Kebijakan Di Bidang Sosial
tidak terjangkau oleh masyarakat dibawah garis kemiskinan. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik, pada tahun 1998 jumlah penduduk miskin mencapai 49,5
juta jiwa atau 24,23 persen dari jumlah penduduk.
126
Empat tahun setelah Indonesia terpuruk dalam krisis ekonomi menimbulkan pembengkakan beban utang yang berakibat pada menciutnya
anggaran untuk kesehatan dan pendidikan. Meningkatnya jumlah pengangguran menjadikan Indonesia masuk kedalam daftar negara yang miskin seperti Kamboja,
Burkinanvaso, Ghana dan lain- lain. Ironisnya, kemiskinan dan penderitaan rakyat, dalam prakteknya masih
merupakan obyek pemerintah untuk mengambil utang luar negeri, tanpa mengatasi kemiskinan secara mendasar. Penanganan kemiskinan hanya
diperlakukan sebagai proyek untuk aparat pemerintah dan kroninya untuk mendapatkan keuntungan ekonomi untuk melakukan korupsi dan kolusi.
127
Untuk menyikapi masalah tersebut, Megawati Soekarnoputri tidak berbuat banyak. Namun demikian beliau tetap berusaha untuk menyelesaikan dengan
mengeluarkan kebijakan. Kebijakan-kebijakan Megawati Soekarnoputri dalam menyelesaikan masalah kemiskinan adalah program pengentasan kemiskinan.
Pemerintah membentuk Komite Penanggulangan Kemiskinan KPK, sebuah lembaga antar instansi pemerintah yang bertujuan untuk menanggulangi masalah
kemiskinan di Indonesia. Sebelumnya pemerintah mengeluarkan beberapa program diantaranya Jaring Pengaman Sosial JPS serta pemberdayaan dalam
126
TN, op.cit., hal.202.
127
…., Apakah Pemerintahan Megawati Sungguh-sungguh Melaksanakan Reformasi dan Memisahkan diri dari Orde Baru,
dalam http:www.infid.becatatanakhirtahunbersama121.html.150108.
mengatasi dampak krisis ekonomi PDM-DKE.
128
. Dalam upaya menangani kemiskinan, pemerintah telah menyediakan dana dalam jumlah besar yang berasal
dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN.
129
Salah satu strategi yang diterapkan dalam penanggulangan kemiskinan adalah meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran kelompok
masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari- hari. Dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, telah dilakukan serangkaian
program dan kegiatan, antara lain perluasan kesempatan dan peluang berusaha dengan dukungan pembiayaan seperti dana bergulir, fasilitas kredit dengan bunga
rendah melalui perbankan dan bank perkreditan rakyat BPR, dan sistem bagi hasil melalui modal ventura dan bank syariah.
Sedangkan program pengurangan pengeluaran masyarakat miskin, antara lain melalui Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM dengan dana Rp 4,4
triliun. Dana ini dialokasikan untuk mendukung 26 jenis kegiatan, antara lain penyediaan beras murah, penyediaan air bersih, pelayanan kesehatan, pendidikan,
dana bergulir, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, pengadaan kontrasepsi dan penanggulangan kemiskinan.
130
Berbagai program untuk penanggulangan kemiskinan cukup populer ditengah masyarakat. Misalnya, beras untuk rakyat miskin raskin yang dijual
perkilogram Rp 1.000,00 dan setiap kepala keluarga mendapat jatah 20 kg setiap bulan. Di bidang kesehatan, dikembangkan program Kartu Sehat, yaitu program
128
Riwi Sumantyo, Masalah Kemiskinan dan Ketenagakerjaan Kita, http: www.suara merdeka.comharian040705eko 13.htm, 28 Februari 2008.
129
TN, op.cit., hal. 204.
