12
Keseimbangan manusia bersifat dinamis. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Maslow Handoko, 1992:21 bahwa tingkah laku manusia
timbul karena adanya suatu kebutuhan, tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan
kebutuhan itu. Demikian seterusnya sehingga dapat terjadi lingkaran motivasi. f. Teori Dorongan
Kalau teori keseimbangan menekankan adanya keadaan tidak seimbang yang menimbulkan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, teori dorongan
memberikan tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku. Teori dorongan dasar dari teori keseimbangan. Teori ini diperkenalkan oleh
Robert Woodworth pada tahun 1918 Handoko, 1992:22 yang mengartikan dorongan sebagai suatu tenaga dari dalam diri kita yang menyebabkan kita
berbuat sesuatu. Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi merupakan salah satu faktor
penentu tingkah laku manusia yang digerakkan oleh bermacam-macam motif. Dalam kehidupan nyata ditemukan berbagai macam tindakan manusia yang
digerakkan oleh bermacam-macam motif yang oleh para ahli dibedakan menjadi beberapa teori motivasi.
3. Penggolongan Motivasi Manusia
Sampai saat ini terdapat berbagai macam cara menggolong-golongkan motif manusia. Ada penggolongan motif yang mendasarkan pada reaksi manusia, ada
13
penggolongan yang mendasarkan pada asal usul reaksi seseorang terhadap rangsang yang datang, ada yang mendasarkan pada asal-usul tingkah laku, ada
pula yang mendasarkan pada tingkat kesadaran orang bertingkah laku serta masih banyak dasar lain. Dalam tulisan ini peneliti menyebutkan dua dari
beberapa penggolongan motif manusia. a.
Motif sadar dan motif tidak sadar Jika seseorang yang bertingkah laku tertentu tetapi orang tersebut tidak dapat
mengatakan motif apa yang menggerakkannya, maka motif yang menggerakkan tingkah laku itu disebut motif tidak sadar. Sebaliknya jika
seseorang bertingkah laku tertentu dan dia mengerti alasannya berbuat demikian, maka motif yang melatarbelakangi tingkah laku itu disebut motif
sadar. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin penting tindakan seseorang, semakin penuh kesadaran akan motivasi yang menggerakkannya.
Semakin rutin tindakan seseorang, semakin kurang taraf kesadarannya. Tingkah laku-tingkah laku yang banyak melibatkan aktivitas berpikir pada
umumnya digerakkan oleh motif-motif sadar dan taraf kesadarannya penuh. Sebaliknya tingkah laku-tingkah laku yang didasarkan insting, kebiasaan-
kebiasaan adat tradisi dan lain-lain sering kurang disadari motivasi yang ada dibelakangnya.
b. Motif instrinsik dan motif ekstrinsik Pembagian motif menjadi motif instrinsik dan motif ekstrinsik didasarkan
pada datangnya penyebab suatu tindakan. Tindakan yang digerakkan oleh