lebih orang yang seibu dan seayah, dan kedua partisipan dalam hubungan tersebut saling mempengaruhi.
4. Jenis-Jenis Relasi Saudara Kandung
Teori mengenai dua macam relasi saudara kandung yang positif dan negatif dikemukakan oleh Wish et al. 1976, dalam Furman dan
Buhrmester, 1985 dan Wiggens 1979, dalam Furman dan Buhrmester, 1985. Menurut Wish et al., relasi yang positif merupakan relasi yang
penuh cooperationfriendly atau kerjasamakeramahan, sementara relasi yang negatif adalah relasi yang competitivehostile atau kompetitiftidak
ramah. Wiggens mengatakan bahwa relasi yang positif adalah relasi yang warmagreeable
atau hangatkompak, dan relasi yang negatif adalah relasi yang coldquarrelsome atau dinginberselisih. Kedua penelitian
menunjukkan bahwa relasi positif ditandai dengan keintiman, perilaku prososial, kebersamaan, kekaguman, kepedulian, kesamaan, dan afeksi.
Sementara itu, relasi negatif terkait dengan perselisihan, antagonisme, kompetisi, dan dugaan akan preferensi orangtua kepada salah satu
anaknya. Sementara itu, Fowler 2009 mengemukakan dua jenis relasi
saudara kandung, yaitu 1 supportive bond dan 2 negative bond. Supportive bond
, atau ikatan yang mendukung, terjadi apabila seseorang melihat saudara kandungnya yang lebih tua sebagai orang yang responsif
terhadap kebutuhannya dan sebagai sumber kenyamanan. Negative bond,
atau ikatan yang negatif, terjadi apabila seseorang melihat saudara kandungnya yang lebih tua sebagai orang yang agresif, tidak peduli, dan
digambarkan dengan sifat-sifat atau sikap-sikap negatif lainnya. Gold 1989, dalam Myers dan Goodboy, 2010 mengidentifikasi
lima jenis relasi saudara kandung berdasarkan tingkat kedekatan antarsaudara kandung. Lima jenis relasi tersebut dari tingkat kedekatan
yang tertinggi sebagai berikut: a
Intimate relationship Relasi intim terjadi bila relasi dengan saudara kandung menjadi
relasi yang terpenting bagi mereka. Bahkan, saudara kandung dianggap sebagai “sahabat terdekat”.
b Congenial relationship
Relasi congenial terjadi bila saudara kandung dilihat sebagai teman. Kedua saudara kandung saling peduli, tetapi bukan menjadi
hubungan terpenting. c
Loyal relationship Kedekatan pada relasi loyal didasarkan pada sejarah keluarga
semata. Saudara kandung memiliki kontak yang rutin, selalu berpartisipasi dalam perkumpulan keluarga, dan saling mendukung
dalam situasi krisis. Kedekatan emosional tidak terlalu menonjol karena
tampak seperti kedekatan yang “diwajibkan” atau “sudah semestinya”.