27
Orang dari keluarga kelas bawah biasanya dalam pekerjaan berkedudukan sebagai bawahan, sebagai bawahan mereka terbiasa bersikap patuh dan tunduk
kepada atasan. Sikap ini secara tidak sadar terpancar dari proses mendidik anak- anaknya Vembriarto, 1993:46. Dari uraian di atas diduga ada pengaruh antara
jenis pekerjaan orang tua terhadap pilihan siswa sekolah di SMASMK. 3. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan besarnya penghasilan yang diperoleh suatu keluarga bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan
lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan Sumardi, 1982:122
Menurut Gilarso 1994:63 pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap
proses produksi. Pendapatan orang tua adalah keseluruhan penerimaan orang tua dari pekerjaan pokok atau pekerjaan sambilan yang diterima setiap bulan
yang dinilai dengan uang Sumardi, 1982:9. Dalam kaitannya dengan pendidikan anak, keadaan keluarga tentulah
mempunyai peran yang sangat penting. Adanya perekonomian yang baik dalam suatu keluarga tentu dapat menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung
perkembangan anak. Dalam penelitian ini diduga ada pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap pilihan sekolah di SMASMK.
28
E. Pilihan Sekolah
Menurut Winkel 1983:81 apabila siswa hendak mengambil keputusan terhadap sekolah lanjutannya mereka harus mempertimbangkan dua hal yaitu:
1. kemampuan intelektual, bakat khusus, arah, minat, cita-cita hidup dan
kemampuan finansial; 2.
tidak dapat diabaikan pula harapan keluarga serta kewajiban keluarga. Sejalan dengan pendapat Winkel, Valles 1998:17 mengemukakan bahwa
pilihan adalah apa yang membuat seseorang menjadi orang, yang membuat orang menjadi seseorang. Pilihan itu membentuk kepribadian dan hidupnya. Pilihan itu
merupakan murni pilihan pribadi yang bebas dan bukan hanya jiplakan atau sikap patuh melainkan komitmen pribadi. Pendapat yang serupa juga ditemukan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:683 bahwa pilihan adalah hasil dari memilih, yang berarti hasil dari mencari atau memisahkan mana yang baik dan
menghendaki yang sesuai dengan keinginannya, yang sangat penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Jadi memilih merupakan faktor psikologis
yang dapat memberikan suatu keputusan. Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
29
Memilih bersekolah di SMASMK merupakan pilihan pribadi siswa yang dapat membentuk kepribadian dan hidupnya untuk mempersiapkan diri melalui
pendidikan formal supaya dapat bekerja di bidang tertentu sesuai dengan cita-cita dan harapan keluarga. Merujuk pada pendapat Winkel maka dapat dikatakan
bahwa faktor intern dan ekstern mempunyai pengaruh bagi siswa dalam memilih sekolah di SMASMK.
F. Penelitian Terdahulu 1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Minat
Melanjutkan Studi ke Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Di era globalisasi ini banyak orang berpendapat bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai masa depan yang lebih baik bagi
seseorang. Orang tua menginginkan anak-anak memperoleh pendidikan yang memadai untuk mencapai masa depan yang lebih cerah. Orang tua
berpenghasilan tinggi menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi sebab tidak menginginkan anaknya cepat bekerja. Mereka mengharapkan
anaknya melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi, karena orang tua merasa mampu membiayai anaknya. Dengan pendidikan yang tinggi
memudahkan anaknya mendapat pekerjaan. Demikian pula orang tua yang tingkat ekonomi rendah menyekolahkan anaknya ke sekolah sampai tingkat
tinggi, karena orang tua merasa dirinya berkewajiban untuk membiayai anaknya meskipun biaya yang dibutuhkan tidak sedikit jumlahnya. Maksud orang tua
30
menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lebih tinggi adalah setelah lulus nanti anaknya dapat segera bekerja dengan keterampilan yang didapat di SMK untuk
membantu meringankan beban orang tua Wahyuni, 2004:51-52. Penelitian
Widiastuti 2001:61-62
menunjukkan hasil yang sama. Kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin didasari oleh
makin tingginya tingkat pendidikan orang tua. Akan tetapi orang tua yang berpendidikan rendah belum tentu menyekolahkan anaknya sebatas
kemampuannya. Begitu juga dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan orang tua yang rendah, mereka tetap mengusahakan agar anaknya mendapat
pendidikan setinggi mungkin untuk masa depan yang lebih baik dengan bekerja lebih keras lagi sehingga anak-anaknya mendapat pekerjaan yang lebih baik dari
orang tuanya. Hasil penelitian Wahyuni 2004:53 menunjukkan bahwa siswa yang orang
tuanya memiliki status sosial ekonomi tinggi maupun rendah tidak menentukan anaknya untuk melanjutkan sekolah ke SMASMK. Siswa yang orang tuanya
berstatus sosial ekonomi tinggi belum tentu memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan ke SMA. Begitu pun sebaliknya siswa yang orang tuanya berstatus
sosial rendah belum tentu memiliki kesadaran akan keberadaan dan keterbatasan yang mereka miliki. Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK tidak ada hubungan dan tidak mempengaruhi minat siswa memilih SMK.
