangkan secara benar dan logis. Gambar tersebut menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran, jadi guru harus menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau gambar dalam bentuk besar dapat juga menggunakan bantuan PowerPoint atau software lainnya. (Huda, 2013:236). Sesuai dengan namanya model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture menggunakan gambar sebagai media utamanya dengan mengurutkan dan memasangkan gambar secara benar dan logis. Dengan cara seperti itu siswa diharapkan mampu berpikir secara logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Di bawah ini adalah contoh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture:


(34)

d e f

Jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa

a b e

a b c

Gambar 2.1 Contoh gambar yang belum dipasangkan dalam jenis pekerjaan

Gambar 2.1 menunjukan bahwa gambar dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa.


(35)

Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang

f d c

Berdasarkan gambar 2.2 menunjukan tentang pekerjaan yang sudah dipasangkan berdasarkan jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa.

Gambar 2.3 Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang

Berdasarkan gambar 2.3 menjelaskan tentang pekerjaan yang sudah dipasangkan berdasarkan jenis pekerjaan yang menghasilkan barang. Misalkan nelayan dipasangkan dengan jenis pekerjaan yang menghasilkan barang.

Menurut Huda (2013:238), langkah-langkah penerapan model pembelajaran tipe Picture and Picture sebagai berikut :

a. Tahap 1 : Penyampaian Kompetensi

Pada tahap penyampaian kompetensi guru diharapkan menyampaikan kompetensi dasar dan indikator-indikator ketercapaian kompetensi jadi dengan demikian siswa dapat mengukur sejauh mana kompetensi yang harus dikuasai dan mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan dalam mencapainya.

b. Tahap 2 : Orientasi

Pada tahap ini guru memberikan motivasi agar menarik perhatian siswa yang belum siap, dengan motivasi dan teknik yang baik dalampemberian materi


(36)

ajkan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

c. Tahap 3 : Penyajian Gambar

Pada tahap penyajian gambar, guru mempresentasikan gambar atau menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan gambar yang telah diberikan oleh guru sehingga dalam pembelajaran tersebut siswa akan lebih mudah memahami materi yang telah diberikan.

d. Tahap 4 : Menjodohkan Gambar

Pada tahap menjodohkan gambar, guru meminta siswa untuk menjelaskan gambar-gambar yang telah dijodohkan.

e. Tahap 5 : Penjajakan

Pada tahap penjajakan ini guru harus menanyakan kepada siswa tentang penjelasan mengenai urutan gambar yang telah disusun. Setelah itu guru mengajak siswa berdiskusi untuk menemukan tuntutan kompetensi dasar berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai.

f. Tahap 6 : Konfirmasi

Pada tahap penyajian kompetensi setelah siswa menjelaskan alasan tentang urutan gambar-gambar guru bisa memulai menjelaskan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru mengulangi, menuliskan atau menjelaskan gambar-gambar tersebut agar siswa mengetahui sarana tersebut penting bagi tercapainya kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah ditetapkan diawal


(37)

g. Tahap 7 : Penutup

Pada tahap penutup diakhir pembelajaran guru dan siswa merefleksikan apa yang telah dilakukan.

Menurut Miftahul (2013:240) kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture : a. Guru lebih mengetahui masing-masing kemampuan siswanya b. Siswa diajak berpikir logis dan sistematis

c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas d. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik

Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture: a. Memakan banyak waktu

b. Membuat sebagian siswa pasif

c. Kekhawatiran akan terjadi kekacauan di dalam kelas d. Membutuhkan alat, biaya yang cukup memadai

e. Kekhawatiran banyak siswa yang tidak senang bekerjasama dengan yang lain

4. Keaktifan Belajar

a. Pengertian keaktifan belajar

Kecenderungan psikologi saat ini menyatakan bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu dan memiliki kemauan. Dalam proses pembelajaran siswa harus aktif belajar dan hanyalah membimbing dan mengarahkan (Sardiman, 2011:95)


(38)

Proses pembelajaran adalah aktivitas dan keaktifan peserta didik melalui interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan komponen terpenting bagi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Sardiman (2011:98) keaktifan adalah kegiatan bersifat fisik maupun mental maksudnya berbuat dan berpikir. Belajar yang berhasil adalah belajar yang harus melalui beberapa proses yaitu dengan aktifitas fisik maupun psikis.

Untuk melihat terwujudnya cara belajar siswa aktif dalam proses belajar mengajar, terdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif. Melalui indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat tingkah laku mana yang muncul dalam suatu proses belajar mengajar, sesuai apa ayang dirancang oleh guru.

b. Indikator keaktifan belajar

Menurut Abu dan Widodo (1991:196-197) indikator keaktifan dapat dilihat dari 1) partisipasi siswa, 2) keberanian siswa menyampaikan pendapat, 3) hubungan yang terjalin erat antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, antara guru dengan guru serta dengan unsur pihak sekolah (kerjasama) dan 4) penampilan berbagai usaha belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai keberhasilan.


(39)

Menurut Joni (1984:17) indikator-indikator keaktifan adalah sebagai berikut:

1) Peranan guru lebih banyak menjadi fasilitator

2) Menyampaikan pendapat, usul, dan saran tanpa diminta 3) Belajar dengan pengalaman langsung

4) Keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan belajar yang ditunjukan dengan pengikat diri terhadap tugas-tugas yang diberikan

5) Interaksi antar siswa yang ditunjukan dengan bekerja sama 6) Kekayaan bentuk dan variasi alat belajar

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa indikator keaktifan belajar siswa terdiri dari 1) keterlibatan siswa (partisipasi), 2) interaksi siswa yang ditunjukkan dengan kerja sama, 3) keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, 4) keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan, dan 5) mampu mengerjakan tugas. Bagan indikator keaktifan dapat dilihat sebagai berikut:


(40)

Gambar 2.4 Bagan Indikator keaktifan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator keaktifan belajar yang dirumuskan oleh Abu dan Widodo (1991:196) di atas pada nomor 1, 2, 3, 4 dan yang dirumuskan oleh Joni (1984:17) di atas pada nomor 2, 3, 4 dan 6. Dengan demikian, indikator keaktifan belajar siswa yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini, meliputi: (1) keterlibatan siswa dalam bertanya, (2) keberanian siswa dalam menyampaikan

Indikator keaktifan 1. Keterlibatan siswa dalam bertanya

2. Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat 3. Bekerjasama dalam kelompok

4. Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 5. Mampu mengerjakan tugas

Menurut Abu dan Widodo (1991:196) 1. Partisipasi

2. Keberanian siswa menyampaikan pendapat 3. Hubungan yang terjalin erat antara guru dan

siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru serta dengan unsur pihak sekolah

4. Penampilan berbagai usaha belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai keberhasilan

Menurut Joni (1984:17)

1. Guru sebagai fasilitator 2. Menyampaikan pendapat 3. Keterlibatan siswa 4. Interaksi siswa

5. Kekayaan bentuk dan variasi alat belajar

6. Belajar dengan pengalaman langsung


(41)

pendapat, (3) bekerjasama dalam kelompok, (4) keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan, dan (5) mampu mengerjakan tugas.

Dengan adanya indikator-indikator di atas maka akan lebih mudah bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

c. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik

3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari 5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari

6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

7) Memberikan umpan balik (feedback)

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran d. Pengaruh keaktifan terhadap belajar siswa

Menurut Mc. Keachie yang dikutip oleh Dimyati dan Mujiono (1999:119) pengaruh keaktifan belajar siswa adapun yang dimaksud yaitu:


(42)

1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. 2) tekanan pada afek afektif dalam belajar. 3) Kekompakan kelas dalam kelompok. 4) Kebebasan atau kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan. 5) Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi pribadi siswa baik yang dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan adalah kegiatan keterlibatan siswa secara jasmani dan rohani untuk memperoleh hasil belajar.

5. Hasil Belajar

Sebelum membicarakan mengenai hasil belajar, terlebih dahulu akan membicarakan apa yang dimaksud dengan belajar.

a. Pengertian belajar

Banyak pengertian mengenai belajar, seperti menurut Winkel (1988:53), belajar merupakan kegiatan mental/fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar itu kegiatan mental yang tidak bisa disaksikan dari luar. Jadi apa yang sedang terjadi didalam diri seseorang yang sedang belajar itu tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati/melihat orang tersebut. Bahkan, hasil belajar orang itu juga tidak akan langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu yang


(43)

menghasilkan/menampakkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar.

Menurut Skinner (1990: 104) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responya menurun. Belajar tidak hanya dilakukan di rumah tetapi belajar dapat terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, dalam bergaul dengan orang, dalam memegang benda dan dalam menghadapi peristiwa juga dapat dinamakan dengan belajar. Tetapi tidak sembarang belajar di tengah-tengah lingkungan menjamin adanya proses belajar karena orang harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan dan perasaan.

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik dalam perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Tujuannya yaitu: Pertama, agar siswa mempunyai target tertentu setelah mempelajari sesuatu. Kedua, agar siswa mempunyai arah dalam berkreativitas belajar. Ketiga, agar siswa menilai seberapa target belajar yang telah ia capai atau belum. Keempat, agar waktu dan tenaganya tidak tersisa untuk kegiatan selain belajar.

Menurut Slameto (2011:2) belajar adalah suatu proses kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan sebagai hasil pengalaman individu


(44)

dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

Menurut Block (Daljoeni 1981:61) sistematika bentuk belajar adalah sebagai berikut:

a. Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis: 1) Belajar dinamik/konatif

Ciri khasnya terletak dalam belajar berkehendak sesuatu secara wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang mengkehendaki, dan juga tidak mengkehendaki sembarang hal. 2) Belajar afektif

Ciri khasnya terletak dalam belajar menghayati nilai dari objek – objek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah objek itu berupa orang, benda atau kejadian peristiwa.

3) Belajar kognitif, mengingat, berpikir

Ciri khasnya terletak pada belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, entah objek itu orang, benda atau kejadian peristiwa.


(45)

4) Belajar sensor motorik : mengamati, bergerak, keterampilan Ciri khasnya terletak dalam belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. b. Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari

1) Belajar teoritis 2) Belajar teknis

3) Belajar sosial atau belajar bermasyarakat 4) Belajar estetis

c. Bentuk-bentuk belajar yang tidak sebegitu disadari : 1) Belajar insidental

2) Belajar dengan mencoba-coba 3) Belajar tersembunyi

b. Ciri-ciri belajar

Menurut Aqid (2010: 48), belajar mempunyai karakteristik tertentu antara lain yaitu:

1) Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan (psikomotorik).

2) Belajar merupakan hasi dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.

3) Hasil belajar/perubahan siakp relatif tetap diperoleh melalui pengalaman atau latihan


(46)

c. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah terbentuknya konsep. Menurut Gagne (Baharudin, 2012:18) hasil belajar sering digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam menguasai bahan yang telah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran dengan menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.

Winkel, (2004:61) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku. Dalam konteks tersebut maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran karena tujuan pengajaran menjadikan hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Purwanto (2009:46) menyatakan hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang dikemukakan oleh Daryanto dan Mulyo (2012:28).


(47)

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada didalam diri individu yang sedang belajar. Faktor yang tergolong faktor internal adalah faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

1) Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh proses belajar akan terganggu juga kesehatan seseorang terganggu sehingga akan merasa cepat lelah, ngantuk, pusing dll sehingga menyebabkan belajar akan terganggu.

2) Faktor Psikologis, faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan.

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis, yang tergolong faktor eksternal ialah :

1) Faktor sosial yang terdiri atas :

a) Faktor keluarga siswa akan menerima pengaruh belajar dari keluaraga yang berupa cara orang tua mendidik anak, relasi anggota keluarga, suasana rumah yang nyaman akan membuat anak nyaman belajar, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam belajar disekolah yaitu kurikulum, metode mengajar, keadaan gedung, kedisiplinan sekolah, tugas rumah.

c) Faktor masyarakat merupakan faktor ekstren yang mempengaruhi belajar siswa. Di dalam faktor masyarakat terdapat beberapa faktor antara lain:


(48)

(1) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu opengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagaian.

