Karakteristik Korban: Karakteristik Kepribadian Korban Dan Pelaku Kekerasan

disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat sedikitnya 6 faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan suami terhadap istri: a. Fakta bahwa laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam masyarakat b. Masyarakat masih membesarkan anak laki-laki dengan didikan yang bertumpukan pada kekuatan fisik, yaitu untuk menumbuhkan keyakinan bahwa mereka harus kuat dan berani serta tidak toleran. c. Budaya yang mengkondisikan perempuan atau istri tergantung kepada laki-laki atau kepada suami, khususnya secara ekonomi. d. Persepsi tentang kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga yang dianggap harus ditutup karena termasuk wilayah privat suami-istri dan bukan sebagai persoalan sosial. e. Pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama tentang penghormatan pada posisi suami, tentang aturan mendidik istri, dan tentang ajaran kepatuhan istri kepada suami. f. Kondisi kepribadian dan psikologi suami yang tidak stabil dan tidak benar.

5. Memahami Pola Kekerasan Terhadap Istri

Berita tentang kekerasan domestik lebih sering kita dengar ketika seorang istri meninggal dunia akibat dibunuh oleh suaminya, padahal terbunuhnya istri tersebut merupakan akhir dari sebuah siklus kekerasan. Sebenarnya untuk memahami kasus kekerasan terhadap istri, ada tiga fase dalam sebuah siklus kekerasan dalam rumah tangga yang disebut dengan teori lingkaran kekerasan Hamim, 2001. Disebut teori lingkaran karena ketiga fase ini terus berputar seperti siklus yang terus berulang. Teori ini dapat membantu kita untuk mengerti mengapa perempuan yang dipukul seakan menyediakan diri untuk di”keras”i pasangannya. Ketiga fase itu adalah:

a. Fase I: Tahap Munculnya Ketegangan

Dalam tahap ini ada ketegangan yang mungkin disebabkan percekcokan terus menerus atau sikap “cuek” masing-masing atau perpaduan keduanya saling tidak perduli. Kadang-kadang juga muncul kekerasan kecil. Biasanya bagi pasangan fase ini dianggap sebagai “bumbu” perkawinan. Ketegangan demi ketegangan selanjutnya berlalu begitu saja. Kemudian suami mulai mengintimidasi dan mencari alasan untuk menyudutkan istri.

b. Fase II: Tahap Pemukulan Akut

Tahap inilah yang disebut juga tahap penganiayaan, penyiksaan oleh suami sehingga mengalami penderitaan. Tahap inilah yang biasa kita baca di koran-koran atau saat berita kriminal tentang kekerasan suami terhadap istri. Kekerasan itu mungkin dengan meninju, menendang, menampar, mendorong, mencekik, atau bahkan menyerang dengan senjata. Kekerasan itu bisa berhenti kalau si perempuan pergi dari rumah atau si laki-laki sadar apa yang dia