Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
maksudnya tolong
hargain, hargain
jangan memperlakukan seperti apa yang sudah orang lain
perlakukan gitu..” Harapan diri yang negatif juga ditunjukkan oleh keinginan subyek
untuk mempunyai keluarga yang utuh. Harapan diri subyek tergolong harapan diri yang negatif karena harapan subyek jauh dari kenyataan yang
ada dan sangat kecil sekali kemungkinannya untuk diwujudkan. Hal ini dikarenakan subyek merupakan istri kedua dan subyek sudah 3 kali
menikah. Selain itu dari pernikahan kedua subyek juga menghasilkan seorang anak, dimana anak tersebut tinggal dengan mantan suami subyek.
Harapan ini terungkap pada hasil wawancara dengan kode: WHD−588
“..Cuma pingin ngerasain gimana sih punya keluarga yang bener-bener lengkap istilahnya ngga terpecah-pecah gitu,
impiannya sih itu suatu saat nanti memang sih ngga kepikiran ya cari suami lagi atau apa...”
WHD−592 ”..Ada impian pengen bisa gitu pengen ngelihat gimana
rasanya papa mama anak jadi satu kan dari dulu ci Y ngga pernah ngerasain keluarga jadi satu. Ya pengen supaya B
ngerasain ini loh ada mama ada papanya...”
Harapan subyek agar suaminya bertanggung jawab atas keluarga juga menjadi suatu harapan yang jauh dari kenyataan karena suami ketiga
subyek sudah tua, sakit-sakitan, dan tidak berpenghasilan. Sehingga, subyek menjadi satu-satunya orang yang harus menanggung biaya hidup
subyek maupun biaya hidup suami. Subyek juga berharap suaminya dapat berubah ditunjukkan pada wawancara WHD−373:
“...Ya itu karena ada believe gitu loh bahwa believe someday orang ini akan berubah...”
Perubahan sikap pada seseorang sangat mungkin terjadi, tetapi dalam kasus ini kemungkinan perubahan sikap pada suami subyek sangat kecil,
tetapi subyek selalu berharap bahwa sikap suaminya akan berubah, walaupun harapan tersebut sangat kecil untuk diwujudkan.
3. Penilaian Terhadap Diri
Pada aspek penilaian terhadap diri subyek juga tergolong negatif. Hal ini dikarenakan subyek selalu memandang dirinya sebagai seorang
perempuan yang lemah dan tidak berdaya sehingga selalu pasrah pada keadaan. Menurut subyek, laki-laki mempunyai kuasa yang besar atas diri
wanita, sehingga laki-laki dapat dengan mudahnya menjatuhkan wanita sama seperti hasil wawancara dengan kode WPnTD–146:
“..rasanya tuh udah bener-bener muak karena dari kecil sampe sekarang tuh yang jatuhin itu selalu laki-laki...”
Masa lalu subyek banyak mempengaruhi penilaian subyek terhadap sosok laki-laki, dimana sosok yang seharusnya melindungi justru
menjatuhkan subyek. Pada kenyataan sehari-hari subyek selalu merasa tidak dihargai oleh orang disekitarnya terutama lawan jenis dan orang-
orang yang mempunyai hubungan emosional dengan subyek. Dalam tes TAT juga terlihat bahwa kebutuhan utama subyek adalah kebutuhan untuk
dihargai dan dicintai serta menjalin hubungan dengan orang lain, seperti yang tertera pada TPnTD–14. Subyek memberi penilaian pada dirinya
juga negatif, apapun yang diperolehnya tampak tidak berharga dibanding
dengan apa yang diperoleh orang lain. Saat ini subyek menjabat sebagai kepala cabang sebuah perusahaan keuangan yang cukup ternama di
Yogyakarta bahkan di Indonesia. Tetapi prestasi tersebut tidak membuat subyek merasa bangga hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara dengan
kode WPnTD–778: “Belum lah baru cuman jadi ah…baru cuman jadi begini,
masih kroco hahaha…..” Subyek menganggap bahwa prestasinya saat ini tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan prestasi orang lain. Maka, dari hasil wawancara dan tes TAT serta penilaian peneliti terhadap diri subyek, dapat diketahui
subyek memiliki penilaian terhadap diri yang negatif. Dilihat dari ketiga aspek yang terkandung dalam konsep diri, hasil
penelitian menunjukkan bahwa subyek memiliki konsep diri yang negatif. Subyek mengenal dirinya dengan baik dan dapat menyimpan informasi, baik yang positif
maupun negatif tentang dirinya, serta memahami dan menerima sejumlah fakta tentang dirinya. Kelemahan yang sangat terlihat yaitu subyek selalu ingin untuk
dihargai dan dicintai terutama oleh orang-orang terdekatnya. Subyek juga merasa bahwa apa yang ia miliki sekarang tidak lebih baik dari orang lain. Harapan diri
subyek juga tidak realistis dan jauh dari kenyataan yang ada. Kemungkinan untuk mewujudkan harapan tersebut pun sangat kecil.