Tes Psikologi Alat Pengumpulan Data

6. Konflik-Konflik yang Disignifikan 7. Hakikat Kecemasan 8. Pertahanan-Pertahanan Utama Melawan Konflik dan Ketakutan 9. Ketepatan Superego sebagaimana Ditampakkan dalam Bentuk “Hukuman” terhadap “Kejahatan” 10. Integrasi Ego Kesepuluh variabel-variabel tersebut dipindahkan ke dalam blanko TAT Bellak untuk memudahkan membuat kesimpulan dan diagnosis akhir Bellak, 1993.

F. Kredibilitas

Kredibilitas dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan, dan apakah kejelasan yang diberikan tentang gejala yang diteliti memeng sesuai dengan yang sebenarnya terjadi. Untuk memperoleh hasil yang sesuai dalam penelitian ini ada cara-cara yang dilakukan untuk mengusahakan agar hasil penelitian ini dapat dipercaya yaitu dengan menggunakan metode triangulasi. Kemudian setelah mendapatkan hasil wawancara, hasil wawancara tersebut ditanyakan ulang pada subyek. Metode ini digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Metode ini dapat dicapai dengan cara membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi serta hasil dari test TAT yang diperoleh. Kemudian hasil akhir dari wawancara dan observasi tersebut di cross-check dengan hasil wawancara subyek.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi data, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Setelah peneliti memperoleh data yang dibutuhkan maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis data-data tersebut. Adapun tahap-tahap yang dilalui dalam proses analisis data yaitu: 1 Kategorisasi data Proses ini diawali dengan membuat verbatim hasil wawancara kemudian memberi kode-kode atau catatan-catatan pada transkrip guna memilah- milah data. Data yang telah diperoleh akan disusun atau digolongkan dalam tema atau kategori yang sama dan sesuai dengan tujuan penelitian. 2 Memberikan test TAT pada subyek Test TAT diberikan dengan tujuan untuk melihat konsep diri serta dinamika psikologis yang dimiliki subyek. 3 Rekapitulasi data Data yang telah dikategorisasikan tersebut selanjutnya akan diolah dengan menyusunnya sehingga menampilkan suatu pola hubungan. 4 Interpretasi data dan pengambilan kesimpulan Proses ini dilakukan dengan melihat dan membandingkan beberapa teori yang bersangkutan dengan hal yang diteliti.

H. Pengkodean Koding

Dalam penelitian ini koding dilakukan agar dapat mengorganisasikan data dan mensistematisasikan data secara lengkap dan mendetail sehingga dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 1998. Data yang telah diperoleh akan dianalisis baris per baris sehingga dapat memunculkan gambaran tentang aspek konsep diri subyek yang diteliti. Langkah-langkah koding dalam penelitian ini meliputi: 2. Menyusun transkrip wawancara verbatim, catatan observasi, serta hasil interpretasi test TAT dengan memberikan kolom kosong yang cukup besar disebelah kanan transkrip. Kolom tersebut nantinya digunakan untuk memberikan kode atau catatan tertentu atas transkrip yang sudah dibuat. 3. Memberikan penomoran secara urut pada baris transkrip. 4. Memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode-kode tertentu yang dapat mewakili berkas tersebut. Sebagai contoh: a. Pengkodean transkrip wawancara yaitu wawancara, aspek konsep diri positif atau negatif dan nomor baris, contoh: WPTD+70 untuk aspek pengetahuan terhadap diri, WHD–71 untuk aspek harapan diri, WPnTD+72 untuk aspek penilaian terhadap diri. b. Pengkodean observasi yaitu observasi, aspek konsep diri positif atau negatif dan nomor halaman, contoh: OPnTD+90 c. Pengkodean hasil interpretasi TAT yaitu TAT, aspek konsep diri positif atau negatif dan nomor halaman, contoh: TPnTD+10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa subyek merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga. Melalui wawancara pula dan test TAT serta didukung oleh hasil observasi yang dilakukan maka dapat diketahui konsep diri istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga termasuk dalam kategori yang positif atau negatif. Konsep diri itu sendiri memiliki 3 aspek, yaitu: 1. Pengetahuan Tentang Diri Aspek pengetahuan diri subyek baik, hal itu dikarenakan subyek mengerti dengan benar kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya, sebagai contoh pada hasil wawancara WPTD+467: “terlalu pemaaf deh kayanya” WPTD+522 : “...mungkin karena seneng bergaul dengan orang ya jadi melakukan pendekatan ke orang itu lebih cepat, untuk ngelobby orang juga. Ya pokoknya suruh jual barang apa aja bisa...”. Selain itu subyek juga mau menerima dan mengakui bahwa setiap kejadian buruk yang menimpa diri subyek adalah bagian dari masa lalu subyek, ia tidak berusaha untuk melupakan setiap kejadian buruk yang menimpa dirinya. Walaupun mungkin untuk sebagian orang hal tersebut dapat