dimasyarakat harus memenuhi tuntutan peran yang telah ditentukan secara sosial yaitu mengurus rumah, melahirkan dan mengasuh anak, serta melayani
suami Djohan dalam Hakimi 2001. Nilai-nilai tradisional jawa terus mendesak dan memberikan pengaruh yang kuat, yaitu bahwa tunduk dan
patuh sebagai ciri feminin yang ideal. Sebagaimana yang terungkap dari peribahasa ‘suwarga nunut neraka
katut’, yang artinya seorang wanita harus betul-betul mengikuti kemana suaminya pergi menuju ke surga atau ke neraka Cholil 1999. Ada 6 hal yang
berkaitan dengan kesetiaan wanita kepada suami, yaitu takut dan hormat kepada suami, berkasih sayang, mengetahui kehendak suami, mengimankan
suami, taat kepada suami serta bersedia membela suami Buletin Psikologi, 2 Desember 1998.
D. Konsep Diri Istri yang Mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan dalam rumah tangga yang marak terjadi belakangan ini dan sudah menjadi konsumsi publik, bukan merupakan hal yang tabu lagi untuk
dibicarakan. Tetapi bagi para istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga biasanya merasa malu atau risih jika permasalahan dalam
keluarganya sampai diketahui oleh orang lain. Mereka cenderung menutupi masalah yang ada karena mereka menganggap itu merupakan aib keluarga
yang harus dijaga agar orang lain tidak mengetahuinya. Lebih mengherankan lagi banyak istri yang sudah disakiti sedemikian
rupa baik secara fisik maupun psikologis oleh suaminya mau menerima
kembali suaminya setelah apa yang ia terima selama ini. Salah satu alasan yang terkait dengan sikap istri yang mau menerima kembali suami yang telah
menyiksanya adalah konsep diri yang dimiliki oleh istri tersebut. Menurut Calhoun dalam Centi, 1993, konsep diri merupakan gambaran
diri seseorang mengenai dirinya sendiri meliputi pengetahuan tentang diri sendiri, harapan dan penilaian tentang diri.
Rogers dalam Burns, 1993 mengemukakan bahwa konsep diri merupakan determinant atau penentu yang paling penting dari respons
seseorang terhadap lingkungannya. Konsep diri yang dimiliki seseorang akan berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang dan perilaku tersebut
merupakan perwujudan dari sikap seseorang Azwar, 1995. Berdasarkan uraian diatas, konsep diri yang dimiliki individu berkaitan
erat dengan sikap yang dimiliki individu. Sama halnya dengan istri yang mau menerima kembali suami yang telah menyiksanya merupakan perwujudan dari
sikap yang tentunya juga dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui konsep diri istri yang mengalami
kekerasan dalam rumah tangga.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi kasus sebagai metodologi penelitiannya. Penelitian studi kasus ini merupakan jenis
penelitian kualitatif. Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam,
mendetail, dan komprehensif. Studi kasus yang disajikan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Pendekatan studi kasus tunggal yang dipergunakan
ini adalah untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara lengkap dan mendalam Winkel, 1991.
B. Subyek Penelitian
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah: 1.
Istri yang berprofesi wanita karier dan ibu rumah tangga 2.
Mengalami kekerasan dalam rumah tangga secara seksual, fisik, psikis ekonomi, maupun keseluruhannya
3. Berdomisili di Yogyakarta
Dalam penelitian ini tidak ada batasan umur, daerah asal, lamanya berdomisili di Yogyakarta. Hal ini karena peneliti menganggap faktor tersebut
tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian.