84
pilihan sekolah ke SMK secara positif berhubungan dengan minat. Setiap unit kenaikkan minat akan menaikkan log odds pilihan sekolah ke SMK dengan
angka sebesar 0,015. Dengan lain kata pilihan sekolah ke SMK semakin besar terjadi dibandingkan pilihan sekolah ke SMA, ini bisa dilihat dari koefisien B
yang positif 0,015. Pengaruh minat terhadap pilihan sekolah tidak signifikan pada taraf signifikansi 5 karena probabilitas lebih besar dari taraf
signifikansi 5 0,719 0,05. Hubungan
antara odds
dan variabel bebas adalah sebagai berikut: untuk setiap unit kenaikkan minat odds pilihan sekolah ke SMK naik dengan
faktor 1,015 e
0,015
atau odds pilihan sekolah ke SMK adalah 1,015 kali lebih tinggi dibanding pilihan sekolah ke SMA. Nilai 1,015 dapat dilihat dari output
kolom ExpB. Derajat hubungan antara minat dengan pilihan sekolah adalah sangat rendah 0,015.
Untuk menguji hipotesis dilakukan uji wald, dilihat dari kolom Wald. Hasil dari pengolahan data nilai wald sebesar 0,129 dengan probabilitas 0,719.
Oleh karena nilai probabilitas hasil perhitungan sebesar 0,719 0,05 maka Ho gagal ditolak diterima jadi tidak ada pengaruh yang signifikan antara minat
terhadap pilihan sekolah.
4. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
85
Ho : Tidak ada pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah.
Ha : Ada pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah. Langkah pertama adalah menilai ketepatan model dengan hipotesis sebagai
berikut: Ho : Model yang dihipotesakan fit dengan data.
Ha : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data. Kriteria pengujian ketepatan model adalah Ho ditolak jika –2LLX
2 tabel
, berarti model tidak sesuai dengan data. Dari hasil pengolahan data nilai –2LL
sebesar 123,610. Nilai X
2 tabel
dengan df 98 dan taraf signifikansi α 5
sebesar 122,108. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa nilai –2LL lebih besar dari nilai X
2 tabel
123,610122,108 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa antara model dan data tidak fit atau tidak sesuai. Dengan
demikian terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model atau ketepatan model tidak baik
karena tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Sesudah menilai ketepatan model langkah selanjutnya adalah
membuat interpretasi koefisien logistik. Estimasi maksimum likelihood parameter dapat dilihat dari tampilan output variables in the equation.
Variabel bebas status sosial ekonomi signifikan pada probabilitas 0,001 dari persamaan regresi logistik P
i
1-P
i
= e
2,775
x e
-0,155 x SSE
dapat dilihat bahwa log odds
pilihan sekolah ke SMK secara negatif berhubungan dengan status
86
sosial ekonomi. Setiap unit penurunan status sosial ekonomi akan menaikkan log odds
pilihan sekolah ke SMK dengan angka sebesar 0,155. Dengan lain kata pilihan sekolah ke SMK semakin besar terjadi dibandingkan pilihan
sekolah ke SMA, ini bisa dilihat dari koefisien B yang negatif -0,155. Pengaruh status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah signifikan pada taraf
signifikansi 5 karena probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5 0,001 0,05.
Hubungan antara
odds dan variabel bebas adalah sebagai berikut:
untuk setiap unit penurunan status sosial ekonomi odds pilihan sekolah ke SMK naik dengan faktor 0,856 e
-0,155
atau odds pilihan sekolah ke SMK adalah 0,856 kali lebih tinggi dibanding pilihan sekolah ke SMA. Nilai 0,856
dapat dilihat dari output kolom ExpB. Derajat hubungan antara status sosial ekonomi dengan pilihan sekolah adalah sangat rendah 0,155.
Untuk menguji signifikansi hipotesis dilakukan uji wald, dilihat dari kolom Wald. Hasil dari pengolahan data nilai wald sebesar 11,340 dengan
probabilitas 0,001. Oleh karena nilai probabilitas hasil perhitungan sebesar 0,001 0,05 maka Ho ditolak jadi ada pengaruh yang signifikan antara status
sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah.
5. Pengaruh Motivasi, Bakat, Minat dan Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah