17
B. Bakat
Freeman 1950 merumuskan bakat aptitude adalah suatu kondisi atau kombinasi ciri-ciri pengenal abilitas individu melalui latihan untuk memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, kesiapan response untuk mengerjakan pekerjaan keteknikan dan sebagainya Fudyartanto, 2002:98. Menurut Hilgard Slameto,
1988:59 bakat atau aptitude adalah: “the capacity to learn.” Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat khusus adalah sesuatu yang dibentuk dalam kurun waktu sejumlah
tahun dan merupakan perpaduan dari taraf intelegensi pada umumnya general ability, komponen inteligensi tertentu, pengaruh pendidikan dalam keluarga dan di
sekolah, minat dari subjek sendiri Winkel, 1987:88. Menurut Renzulli 1986 seperti yang dikutib Satiadarma dan Waruwu 2003:75, mengemukakan bahwa
pada hakikatnya seseorang dapat dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan di atas rata-rata, melakukan hal-hal yang bersifat kreatif dan memiliki
tekad dalam melaksanakan tugas. Bakat
sebagai aptitude biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang
merupakan potensi potential ability yang masih perlu dikembangkan atau dilatih Semiawan, 1984:3. Kemampuan bawaan membuat siswa cepat untuk belajar
sesuatu yang baru. Dalam perkembangan selanjutnya bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan dan latihan.
18
Dari beberapa pengertian di atas maka bakat pada intinya adalah kemampuan di atas rata-rata yang dimiliki oleh individu baik yang berasal dari bawaan maupun
hasil dari latihan, untuk melakukan tugas tertentu. Pengenalan bakat dalam diri memberi kepuasan tersendiri bagi pribadi tersebut. Dengan demikian siswa yang
mempunyai bakat tertentu biasanya cenderung melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan SMK, karena di sana bakat yang dimiliki dapat
dikembangkan lebih jauh, sedangkan siswa yang bakatnya kurang biasanya cenderung ke Sekolah Menengah Atas SMA. Sehubungan dengan uraian tersebut
diduga ada pengaruh antara bakat terhadap pilihan sekolah di SMASMK.
C. Minat 1. Pengertian Minat
Minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong orang yang bersangkutan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Oleh karena itu tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap orang tidak sama, maka tinggi rendahnya minat
juga belum tentu sama Supriyoko, 1990:4. Menurut Slameto 1988:182 minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
19
Winkel 1994:30 berpendapat minat adalah “ kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang tersebut”. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa tanpa adanya minat yang menetap pada subjek dalam mengerjakan sesuatu,
subjek akan merasa bosan dan hasil yang dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai faktor penentu pilihan. Pendapat lain menyatakan yang
dimaksud minat adalah “suatu keadaan perhatian seseorang terhadap objek yang disertai rasa ingin tahu, ingin mempelajari dan kemudian ingin membuktikan
lanjut tentang apa yang diketahuinya” Walgito, 1985:38. Minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan”. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang Slameto: 1988:59
Pendapat Whiterington 1984:135 minat adalah “kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan
dirinya”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu
kesadaran dari seseorang yang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian terhadap sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, memperhatikan dengan
seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Dengan demikian dalam minat ini diketemukan adanya unsur kesadaran,
perhatian, keinginan dan juga harapan untuk terlibat dalam suatu objek tertentu melalui aktivitas.