130
Ibid, hal. 205.
pelayanan kesehatan gratis kepada penduduk miskin. Pada setiap keluarga miskin akan mendapat kartu Sehat yang bisa digunakan secara gratis di Puskesmas atau
rumah sakit. Pelayanan kesehatan yang dimaksud meliputi pemeriksaan, obat- obatan bahkan rawat inap. Pemegang Kartu Sehat juga akan mendapatkan vaksin
hepatitis B, serta pelayanan persalinan oleh bidan. Program penanggulangan kemiskinan yang lain adalah penyediaan
kontrasepsi secara gratis untuk kelurga miskin. Krisis telah mengakibatkan harga kontrasepsi semakin tidak terjangkau oleh masyarakat. Tidak terjangkaunya harga
kontrasepsi dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan penduduk tinggi. Pemerintah juga mengalokasikan dana penanggulangan kemiskinan untuk
memperbaiki infrastruktur, misalnya pembangunan jalan-jalan desa, fasilitas Mandi Cuci dan Kakus, dan sebagainya.
131
Tingkat kemiskinan yang semakin tinggi ini, berakibat pada pendidikan di Indonesia, yaitu mahalnya biaya pendidikan sehingga tidak terjangkau masyarakat
miskin. Mengingat pendidikan sangat penting dan lembaga pendidikan diposisikan sebagai wahana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Undang-Undang mengamanatkan agar pemerintah termasuk pemerintah daerah memberikan perhatian, antara lain dengan mengalokasikan dana yang memadai,
serta menjadikan pendidikan sebagai prioritas dalam penyusunan anggaran. Pada UUD 1945 yang telah diamandemen pasal 31 ayat 4 disebutkan bahwa negara
harus memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN serta dari
131
Ibid, hal. 206.
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Dalam bidang pendidikan, Megawati Soekarnoputri selaku presiden telah melaksanakan amanat UUD 1945 tersebut. Pada APBN 2004, dialokasikan dana
untuk sektor pendidikan dan pendidikan luar sekolah. Sektor pendidikan menduduki peringkat teratas penerima alokasi anggaran belanja pembangunan
tahun 2004. Anggaran sub sektor pendidikan, antara lain akan dimanfaatkan untuk
memperluas daya tampung sekolah, meningkatkan kualitas pendidikan dasar, meningkatkan kesamaan kesempatan memperoleh pendidikan bagi keluarga
kurang mampu, meningkatkan kualitas dan lembaga pendidkan. Anggaran untuk sub sektor pendidikan, antara lain akan dimanfaatkan untuk menuntaskan program
wajib belajar sembilan tahun. Namun berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas, menekan biaya
pendidikan, serta dukungan lain bagi peningkatan kualitas pendidikan maup un jumlah peserta didik, masih dianggap belum cukup. Mengingat jumlah peserta
didik di Indonesia sedemikian besar, sementara kemampuan pemerintah amat terbatas. Untuk mengatasi hal ini, Departemen Pendidikan Nasional memprakarsai
model partisipasi masyarakat guna peningkatan kualitas pendidikan maupun peningkatan peserta didik melalui program Dewan Sekolah dan Komite Sekolah.
Disadari bahwa krisis multidimensional yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah menyebabkan terjadinya lonjakan jumlah penduduk miskin. Hal
ini berdampak pada daya jangkau masyarakat terhadap pendidikan. Untuk
mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui program pengentasan kemiskinan telah menyediakan alokasi dana khusus untuk keluarga miskin agar tetap dapat
menikmati pendidikan. Misalnya pemerintah memberikan pembebasan biaya pendidikan untuk golongan miskin di Propinsi Aceh. Kebijakan itu dilakukan
untuk membantu masyarakat yang paling menderita akibat konflik di wilayah tersebut, sekaligus untuk meningkatkan jumlah murid yang bersekolah pada tiap
jenjang pendidikan yang sempat menurun dalam empat tahun terakhir. Pembebasan biaya pendidikan dari jenjang SD hingga ke jenjang SMA. Termasuk
pemberian buku pelajaran yang dibutuhkan bahkan beasiswa. Jumlah itu sekitar 30 persen sampai 34 persen dari anak berusia sekolah SD hingga SMA totalnya
berjumlah 1.200.000 anak. Untuk anak yatim korban konflik, pemerintah memberikan beasiswa sebesar Rp 200.000,00 per anak setiap bulan.
