“Jarang aku ajakin dia untuk membicarakan masalahnya, habis dia suka mulai lebih dulu. Kalau dia
nggak mau bicarain masalahnya, ya aku nggak akan ajak ngomong.
Biasanya kalau kelihatan parah, aku suka tinggalin kakakku
sendirian biar kesannya nggak ngeganggu dan dia punya
privasi dan waktu untuk mencoba mengolah perasaannya sendiri.” Informan 5, 195 – 201
Informan 5 menyatakan bahwa ia dan saudara kandungnya
hampir tidak pernah memiliki masalah. Konflik yang muncul tidak dapat dianggap sebagai masalah karena dirasa informan 5 terlalu sepele,
sehingga konflik akan cepat selesai karena hilang dengan sendirinya. Informan 5 sempat merasa bahwa ibunya lebih banyak mengurus
kebutuhan saudara kandungnya, namun informan 5 tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut karena kebutuhannya tetap terpenuhi
oleh ibunya. Informan 5 membicarakan konflik dalam wawancaranya: “... Kayaknya jarang deh. Kalau iya paling karena hal-hal
kecil, kayak pas aku injakin sepatu atau sandalnya terus
menerus. Kurang penting kalau ada masalah, ya bukan masalah juga sebenarnya. ... Mungkin karena masalahnya
nggak begitu besar, konfliknya hilang dengan sendirinya. Kalau aku
sih biasanya nggak begitu peduli, mungkin kakakku juga.” Informan 5, 157 – 165
Baik informan 5 maupun saudara kandungnya selalu memberikan dukungan kepada satu sama lain. Dukungan yang diberikan informan 5
kepada saudara kandungnya berwujud menolong ketika diminta, memberikan pendapat, dan selalu menyediakan waktu untuk saudara
kandungnya. Sementara itu, saudara kandung informan 5 banyak mendukung informan 5 dengan menyediakan waktu di tengah-tengah
kesibukan, mengurus sekolah informan 5, menanyakan kebutuhan informan 5, serta membantu mengarahkan informan 5.
Rasa saling mendukung tersebut membuat informan 5 merasa kompak dengan saudara kandungnya. Dalam masalah keluarga,
keduanya selalu berada pada pihak yang sama. Informan 5 juga menyatakan bahwa dirinya berharap dapat terus dekat dengan saudara
kandungnya hingga keduanya dewasa. Hal ini disampaikan informan 5 seperti demikian:
“Ya misalnya ada masalah dalam keluarga, siapa gitu berantem, biasanya nggak pernah antara aku sama kakakku
yang kedua. Kami biasanya sepihak. Yang berantem yang
lain.” Informan 5, 168 – 171
d. Relasi C dari Sudut Pandang Informan 6
Di rumah, informan 6 berkomunikasi dengan saudara kandungnya informan 5 setiap hari. Jika tidak bertemu di rumah, informan 6 tetap
mengontak saudara kandungnya. Hal tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan, sehingga menjadi hal yang aneh bagi informan 6 jika tidak
bertemu dengan saudara kandungnya. Selain interaksi di rumah, informan 6 juga sering mengajak saudara kandungnya berpergian ke
restoran-restoran kesukaan saudara kandung informan 6 atau menonton film bersama. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara:
“Sering banget, sering. Setiap hari pasti. Kan serumah juga, jadi paling
nggak kalau aku pergi seharian ya malamnya ketemu. Pasti
ngobrol. Kalau nggak di rumah, sibuk sendiri-sendiri ya aku juga kadang SMS. Kalau
nggak ketemu ya malah aneh.” Informan 6, 203 – 207
Informan 6 dan saudara kandungnya mengobrol untuk waktu yang lama setiap harinya tentang kejadian sehari-hari, minat hewan dan
sepakbola saudara kandung informan 6, keluarga, maupun masalah yang sedang dialami. Informan 6 sering meminta pendapat saudara
kandungnya karena mempersepsikan saudara kandungnya sebagai orang yang lebih dewasa dari usianya. Interaksi antara informan 6 dan
saudara kandungnya lebih banyak diisi dengan gurauan yang hanya dimengerti oleh keduanya. Informan 6 menyampaikan dalam
wawancara: “... Setiap hari sih dia pasti cerita di sekolah ngapain aja,
ada cerita lucu apa, atau ada cerita apa tentang temannya. Dulu
sih dia perlu ditanya dulu ngapain aja di sekolah, tapi sekarang
udah otomatis cerita. ... Aku juga gitu, pulang kuliah apa pulang dari mana kalau ada cerita seru ya
cerita ke dia. ... Ya selain itu paling ngobrolin hobinya. Dia
kan suka bola, suka binatang. ... Sesekali sih dia aku ajak ngobrol
serius, topiknya soal keluarga.” Informan 6, 217 – 231
Konflik jarang terjadi dalam relasi informan 6 dan saudara
kandungnya. Konflik biasanya muncul karena hal-hal sepele seperti tindakan-tindakan jahil, tetapi selesai dengan sendirinya dalam waktu
yang sangat singkat, yaitu beberapa menit sampai satu jam. Di sisi lain, informan 6 merasa bahwa ibunya sangat memanjakan saudara
kandungnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak pernah dipermasalahkan oleh informan 6 karena ia menyadari bahwa dirinya juga memanjakan
saudara kandungnya. Demikian wawancara dengan informan 6:
“Iya, jarang banget berkonflik. ... Didiamin aja bentar. Kadang
cuma beberapa menit gitu udah biasa. Maksimal sejam
lah .” Informan 6, 354 – 357
Informan 6 mengatakan bahwa ia memiliki hubungan yang penuh dukungan dengan saudara kandungnya. Informan 6 mendukung saudara
kandungnya lewat berbagai cara, seperti mendengarkan ceritanya, memberikan apa yang dibutuhkan, membantu mengerjakan tugas,
memberikan nasihat, dan mendukung keinginan saudara kandungnya. Bahkan, pendapat informan 6 merupakan pendapat yang paling
didengarkan oleh saudara kandungnya. Sebaliknya, saudara kandung informan 6 juga mendukungnya dengan mendengarkan ceritanya,
menolongnya ketika diminta, dan membantu mengerjakan tugasnya. Oleh karena ibu mereka yang sering berpergian ke luar kota, informan 6
dan saudara kandungnya belajar untuk saling merawat satu sama lain ketika sakit.
Di samping mendukung lewat hal-hal tersebut, informan 6 juga berusaha melindungi saudara kandungnya dengan menjadi contoh yang
baik. Hal ini dilakukan informan 6 karena ia merasa bahwa anggota keluarganya yang lain kurang layak untuk dijadikan panutan oleh
saudara kandungnya yang masih kecil. Selain berharap untuk menjaga kedekatan dengan saudara kandungnya, informan 6 juga berencana
untuk membiayai sekolah saudara kandungnya. Hal ini disampaikan informan 6 dalam wawancara:
“... Ya, bagus lah kalau dia dengarin aku, berarti aku harus bisa jadi contoh yang baik buat dia. Aku selalu bilang sama