Konsep Diri Negatif Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif

e. Pesimis terhadap kompetisi seperti yang terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain. Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang positif memiliki tanda-tanda sebagai berikut: a. Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah. b. Merasa setara dengan orang lain. c. Menerima pujian tanpa rasa malu. d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masayarakat. e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadiannya yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

C. Istri

Istri adalah seseorang yang mendampingi kaum laki-laki ketika mereka sudah terikat dalam suatu lembaga penikahan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia istri adalah wanita perempuan yang telah menikah atau yang bersuami, dengan kata lain wanita yang dinikahi 1993. Menurut tradisi jawa perempuan sebagai seorang istri dibatasi oleh tradisi keperempuanan ideal yang mengutamakan nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan. Nilai-nilai tradisional tersebut menginterpretasikan lelaki sebagai pemimpin perempuan, sehingga oleh karenannya mengharuskan perempuan untuk patuh pada suaminya Cholil dalam Hakimi 2001. Setelah menikah, seorang perempuan dimasyarakat harus memenuhi tuntutan peran yang telah ditentukan secara sosial yaitu mengurus rumah, melahirkan dan mengasuh anak, serta melayani suami Djohan dalam Hakimi 2001. Nilai-nilai tradisional jawa terus mendesak dan memberikan pengaruh yang kuat, yaitu bahwa tunduk dan patuh sebagai ciri feminin yang ideal. Sebagaimana yang terungkap dari peribahasa ‘suwarga nunut neraka katut’, yang artinya seorang wanita harus betul-betul mengikuti kemana suaminya pergi menuju ke surga atau ke neraka Cholil 1999. Ada 6 hal yang berkaitan dengan kesetiaan wanita kepada suami, yaitu takut dan hormat kepada suami, berkasih sayang, mengetahui kehendak suami, mengimankan suami, taat kepada suami serta bersedia membela suami Buletin Psikologi, 2 Desember 1998.

D. Konsep Diri Istri yang Mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga yang marak terjadi belakangan ini dan sudah menjadi konsumsi publik, bukan merupakan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan. Tetapi bagi para istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga biasanya merasa malu atau risih jika permasalahan dalam keluarganya sampai diketahui oleh orang lain. Mereka cenderung menutupi masalah yang ada karena mereka menganggap itu merupakan aib keluarga yang harus dijaga agar orang lain tidak mengetahuinya. Lebih mengherankan lagi banyak istri yang sudah disakiti sedemikian rupa baik secara fisik maupun psikologis oleh suaminya mau menerima