Wawancara Alat Pengumpulan Data

Wawancara pertengahan yang dilakukan dapat menggunakan kedua teknik tersebut karena sifat wawancara yang fleksibel. c. Wawancara Penutup Beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap akhir ini adalah membuat kesimpulan dari apa yang sudah dilakukan selama proses wawancara. Hal terpenting adalah mengklarifikasi terjadinya kesalahpahaman pada saat proses wawancara dilakukan dan melakukan evaluasi. Proses evaluasi yang telah dilakukan bertujuan untuk membantu proses selanjutnya. Pada wawancara penutup ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi atau data yang dirasa kurang pada saat wawancara sebelumnya. Agar wawancara ini lebih terarah maka peneliti membuat suatu outline yakni: Aspek Konsep Diri Pertanyaan Pengetahuan Tentang Diri 1. Menurut anda bagaimana penampilan anda sebagai wanita? menarik, cantik, dsb 2. Menurut anda bagaimana pendapat orang lain mengenai penampilan anda? 3. Apa peranan yang sedang anda jalani saat ini? 4. Menurut anda sifat baik apakah yang anda miliki? 5. Menurut anda sifat buruk apakah yang anda miliki? 6. Keterampilan atau kecakapan apa yang anda miliki? Harapan Diri 1. Apa yang anda harapkan dari penampilan anda dimasa mendatang? 2. Menurut anda apa harapan orang lain terhadap diri anda? 3. Apa yang anda harapkan sebagai seorang wanita? 4. Apa yang anda harapkan sebagai seorang istri? 5. Apa yang anda harapkan sebagai seorang ibu? 6. Dari semua sifat buruk yang anda miliki manakah sifat yang paling ingin anda hilangkan? Mengapa? 7. Kepribadian seperti apa yang ingin anda miliki? Contohnya dan mengapa? 8. Keterampilan apa yang ingin anda miliki? Penilaian Terhadap Diri 1. Apakah anda merasa puas dengan penampilan fisik anda? Mengapa? 2. Apakah anda senang dengan peran yang sedang anda jalani saat ini? Mengapa? 3. Menurut anda apakah semua orang disekitar anda menyukai anda? Lebih banyak mana, yang menyukai atau yang tidak menyukai? 4. Menurut anda apakah anda sudah menjadi istri yang baik? 5. Menurut anda apakah anda sudah menjadi ibu yang baik?

2. Observasi

Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung Suhartono, 1988. Ada 2 karakteristik observasi dalam penelitian ini, yaitu: a. Langsung Informasi yang diperoleh melalui metode observasi bersifat asli dari tangan orang pertama yang tidak dicemari oleh faktor-faktor lain misal subyektivitas, hallo effect, dan lain-lain. b. Metode observasi dapat digunakan untuk mengecek data yang telah diperoleh melalui metode pengumpulan data yang lain. Data yang diperoleh melalui observasi dapat dijadikan sebagai data pelengkap. Sebagai salah satu metode pengumpulan data, metode observasi ini memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah bahwa hasil pengamatan lebih bersifat subyektif. Hal ini disebabkan antara lain oleh latar belakang pemikiran observer, relasi observer dengan subyek penelitian dan hallo effect yang mempengaruhi pengamatan observer terhadap subyek penelitian. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka observasi dilakukan beberapa kali. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan dan metode observasi tidak terstruktur. Observasi nonpartisipan adalah observasi yang dilakukan oleh observer di mana observer hanya bertindak sebagai pengamat dan berusaha menciptakan hubungan yang erat dengan subyek penelitian. Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah metode observasi yang bersifat terbuka dan fleksibel, di mana observer melihat kejadian secara langsung. Dalam melakukan observasi ini tidak ada pedoman resmi yang digunakan misalnya daftar pertanyaan atau item tertentu. Peneliti menggunakan observasi nonpartisipan karena dalam penelitian ini peneliti mengamati perilaku subyek secara langsung namun tetap berusaha menjalin hubungan yang erat dengan subyek sehingga peneliti tetap memperoleh data dan informasi secara langsung melalui interaksi tersebut. Sedangkan metode observasi tidak terstuktur digunakan untuk melihat kejadian terhadap diri subyek sehari-hari secara langsung tanpa pedoman yang mutlak untuk diikuti. Dalam melakukan observasi peneliti tetap memperhatikan 3 hal yaitu apa yang diobservasi, waktu observasi, dan bagaimana observasi tersebut dilakukan. Observasi yang dilakukan akan mengungkap beberapa informasi untuk mendukung hasil wawancara. Adapun informasi yang akan digali melalui observasi adalah: a. Tampilan diri 1 Fisik 2 Ekspresi Emosi b. Relasi 1 Dengan Suami dan Anak 2 Dengan Keluarga 3 Dengan Orang-Orang Disekitarnya Teman-teman c. Sikap atau perilaku subyek yang relevan 1 Perilaku yang nampak saat wawancara 2 Perilaku subyek sehari-hari Berdasarkan prinsip determinisme psikis Model Psikodinamika Nietzel, 1994 perilaku mempunyai hubungan dengan penyebab- penyebab yang terkadang tersembunyi dari observer. Dari perilaku yang tampak atau dari sikap yang tidak disadari oleh subyek dapat memberi tanda dari adanya konflik dan motivasi tersembunyi. Oleh karena itu, dengan metode observasi secara khusus dapat digunakan untuk mengamati secara langsung perilaku atau sikap subyek yang tampak dan tidak disadarinya.

3. Tes Psikologi

Untuk menambah data dan informasi mengenai subyek penelitian, peneliti mempergunakan tes Psikologi. Test psikologi yang dipergunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah test proyektif salah satu bagian dari test kepribadian. Test proyektif ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu gambaran tentang struktur kepribadian subyek penelitian dengan jalan meminta subyek untuk memberikan respon pada stimulus tertentu yang tidak berstruktur dengan jelas Faisal, 1989. Test proyektif yang dipergunakan oleh peneliti adalah Thematic Apperception Test TAT salah satu bentuk test asosiasi. Alasan dipergunakannya test TAT dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep diri subyek, gambaran diri mengenai diri subyek, kecemasan utama yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri subyek serta kebutuhan-kebutuhan need apa saja yang dimiliki oleh subyek. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa muncul dalam kesadaran maupun ketidaksadaran manusia. Selain need, Murray sebagai tokoh yang mengembangkan TAT pertama kali juga mengemukakan tentang press. Press adalah faktor-faktor eksternal atau kekuatan lingkungan yang dapat berpengaruh pada keadaan kita dengan satu atau lain cara sehingga press memiliki potensi tertentu terhadap kita 1993. Untuk menjembatani antara need dan press, Murray mengemukakan mengenai thema. Thema merupakan interaksi antara need dan press sehingga memunculkan perilaku tertentu. Pada test ini subyek diminta untuk mengemukakan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diketahuinya mengenai gambar yang diberikan. Melalui cerita subyek diharapkan dapat mencerminkan obsesi, kebutuhan, keinginan, kecemasan, atau pandangan hidup subyek ke dalam stimulus yang diberikan. Inilah yang menjadi alasan mengapa peneliti menggunakan TAT sebagai pendukung metode wawancara dan observasi. Selain itu pula sebagai salah satu test proyektif TAT memiliki keutamaan yang terletak pada kemampuannya untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan terhambat yang tersembunyi, yang oleh subyek cenderung tidak diakui karena tidak disadarinya. TAT dapat