Akibat Kualitas Relasi Saudara Kandung

Emosi-emosi tersebut cenderung bersifat negatif dan temperamental, sehingga remaja menjadi pribadi yang mudah tersinggung dan sedih Yusuf, 2010.

b. Aspek Kognitif

Menurut Piaget 1952, dalam Bukatko, 2008, remaja berada pada tahap kognisi operasional formal, yang berlangsung sejak usia 11 sampai 15 tahun. Pada tahap ini seseorang berpikir secara abstrak dan menalar menggunakan probabilitas. Remaja juga mampu membandingkan orangtua mereka dengan standar orangtua yang ideal menurut mereka Piaget, 1952, dalam Santrock, 2002.

c. Aspek Moral

Remaja menalar pada tingkat penalaran pascakonvensional Kohlberg, 1984, dalam Santrock, 2007 atau memiliki moralitas otonom Piaget, 1952, dalam Santrock, 2007. Remaja menyadari adanya jalur moral alternatif, mengeksplorasi pilihan-pilihan, dan membuat keputusan berdasarkan kode moral personal.

d. Aspek Fisik

Remaja mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan yang pesat. Pertumbuhan bulu ketiak, pembentukan lekuk tubuh, perubahan dalam suara, dan lain sebagainya juga terjadi sejak awal masa remaja sebagai beberapa ciri pubertas. Organ reproduksi pada anak laki-laki maupun perempuan semakin matang, yang nantinya disertai dengan mimpi basah pada laki-laki dan menstruasi pada perempuan Santrock, 2007. Uraian tersebut menunjukkan bahwa masa remaja ditandai dengan keadaan emosional yang tidak stabil dan cenderung negatif, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan penalaran moral independen, serta munculnya ciri-ciri pubertas maupun kematangan seksual.

C. Orangtua Bercerai

1. Definisi Orangtua Bercerai

“Orangtua”, atau “parents” diartikan sebagai ibu danatau bapak Oxford, 2008; Poerwadarminta, 2003. Sementara itu, “cerai” atau “divorce” adalah disolusi atau berakhirnya pernikahan secara legal APA, 2007 . “Bercerai” kemudian diartikan sebagai keadaan berpisah, berhenti bersuami istri, dan tidak bercampur atau berhubungan lagi. Sebagai kesimpulan, “orangtua bercerai” adalah ibu dan bapak yang sebagai istri dan suami berpisah atau pernikahannya berakhir secara hukum.

2. Penyebab Perceraian

Survei yang dilakukan National Fatherhood Initiative NFI mengungkap delapan alasan perceraian, yaitu 1 kurangnya komitmen, 2 intensitas dan frekuensi konflik yang tinggi, 3 ketidaksetiaan atau perselingkuhan, 4 menikah pada usia terlalu muda, 5 ekspektasi yang tidak realistis, 6 kesetaraan suami dan istri, 7 ketidaksiapan untuk