(2) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.

(3) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal baik berupa perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Indikator pencapaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan indikator kognitif dengan rata-rata nilai ulangan yaitu skor yang diperoleh siswa saat mengerjakan tes atau soal evaluasi dan skor pencapaiannya didasari oleh KKM IPS 64. KKM adalah sebagai acuan bahwa siswa telah mencapai penguasaan atau pemahaman materi IPS. Rata-rata nilai ulangan siswa menunjukkan peningkatan pemahaman siswa pada materi IPS di setiap siklus.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi (Sapriya 2009:19). Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan serta


(49)

menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku yang kritis, kreatif, dan mandiri. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

Selanjutnya menurut KTSP mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan

Menurut Standar Isi (2006:175) pembelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global.

Dalam mata pelajaran IPS di kelas III Sekolah dasar peneliti meneliti tentang standar kompetensi memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Dengan kompetensi dasar yang diteliti adalah tentang jenis pekerjaan dan semangat kerja. Peneliti memilih kompetensi dasar 2


(50)

dikarenakan berdasarkan nilai banyak siswa yang belum tuntas serta dari hasil wawancara.

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan variabel penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan Wijayanti (2012) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture”. Hasil penelitiannya adalah ada peningkatan pada prestasi belajar siswa dari segi nilai rata-rata dan KKM setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini dapat ditunjukan dari nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 74,65 kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I meningkat menjadi 82,68, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 82,819. Dari segi KKM siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 23 siswa (76,67) pada keadaan awal meningkat menjadi 30 siswa (100%) pada siklus I dan II. Peningkatan prestasi belajar siswa yang terjadi pada siklus I dari segi nilai rata-rata meningkat 8,03% dan dari segi nilai rata-rata sebesar 0,31% dan pada segi KKM tidak mengalami perubahan. Persamaan dalam penelitian Wijayanti dan penelitian ini adalah dari model pembelajarannya. Hal ini mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan karena adanya kesamaan.


(51)

Penelitian milik Wijayanti dapat dilihat adanya peningkatan hasil yang baik, sehingga diharapkan hasil belajar dalam penelitian ini dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran tipe Picture and Picture.

2. Penelitian yang dilakukan Windaningrum (2013) dengan judul “Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”. Hasil penelitiannya pada siklus I memperoleh 64,32 dengan skor 54% dan siklus II memperoleh 73 dengan skor 97%. Hasil observasi siswa menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dengan memperoleh skor pada siklus I yaitu 60% dan pada siklus II mendapatkan skor yaitu 89,6%. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas IIA di Sekolah Dasar Negeri Gunungputri 02 kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor dan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Persamaan dalam penelitian Windaningrum dan penelitian ini adalah dari variabel keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan karena dari hasil penelitian milik Windaningrum keaktifan dan hasil belajar siswa dilihat adanya


(52)

perubahan yang cukup signifikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

3. Penelitian yang dilakukan Yusnadi (2012) dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Siswa Kelas IV Min Glugur Darat II Medan Timur Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitianya adalah pada siklus I dan II dalam materi perkembangan teknologi transportasi mengalami peningkatan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture,dengan tingkat ketuntasan belajar suklus I peroleh nilai rata-rata adalah 69,68 , jumlah siswa yang berhasil atau tuntas 21 siswa (65,63%) dan jumlah siswa yang belum berhasil 11 siswa (34,37%) meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 85,31, jumlah siswa yang tuntas menjadi 28 siswa (87,5%), dan hanya tinggal 4 siswa (12,5%) yang belum tuntas.