31
2. Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi ke Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Bila dilihat dari prestasi belajar Wahyuni, 2004:53, siswa yang mempunyai prestasi tinggi cenderung memiliki minat rendah ke SMK sedangkan yang
berprestasi rendah cenderung memiliki minat tinggi ke SMK. Pilihan SMK yang akan dimasuki lulusan SMP tidak berkaitan dengan tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa. Prestasi belajar ternyata belum tentu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan minat siswa melanjutkan ke SMK. Artinya
belum tentu siswa yang berprestasi melanjutkan ke SMA, demikian pula siswa yang prestasi belajarnya kurang dapat juga melanjutkan ke SMA, hal ini
tergantung dari minat siswa untuk melanjutkan ke SMASMK. Dapat pula pengaruh masuk tidaknya siswa ke SMK dikarenakan faktor lain. Faktor teman
sebaya lebih berpengaruh terhadap minat siswa, karena dengan teman sebaya inilah individu bergaul dan mengidentifikasikan dirinya. Secara sadar atau tidak
sadar mereka saling mempengaruhi sehingga dalam perkembangannya pengaruh teman sebaya turut berperan dalam pembentukan minat mereka.
Hasil penelitian Widiastuti 2001:63-64 yang menyebutkan bahwa fasilitas yang dimiliki berpengaruh terhadap prestasi yang dicapai, tetapi ada juga anak
yang prestasinya kurang baik akan lebih rajin belajar sehingga akan mendapat hasil semaksimal mungkin. Jika anak tersebut menyadari kalau orang tua
membiayai sekolahnya dengan susah payah agar nantinya mempunyai masa depan yang lebih baik dari orang tuanya. Anak yang berprestasi tinggi motivasi
32
dan semangat belajarnya cenderung tinggi. Motivasi dan semangat belajar yang tinggi menyebabkan prestasi belajar cenderung lebih baik dari pada mereka yang
motivasi dan semangat belajarnya rendah. Jadi anak yang prestasi belajarnya kurang dapat juga melanjutkan ke SMA hal ini tergantung dari minat siswa
untuk melanjutkan ke SMASMK. Dari hasil penelitian Wahyuni dan Widiastuti menunjukkan tidak adanya hubungan antara prestasi belajar dengan minat
melanjutkan studi ke SMK.
G. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Motivasi terhadap Pilihan Sekolah
Motivasi adalah penggerak tingkah laku manusia. Motivasi menjadi faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan karena motivasi menggerakkan,
mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan siswa. Pilihan sekolah adalah keputusan siswa untuk
menentukan jenis sekolah yang sesuai dengan keinginannya sehingga dapat mengembangkan kepribadian dan hidupnya. Adanya motivasi yang kuat dari
siswa dengan memilih sekolah yang mempunyai tujuan belajar dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan hidupnya, untuk itu siswa akan memilih
sekolah di SMASMK.
33
2. Pengaruh Bakat terhadap Pilihan Sekolah