Kebijakan Di Bidang Hukum
hukum, serta semakin menguatnya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dengan pelaku baru.
Keadaan hukum Indonesia belum menampakkan keadilan yang nyata, masih banyak pejabat-pejabat tinggi negara yang melakukan kesalahan hukum
misalnya KKN yang terlepas dari jeratan hukuman. Kasus suap terus melanda dan melancarkan dalam persoalan hukum. Untuk itu, kunci utamanya adalah
pembersihan terhadap peradilan terhadap kasus apapun, yaitu mulai dari penataan dan pembersihan dikalangan hakim. Karena hakimlah yang bertugas sebagai
penjaga terakhir penegakan hukum. Sebagai sub sistem dari sistem peradilan yang terpadu, hakim adalah ” penjaga gawang” yang menentukan terjadi atau tidaknya
penegakan hukum dan keadilan. Untuk dapat melaksanakan tugas yang baik, maka pemerintah memberikan kebijakan berupa kesejahteraan bagi hakim.
140
Hal ini dimaksudkan agar lembaga peradilan tidak besifat korup dalam menangani
semua permasalahan di pengadilan. Disamping itu lembaga peradilan merupakan kunci utama dalam menegakkan hukum. Meskipun sub sistem yang lain dan
perundang-undangan kurang baik, tetapi hakimnya baik penegakan hukum dan keadilan akan baik juga.
Selama ini perilaku KKN di pengadilan terutama penyuapan sering terjadi dan tawaran tersebut sangat menggiurkan para hakim. Akan tetapi, apabila hakim
sudah dipersiapkan dengan baik maka tawaran tersebut akan ditolak. Dengan demikian pemerintah melakukan kebijakan reformasi dibidang hukum, salah
140
……., 2003, “ Peradilan Yang bersih haris dimulai dari kalangan Hakim”, Kompas, edisi. 2 Januari.
satunya penataan dan pembersihan hakim serta diikuti dengan meningkatkan kesejahteraan hakim.
Pemerintah dalam menegakkan keadilan melakukan reformasi total dalam bidang hukum, terutama di lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif, lembaga
peradilan dan institusi hukum sendiri. Karena disinilah letak permasalahan dalam menegakkan supremasi hukum di Indonesia. Langkah- langkah yang dilakukan
pemerintah dalam menjalankan supremasi hukum yang benar adalah dengan memperbaiki institusi aparat penegak hukum dalam sistem rekruitmen seleksi,
testing dan persyaratan menjadi aparat penegak hukum yang baik, program pelatihan secara konsisten dan memberikan bekal etika profesi hukum secara
bertahap serta kontinu sampai tercipta aparat penegak hukum yang profesional. Selain itu sistem administrasi yudisial dan manajemen peradilan diperbaiki
dengan cari orang dari disiplin ilmu yang lain.
141
Untuk mengatasi masalah kekacauan hukum agar krisis tidak semakin berlarut- larut, kebijakan yang diambil adalah:
1.
Merumuskan konsep reformasi hukum secara menyeluruh
2. Melakukan pengkajian terhadap ketentuan perundangan yang berlaku,
revisi dan pembaharuan ketentuan perundangan yang tidak relevan,
seperti revisi Kitab Undang Undang Hukum Pidana
3. Menerbitkan sejumlah ketentuan perundangan yang baru guna
menghindari kekosongan hukum, seperti Undang Undang Money
141
…….., 2002, “ Penegak hukum bekerja dalam suasan Koruptif”, Kompas, edisi. 2 November.
Loundering dan Undang undang Antiterorisme, Undang Undang
Advokat.
4. Melakukan pembaharuan dan menyiapkan revisi atas ketentuan
perundangan guna mengoptimalkan peran dan fungsi para pelaku hukum, seperti Undang Undang Kepolisian, Undang Undang
Pemasyarakatan, Undang Undang Kehakiman dan Undang Undang
kejaksaan.
5. Menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran hukum dimasa lalu,
percepatan penyelesaian hukum di daerah bekas konflik dengan
mengirimkan bantuan tenaga hakim dan jaksa.
6. Menyiapkan ketentuan perundangan baru, guna peningkatan
perlindungan dan penegakkan HAM, seperti RUU tentang Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi.
7. Membentuk badan-badan ad hoc guna mendukung optimalisasi
penegakan hukum, seperti Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
8. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas lembaga peradilan
khusus seperti Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Niaga,
Pengadilan HAM.
9. Peningkatan kapasitas lembaga pengkajian masalah hukum di
perguruan tinggi, lembaga non pemerintah maupun instansi
pemerintah.
10. Menyiapkan dan menerbitkan ketentuan perundangan tentang HAM,
sebagai petunjuk pelaksanaan ketentuan perundangan yang ada, misalnya PP tentang Perlindungan Saksi, PP tentang Rehabilitasi,
Restitusi dan Kompensasi.
11. Peningkatan kapasitas kelembagaan di Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, mengangkat Sekretaris Jenderal yang baru serta mengisi formasi staf dan pejabat struktural yang diperlukan, serta dukungan
pembiayaan bagi pengoperasian Komnas HAM.
Inti dari bab III adalah kebijakan-kebijakan Megawati Soekarnoputri merupakan rencana atau tindakan sebagai seorang presiden dalam menyelesaikan
suatu masalah. Kebijakan Megawati Soekarnoputri dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu bidang politik, Megawati Soekarnoputri dalam menjalankan
pemerintahan dengan melakukan kebijakan politik diantaranya menjaga persatuan dan kesatuan nasional sebagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
harus dijaga integritas dan kedaulatannya yaitu salah satunya dengan otonomi daerah, pengembangan sistem kepartaian baru, sistem pemilu yang baru dengan
pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung dalam satu pasang untuk masa jabatan yang pasti., reformasi birokrasi ditingkat pusat maupun daerah dan
melawan serta menentang aksi terorisme yang terjadi akhir-akhir ini. Kebijakan ekonomi yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi salah satunya dengan investasi
dan menerobos ekspor dengan politik imbal beli. Bidang sosial, program pengentasan kemiskinan dengan membentuk Komite Penanggulangan
Kemiskinan. Selain itu relokasi anggaran APBN kesektor pendidikan agar
pendidikan terus meningkat dan tingkat buta huruf terus menurun. Bidang Hukum adalah yang dilakukan dengan reformasi hukum secara menyeluruh pada sistem
hukum dan penegakkan hukum. Dalam upaya reformasi hukum ini, pemerintah melakukan revisi berbagai ketentuan perundangan dan menerbitkan banyak
ketentuan perundangan yang baru.
119