Persamaan dalam penelitian Yusnadi dan penelitian ini adalah dari variabel hasil belajar siswa. Hal ini mendukung peneliti yang akan peneliti lakukan karena dari bhasil penelitian milik Yusnadi hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang baik, sehingga diharapkan hasil belajar dalam penelitian ini dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Perbedaan dalam penelitian Yusnadi dan penelitian ini terletak pada variabel yang akan diteliti peneliti menggunakan dua variabel yaitu


(53)

keaktifan dan hasil belajar sedangkan Yusnadi hanya menggunakan satu variabel yaitu hasil belajar.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan, peneliti membuat sebuah literature map penelitian terdahulu sampai dengan penelitian yang dilakukan. Dalam literature map ditunjukkan hubungan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa IPS telah dilakukan oleh Wijayanti (2012), Windaningrum (2013), Yusnadi (2012). Berdasarkan masalah yang dijumpai dalam pembelajaran IPS dan melihat kembali penelitian relevan, peneliti berupaya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada siswa kelas III SDN Puren 2014/2015. Literature Map penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


(54)

Gambar 2.5 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada SK 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang dengan KD 2.1 memahami jenis pekerjaan dan KD 2.2 memahami pentingnya semangat kerja di SDN Puren. Metode yang digunakan adalah ceramah yang mengakibatkan siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pelajaran dan membuat rendahnya keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Oleh karena Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

Oleh :Wijayanti (2012)

Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :Windaningrum (2013)

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Pada

Siswa Kelas IV Min Glugur Darat II Medan Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

Oleh : Yusnadi (2012)

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Puren.


(55)

itu, guru harus dituntut untuk memperhatikan cara mengajar agar dapat memecahkan permasalahan tersebut. Apabila dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan cara yang bervariasi maka diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture menurut Huda, (2013:236) merupakan model belajar dengan menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture akan memudahkan siswa untuk memahami ketika guru menyampaikan materi pelajaran, selain itu siswa akan cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena materi pelajaran diiringi dengan gambar-gambar. Berdasarkan pemaparan tersebut, diharapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam mata pelajaran IPS di kelas akan meningkatkan keaktifan siswa.

Hasil belajar siswa terbentuk dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik), sehingga pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture juga melibatkan tiga aspek tersebut (Daryanto dan Mulyo, 2012:28). Aspek pengetahuan (kognitif) siswa dilibatkan dalam mengerjakan soal evaluasi tentang materi yang sudah digunakan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture, aspek sikap (afektif) siswa dilibatkan dalam kerja kelompok dalam memasangkan atau mengurutkan gambar, serta aspek keterampilan (psikomotorik) siswa


(56)

dilibatkan dalam kegiatan presentasi hasil memasangkan gambar atau mengurutkan gambar. Dengan begitu, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam pembelajaran yang melibatkan ketiga aspek tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Di bawah ini adalah alur kerangka berpikir dapat peneliti ilustrasikan pada gambar 2. 6

G

Gambar 2.6 Alur Kerangka Berpikir D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka, kerangka berfikir, dan penelitian yang relevan, dan peneliti mengemukakan hipotesis bahwa :

1. Upaya peningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatf tipe Picture and Picture untuk mempermudah mempelajari suatu materi dan untuk menarik perhatiann siswa dengan Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture

Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture

Guru telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture

Keaktifan siswa rendah

Keaktifan dan hasil belajar siswa menjadi meningkat

Siswa belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and


(57)

adanya perhatian dari siswa akan menumbuhkan kemauan dengamn terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Tahap 1 penyampaian kompetensi b) Tahap 2 orientasi

c) Tahap 3 penyajian gambar d) Tahap 4 menjodohkan gambar e) Tahap 5 penjajakan

f) Tahap 6 konfirmasi g) Tahap 7 penutup

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam materi IPS mengenal jenis pekerjaan siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015. 3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi IPS mengenal jenis pekerjaan siswa kelas III SDN Puren tahun ajaran 2014/2015.