132
Disisi lain, melalui berbagai lembaga swadaya masyarakat seperti Gerakan Nasional Orang
tua Asuh GNOTA, disiapkan bea sisiwa bagi keluarga miskin, agar mereka bisa tetap bersekolah atau melanjutkan sekolahnya.
133
Selain itu, dikembangkan berbagai kebijakan dan program untuk menekan angka buta huruf, serta menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Wajib belajar
sembila tahun akan terancam gagal apabila pemberantasan buta huruf tidak segera diperhatikan lebih dalam. Dari data BPS tahun 2002 jumlah penduduk buta huruf
usia 10 tahun kebawah sekitar 18,7 juta orang, usia 10 tahun hingga 44 tahun yang buta huruf 5,9 juta orang dan penduduk buta huruf yang berusia diatas 44 tahun
12,8 juta orang. Tiga wilayah di Indonesia yang tingkat buta hurufnya tertinggi
132
……, “ Siswa Miskin di Aceh Bebas dari Semua Pungutan Sekolah”, Kompas, edisi. 4 Februari 2003, hal.1.
133
Ibid, hal. 213.
adalah Propinsi Papua 25,6 persen, Nusa Tenggara Barat 22,2 persen dan Nusa Tenggara Timur 15,9 persen.
Pemerintah dalam mengatasi hambatan pemberantasan buta huruf mengubah strategi. Pemerintah tidak lagi dominan menyalurkan dana, mencari
kelompok belajar dan bahan-bahan. Pemerintah akan melakukan kontrak-kontrak, misalnya organisasi masyarakat yang berminat dalam memberantas buta huruf
maka mereka melakukan kontrak dengan pemerintah. Pemerintah mengutamakan pemberantsan buta huruf terhadap pend uduk di usia 10 tahun hingga 44 tahun,
dikarenakan pada usia ini penduduk dalam keadaan produktif untuk bekerja, sehingga dimungkinkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.
134
Dalam rangka menuntaskan wajib belajar sembilan tahun, pemerintah membentuk Pendidikan Untuk Semua PUS. PUS ini bertujuan mempercepat
wajib belajar sembilan tahun bagi warga Indonesia. Pemerintah melalui jajaran PLS Pendidikan Luar Sekolah telah menyediakan banyak program untuk
memperluas jangkauan pelayanan pendidikan kepada setiap warga negara. Pelayanan PLS tersebut antara lain dilakukan melalui Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat PKBM, Sanggar Kegiatan Belajar SKB, Balai Pengembangan Kegiatan Belajar dan sebagainya. Di lembaga-lembaga seperti ini, masyarakat
bisa memperoleh pendidikan melalui belajar paket A yang setara dengan SD dan lulusannya bisa masuk ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi sistem
134
……., “ Sulit, Pemberantasan Buta Aksara”, Kompas, edisi. 12 November 2003, hal.5.
persekolahannya yaitu SLTP atau mengikuti kejar paket B yang setara dengan SLTP.
135
Pemerintah mengupayakan untuk menambah tenaga pendidik yang profesional, peningkatan profesionalisme guru lama serta peningkatan
kesejahteraan para tenaga guru. Langkah yang ditempuh dalam rangka meningkatkan kualifikasi guru pendidikan dasar adalah menambah proporsi guru
berpendidikan minimal D-2 sebanyak 50 persen dari keselurukan guru SD. Selain itu pemerintah memberikan pengakuan terhadap profesi guru ini berbeda dengan
pegawai PNS lainnya. Pengakuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan guru serta meningkatkan kualitas guru tersebut. Terdapat
persyaratan khusus untuk menjadi guru, sehingga memperkecil peluang bagi masyarakat untuk menjadi guru. Misalnya untuk menjadi guru harus mempunyai
ijazah Akta IV untuk mengajar. Dengan demikian profesionalisme guru akan terjamin dan pendidikan dapat ditingkatkan melalui guru yang profesional
tersebut.