Definisi Orangtua Bercerai Penyebab Perceraian

terjadi bila pria tidak terbiasa mengurus tugas-tugas rumah tangga seperti mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan rumah. Hal ini menyebabkan seseorang mengalami kesulitan mengatur pola tidur dan pola makan Hetherington, 1977, dalam Skolnick, 1983, yang membuatnya rentan terkena penyakit Noller dan Fitzpatrick, 1993. Anak-anak dengan orangtua bercerai mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri secara positif Brody et al., 1988, dalam Martinez, Jr. dan Forgatch, 2002. Seringkali orangtua terlalu terfokus menyelesaikan masalahnya sendiri, sehingga anak terabaikan dan kurang mendapat pengawasan. Cap sebagai anak broken home membuat anak merasa minder di kalangan teman-temannya, sehingga relasi-relasi sebaya merenggang Guidubaldi, 1987, dalam Noller dan Fitzpatrick, 1993. Anak menjadi lebih senang membolos dan mencari kesenangan di luar Koerner et al., 2004, sehingga terjadi penurunan performansi akademis dan muncul perilaku maladaptif Guidubaldi, 1987, dalam Noller dan Fitzpatrick, 1993; Martinez, Jr. dan Forgatch, 2002. Di samping itu, kurangnya waktu orangtua untuk anak Skolnick, 1983 juga menyebabkan anak menjadi lebih mudah sakit. Relasi sebaya, termasuk relasi dengan saudara kandung, merupakan relasi yang paling mudah terpengaruh oleh situasi-situasi transisi seperti perceraian Martinez, Jr. dan Forgatch, 2002. Ketiadaan figur orangtua menuntut anak untuk mencari figur orangtua yang baru. Peran orangtua, guru, teladan, dan pengawas bagi anak yang sebelumnya dipegang oleh orangtua Gunarsa, 2002 seringkali diambil alih oleh saudara kandung Wallerstein, 2000. Saudara kandung kemudian berperan penting dalam sosialisasi anak, yang memberikan pendampingan emosional ketika mereka terpisah dari orangtua Tarren-Sweeney dan Hazell, dalam Conger et al., 2009. Relasi dengan saudara kandung yang kuat menjadi pelindung anak dari stres akibat perceraian Hetherington, 1988, Kempton et al., 1991, dalam Jennings, 1998.

D. Kualitas Relasi Saudara Kandung Pada Remaja dari Orangtua Bercerai

Remaja dengan orangtua bercerai terus mencari sumber afeksi dan kebersamaan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, meskipun peran orangtua sebagai primary caregiver terganggu oleh perceraian Gunarsa, 2002. Relasi mereka dengan teman sebaya yang merenggang karena rasa minder Guidubaldi, 1987, dalam Noller dan Fitzpatrick, 1993 mengakibatkan mereka mencari afeksi dari saudara kandungnya East, 1992, dalam Lerner, 2009. Saudara kandung mampu menjadi secondary caregiver yang menggantikan maupun melengkapi orangtua sebagai figur afeksi Conger et al., 2009 bagi remaja yang orangtuanya bercerai. Perasaan senasib membuat mereka lebih nyaman dengan satu sama lain. Interaksi dengan saudara kandung juga membantu anak memenuhi kebutuhan bercerita Gunarsa, 2002; Goetting, 1986. Selain itu, remaja dari orangtua bercerai yang berhasil