(58)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumen, validasi data dan reliabilitas, analisis data, dan kriteria keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Puren tahun ajaran 2014/2015 tentang keaktifan dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian yang digunakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal, 2009:3). Menurut Wijaya (2009:9), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Menurut Arikunto (2006:17-20) terdapat empat komponen yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas. Tahap 1 yaitu penyusunan rencana tindakan. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap 2 yaitu pelaksanaan yang merupakan penerapan isi rancangan. Hal yang harus diperhatikan dalam tahap pelaksanaan adalah dalam tahap pelaksanaan guru


(59)

harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi juga harus berlaku wajar tidak dibuat-buat. Tahap 3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dan pelaksanaan keduanya dilakukan dalam waktu yang sama. Tahap 4 kegiatan refleksi, kegiatan tersebut dilakukan ketika guru sudah melakukan tindakan. Keempat tahapan penelitian tersebut adalah unsur untuk membuat sebuah siklus. Satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan tahap refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Masalah penelitiannya bersumber dari lingkungan kelas yang dirasakan sendiri oleh guru itu sendiri yang mempunyai keinginan untuk memperbaiki, mengevaluasi dan akhirnya membuat keputusan sebagai solusi dan dilaksanakan suatu tindakan dalam pembelajaran di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam penelitian tindakan kelas guru harus bertindak sebagai pengajar sekaligus peneliti. Fokus penelitian adalah kegiatan pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu bertujuan meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS. Peneliti melakukan penelitian hanya pada lingkup kelas III saja dan untuk mengatasi adanya masalah yang ada di dalam kelas III tersebut. dengan mengetahui permasalahan tersebut, maka peneliti memberikan tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.


(60)

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Model penelitian ini terdiri atas rangkaian empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc. Taggart

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I tersebut peneliti menentukan rancangan untuk siklus II.

Kegiatan pada siklus II dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk menyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang

SIKLUS I

3. PENGAMATAN

2. PELAKSANAAN

1. PERENCANAAN

4. REFLEKSI

1. PERENCANAAN

SIKLUS II

2. PELAKSANAAN

4. REFLEKSI


(61)

dilakukan pada siklus II mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus I.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus II, maka peneliti dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus I. Jika sudah selesai dengan siklus II dan peneliti belum merasa puas dapat dilanjutkan dengan siklus III, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. B. Setting penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puren Jalan Tantular No 93 Pringwulung, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 31.

3. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi Pekerjaan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada siswa kelas III SDN Puren tahun pelajaran 2014/2015

4. Lama Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan dari Januari - Juni 2015 pada semester genap, tahun pelajaran 2014/2015.


(62)

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berawal dari permasalahan yang ada dalam pembelajaran siswa di kelas. Penelitian ini mengupayakan peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS. Siklus I difokuskan pada SK 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang pada KD 2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan. Siklus II difokuskan pada SK 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang pada KD 2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan dan dan 2.2 Memahami pentingnya semangat kerja. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit). Berikut ini penjabaran rencana tindakan penelitian yang dilakukan:

1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala SDN Puren

b. Melakukan wawancara terhadap guru kelas III untuk mengetahui hambatan atau kendala yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran IPS

c. Mengamati daftar nilai siswa dua tahun sebelumnya

d. Melakukan observasi pada siswa kelas III untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi kelas dan menetapkan kondisi awal keaktifan dan hasil belajar siswa


(63)

f. Mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi pokoknya

g. Menyusun instrumen pembelajaran silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, LKS, kisi-kisi soal, soal evaluasi, instrumen penilaian dan rubrik penilaian

h. Mempersiapkan fasilitas sarana prasarana yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran tersebut seperti : media pembelajaran

i. Mempersiapkan instrumen penelitian dan menguji instrumen penelitian

2. Rencana tindakan setiap siklus

Setelah peneliti memperoleh gambaran awal keadaan kelas. Maka penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

Siklus I

Langkah-langkah yang direncanakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS SK 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang pada KD 2.1 Mengenal jenis-jenis uang sebagai berikut:

a) Perencanaan

Siklus I akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Alokasi setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana yang meliputi: mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan alat dan bahan pelajaran dan membuat instrumen pembelajaran yang sudah divalidasi. Pada pertemuan 1 materi yang


(64)

akan diberikan adalah pengertian pekerjaan pada pertemuan 2 materi yang akan diberikan adalah jenis-jenis pekerjaan. Peneliti membagi siswa dalam kelompok berpasangan (teman sebangku) dan selanjutnya dibentuk menjadi kelompok besar yang terdiri dari 5-7 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara acak sesuai dengan keinginan siswa.

b) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan disetiap pertemuan dilaksanakan 3x35 menit, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. berikut ini adalah langkah-langkah proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I:

Pertemuan I

Tahap-tahap yang peneliti lakukan pada pertemuan 1, diantaranya: (1) Kegiatan awal (10 menit)

(a) Guru dan siswa mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama.

