Kebijakan Di Bidang Pemberantasan Korupsi
Orde Lama, Orde Baru sampai dengan Orde Reformasi. Berbagai aturan dibuat, berbagai komisi untuk mengontrol perilaku korupsi didirikan korupsi bukannya
menghilang tetapi justru bertambah dan meluas. Korupsi, merupakan satu persoalan serius yang tengah dihadapi bangsa ini.
Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme KKN telah mengakar sedemikian rupa. Indonesia berada pada peringkat ke-6 negara paling korup didunia. Bagi
pemerintah , KKN adalah agenda utama yang diprioritaskan. KKN adalah akar dari praktis semua permasalahan bangsa yang sedang dihadapi dewasa ini. KKN
tidak terbatas pada mencuri uang, tetapi lambat laun juga merasuk kedalam mental, moral, tata nilai dan cara berpikir. Daya rusaknya KKN sangat dasyat,
karena sudah menjadikan orang tidak normal lagi dalam sikap, perilaku dan nalar berpikirnya.
136
Upaya pemberantasan korupsi tidak mudah, untuk memberantasnya perlu mengenali tipologi dan jenis-jenis korupsi dengan merumuskan kebijakan untuk
menanggulangi penyebab pokok korupsi. Megawati Soekarnoputri memiliki kebijakan resmi yang secara efektif dapat mengurangi berbagai bentuk korupsi,
yaitu:
137
a Mengubah kebijakan yang mendorong orang atau memberikan
kesempatan terjadinya bagi korupsi. b
Menata kembali struktur penggajian dan insentif yang berlaku pada lembaga- lembaga administrasi dan birokrasi.
136
Kwik Kian Gie, 2003, Pemberantasan Korupsi, edisi II, Jakarta, hal. 1.
137
Azyumardi Azra, Soal Pemberantasan KKN: Masyarakat Tunggu Political Will Presiden Megawati,
dalam http:www.tempointeractive.comhgnasional20010828brk,20010828- 01,id.html.150108.
c Mereformasi lembaga hukum untuk menciptakan dan kapasitas
penegakan hukum law enforcement dan memperkuat rule of law. Jika di era Abdurrahman Wahid diproduksi banyak tersangka, Megawati
Soekarnoputri banyak melakukan orasi keras tentang korupsi dengan himbauan moral untuk tidak melakukan korupsi.lihat lampiran 4. Pada awal
pemerintahannya, Megawati Soekarnoputri menyatakan ikrar integritas bahwa ia dan keluarganya berupaya untuk menutup peluang terjadinya KKN. Meskipun
dalam pemberantasan korupsi harus ada strategi yang dilakukan secara bertahap , karena KKN sudah mengakar di Indonesia.
138
Untuk menyikapi masalah tersebut, Presiden Megawati Soekarnoputri menunjuk perangkat baru untuk memberantas KKN, yakni UU No. 30 Tahun
2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pemberantasan Korupsi ini bukan semata- mata masalah hukum, tetapi menyangkut aspek sosial,
politik, ekonomi dan budaya yang lebih luas lagi. Disamping itu diundangkan dan diberlakukan UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pemerintah juga
meningkatkan kegiatan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP sebagai auditor internal, termasuk untuk audit bagi badan usaha milik negara dan
daerah. Presiden Megawati Soekarnoputri juga mengeluarkan Keppres tentang
pembentukan panitia seleksi calon pimpinan KPK. KPK adalah komisi terakhir yang dibentuk pemerintah dalam upaya pemberantasan korupsi. Pembentukan
KPKKomisi anti Korupsi mempunyai kewenangan luas dan independen.
138
…..,”Pemberantasan Korupsi: Rakyat butuh bukti, bukan janji”, Kompas,Edisi. 5 Januari 2002.
Konsekuensi dari terbentuknya Komisi Anti Korupsi adalah melikuidasi Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara KPKPN dan menjadi bagian dari
KPK. Fungsi KPKPN dan Komisi Anti Korupsi berbeda. KPKPN berfungsi sebagai filter untuk mengawasi para penyelenggara negara terhadap kemungkinan
atau potensi korupsi sebelum maupun menjabat. Sementara Komisi Anti Korupsi berperan setelah ada dugaan pidana korupsi yamg dilakukan seorang
penyelenggara negara. Dengan demikian terdapat pembagian wilayah kerja antara KPKPN dan
Komisi Anti Korupsi. Pembagian wilayah kerja ini sangat berpotensi menjadi pilar dalam membangun sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
sekaligus dapat mengurangi kemungkinan terjadinya KKN.
139