b. Kekerasan Fisik
Yaitu perbuatan yang menyebabkan cedera fisiktubuh orang lain atau menyebabkan kerusakan secara fisik seseorang dan sampai
matinya seseorang. Grant dalam Chusairi, 2000, menyatakan bahwa kekerasan suami secara fisik dapat berbentuk pemukulan, menampar,
menjambak, mendorong dan menendang, kekerasan tersebut dapat menyebabkan terlukanya seseorang secara fisik. Sebagai contoh lain
kekerasan secara fisik yaitu: 1
Meludahi 2
Menyulut dengan rokok 3
Melukai dengan barang senjata
c. Kekerasan Ekonomi
Pengertian penelantaran rumah tangga yaitu menelantarkan atau kelalaian yang disengaja dalam memberikan kebutuhan hidup pada
seseorang yang memiliki ketergantungan, khususnya dalam lingkup rumah tangga. Kurang menyediakan sarana perawatan kesehatan,
pemberian makanan, pakaian dan perumahan yang sesuai merupakan faktor utama dalam menentukan adanya penelantaran Herkutanto,
2000. Dalam hal ini harus hati-hati untuk membedakan antara “ketidak
mampuan ekonomis” dengan “penelantaran yang disengaja”. Contoh kekerasan ekonomi atau penelantaran ekonomi dalam rumah tangga:
1 Tidak memberikan uang belanja.
2 Memakaimenghabiskan uang istri untuk foya-foya.
3 Dilarang atau dibatasi bekerja secara layak hidup dikendalikan
d. Kekerasan Emosional atau Psikis
Bentuk kekerasan ini sebetulnya sulit untuk dibatasi karena setiap orang mempunyai sensitivitas emosi yang bervariasi. Dalam
suatu rumah tangga hal ini dapat berupa tidak diberikannya suasana kasih sayang pada istri agar terpenuhi kebutuhan emosinya. Hal ini
sebenarnya penting untuk perkembangan jiwa seseorang. Identifikasi yang timbul akibat kekerasan psikis lebih sulit diukur tidak seperti
kekerasan fisik Herkutanto, 2000. Tetapi secara garis besar kekerasan psikis dapat diartikan segala tindakan yang pada akhirnya berpengaruh
pada kejiwaan seseorang, atau perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, rasa tidak berdaya serta
penderitaan psikis berat lainnya seperti depresi. Sebagai contoh kekerasan psikis:
1 Mencela, menghina.
2 Mengancammenakut-nakuti
sebagai sarana
memaksakan kehendak.
3 Mengisolasi istri dari dunia luar.
4 Berselingkuh
3. Karakteristik Kepribadian Korban Dan Pelaku Kekerasan
Perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga biasanya memiliki ciri fisik seperti bertubuh kecil, kurang cantik, kurang
pandai, dll. Tetapi tidak menutup kemungkinan yang menjadi korban adalah perempuan yang cantik dan memiliki karir yang baik. Istri yang
menjadi korban kekerasan biasanya dijauhkan oleh suaminya dari pihak keluarga istri maupun lingkungan sosialnya, karena suami tidak ingin
perbuatan kejinya diketahui oleh orang lain. Sehingga ia merasa aman dalam melakukan aksinya, dan dapat terus menerus mengulangi aksinya.
Ada beberapa karakteristik lain dari korban dan pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
a. Karakteristik Korban:
1 Menganut peran stereotype tradisional laki-laki dan perempuan.
2 Pasif. Menerima segala perlakuan.
3 Menerima dominasi dan superioritas laki-laki.
4 Menyamakan dominasi dengan kejantanan maskulinitas.
5 Merasa bahwa mereka tidak punya hak asasi.
6 Mengakui kesalahan yang tidak diperbuatnya.
7 Mengaku bertanggung jawab atas tindakan-tindakan pasangannya.
8 Bertindak sebagai tumbal perbuatan pasangannya di luar.
9 Punya hasrat kuat untuk dibutuhkan.
10 Meremehkan atau memandang kecil situasi yang berbahaya.