(b) Siswa memberi salam pada guru. (c) Guru melakukan absensi.

(d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 1: menyampaikan tujuan pembelajaran)


(65)

(2) Kegiatan inti

(a) Siswa diminta medeskripsikan tentang pekerjaan

(b) Guru meminta siswa untuk menyebutkan jenis pekerjaan (c) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai dengan

pilihan siswa sendiri dan memberikan arahan diskusi

(d) Guru mengulang lagi materi yang telah disampaikan supaya anak termotivasi untuk mengerjakan (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 2: penyampaian materi)

(e) Guru memperlihatkan gambar sesuai dengan materi dan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 3: menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran) (f) Guru memberi arahan kepada siswa setelah guru

memperlihatkan gambar kemudian siswa diminta untuk mengurutkan gambar sesuai dengan urutan yang logis (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 4: menunjuk siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis ) (g) Setelah semuanya selesai guru meminta siswa memberikan

penjelasan atau alasan mengenai gambar yang telah disusun (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap


(66)

5: menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut)

(h) Setelah diskusi selesai guru membagikan LKS kepada siswa (i) Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan LKS tersebut

sesai dengan petunjuk LKS

(j) Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaan yang telah dikerjakan bersama kelompoknya.

(k) Guru mengulangi, menuliskan atau menjelaskan gambar-gambar tersebut. (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 6: kesimpulan dan rangkuman )

(3) Kegiatan akhir

(a) Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan.

(b) Siswa bersama guru melakukan refleksi.

(c) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR. (d) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

Pertemuan 2

Pada pertemuan 2, peneliti melanjutkan materi pembelajaran yaitu jenis pekerjaan yang terdapat pada RPP dan diakhir pertemuan, peneliti memberikan soal evaluasi 1 kepada siswa. Tahap-tahap pembelajaran yang peneliti lakukan pada pertemuan 2 diantaranya:


(67)

1) Kegiatan awal

(a) Guru dan siswa mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama.

(b) Siswa memberi salam pada guru. (c) Guru melakukan absensi.

(d) Guru menanyakan tentang pembelajaran sebelumya.

(e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 1: menyampaikan tujuan pembelajaran)

(f) Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran. 2) Kegiatan inti

(a) Siswa diminta mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan pekerjaan

(b) Guru meminta siswa untuk menyebutkan jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa dan jens pekerjaan yang menghasilkan barang

(c) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuia dengan pilihan siswa sendiri dan memberikan arahan diskusi

(d) Guru mengulang lagi materi yang telah disampaikan supaya anak termotivasi untuk mengerjakan (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 2: penyampaian materi)


(68)

(e) Guru memperlihatkan gambar sesuai dengan materi dan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 3: menunjukan gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran) (f) Guru memberi arahan kepada siswa setelah guru

memperlihatkan gamabar kemudian siswa diminta untuk mengurutkan gambar sesuai dengan urutan yang logis (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 4: menunjuk siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis) (g) Setelah semuanya selesai guru meminta siswa memberikan

penjelasan atau alasan mengenai gambar yang telah disusun (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 5: menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut)

(h) Setelah diskusi selesai guru membagikan LKS kepada siswa (i) Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan LKS tersebut

sesai dengan petunjuk LKS

(j) Setelah waktu yang ditentukan habis siswa diminta untuk mempersentasikan hasil pekerjaan yang telah dikerjakan bersama kelompoknya.


(69)

(k) Guru mengulangi, menuliskan atau menjelaskan gambar-gambar tersebut. (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 6: kesimpulan dan rangkuman)

3) Kegiatan akhir

(a) Siswa mengerjakan soal evaluasi

(b) Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan.

(c) Siswa bersama guru melakukan refleksi.

(d) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR. (e) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

c) Pengamatan

Mengamati dan mencatat keaktifan belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I. Peneliti melakukan kegiatan pengamatan bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kendala yang terjadi pada pelaksanaan proses pembelajaran. Disamping itu peneliti juga mengetahui keaktifan siswa melalui hasil pengamatan ketika proses pembelajaran pada siklus I berakhir. Dengan langkah tersebut, peneliti dapat memperoleh data keaktifan siswa yang menunjukan ada atau tbelum terjadinya peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. a) Refleksi

Dari data pengamatan, kemudian dapat direfleksikan apakah proses dan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau


(70)

tidak dengan tujuan penelitian. Kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada akhir pertemuan I dan pertemuan II pada siklus I. 1) Mengevaluasi berjalannya proses pembelajaran yang berlangsung

pada pelaksanaan siklus I di pertemuan I dan pertemuan II serta membahas adanya kendala dan kekurangan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Menganalisis keaktifan dan hasil belajar siswa pada proses kegiatan pembelajaran berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan keberhasilan yang telah ditetapkan.

3) Sebagai acuan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II agar keberhasilan yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan hasil yang ada, maka penelitian akan dilanjudkan ke siklus II Siklus II

Langkah-langkah yang direncanakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS SK 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang pada KD 2.1 Mengenal jenis-jenis uang dan 2.2 dan memahami pentingnya semangat kerja sebagai berikut:

a) Perencanaan

Siklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Alokasi setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana yang meliputi: mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan alat dan bahan pelajaran dam membuat


(71)

instrumen pembelajaran. Pertemuan 1 peneliti membahas materi semangat bekerja, pada pertemuan 2 membaha materi tentang ciri-ciri semangat kerja. Peneliti membagai dalam kelompok berpasangan (teman sebangku) dan selanjutnya dibentuk lagi menjadi kelompok besar yang terdiri dari 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara terstruktur.

b) Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

(1) Kegiatan awal (10 menit)

(a) Guru dan siswa mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama.

(b) Siswa memberi salam pada guru. (c) Guru melakukan absensi.

(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 1: menyampaikan tujuan pembelajaran)

(d) Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran. (2) Kegiatan Inti

(a) Guru meminta siswa untuk menyebutkan jenis pekerjaan (b) Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan semangat

bekerja

(c) Siswa diminta untuk menyebutkan cara mengatasi kemalasan (d) Guru menyuruh siswa menyebutkan akibat malas bekerja


(72)

(e) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai dengan tingkat kepintaran dan memberikan arahan diskusi

(f) Guru mengulang lagi materi yang telah disampaikan supaya anak termotivasi untuk mengerjakan (model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tahap 2: penyampaian materi)

(g) Guru memperlihatkan gambar sesuai dengan materi dan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran (model pembelajaran kooperatif Picture and Picture tahap 3: menunjukan gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran) (h) Guru memberi arahan kepada siswa setelah guru

memperlihatkan gambar kemudian siswa diminta untuk mengurutkan gambar sesuai dengan urutan yang logis (model pembelajaran kooperatif Picture and Picture tahap 4: menunjuk siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis) (i) Setelah semuanya selesai guru meminta siswa memberikan

penjelasan atau alasan mengenai gambar yang telah disusun (model pembelajaran kooperatif Picture and Picture tahap 5: menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut)


(1)

(2)

253

Sampel Soal Evaluasi Siklus II Lampiran 13b


(3)

(4)

255

Surat Ijin Penelitian


(5)

256

Surat Keterangan Sudah Penelitian


(6)

257 Foto kegiatan

Siswa bekerja dengan kelompoknya Saat siswa mengurutkan gambar

Siswa megurutkan gambar dalam kelompok Guru saat menjelaskan kembali hasil pekerjaan siswa


Dokumen yang terkait

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 3 14

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Aro

0 1 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Ar

0 0 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Materi Benda Padat, Cair, Dan

0 0 15

Niken Larasati S841102010

0 0 111

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD

0 0 11