Informan 5 dan informan 6 memiliki hubungan yang saling suportif. Hal tersebut terbukti dengan informan 5 dan informan 6
yang bersedia membantu satu sama lain meskipun tidak dimintai tolong. Keduanya selalu berusaha untuk hadir untuk satu sama lain
ketika membutuhkan, merawat ketika sakit, dan mendukung segala keinginan. Informan 6 juga senantiasa memantau keadaan akademis
informan 5 dan membantunya dalam urusan persekolahan. Pada situasi di mana terjadi konflik besar dalam keluarga, informan 5
selalu sependapat dan sepihak dengan informan 6.
4 Relasi Symmetrical dan Complementary Knapp dan Vangelisti,
1995 Baik informan 5 maupun informan 6 memberikan afeksi
terhadap satu sama lain dengan memberi perhatian, pengertian, dukungan, dan bantuan yang dibutuhkan. Kedua informan saling
bertukar cerita pada satu kesempatan yang sama, yang menunjukkan bahwa keduanya memberikan perhatiannya kepada satu sama lain.
Pertukaran perilaku yang sejenis tersebut menunjukkan bahwa relasi C dapat bersifat symmetrical. Pada keadaan di mana informan 6
membutuhkan bantuan, informan 5 dapat memberikan dukungan. Begitu juga sebaliknya. Informan 6 dapat memberikan hal-hal
kepada informan 5 yang tidak dapat ditawarkan oleh informan 5. Misalnya, informan 6 memberikan arahan untuk informan 5 yang
berguna dalam pengembangan karakternya. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa relasi C juga dapat bersifat complementary
pada keadaan-keadaan tertentu.
C. Hasil Analisis Kualitas Relasi antar Saudara Kandung Pada Remaja
dari Orangtua Bercerai
Dilihat secara keseluruhan, ketiga relasi memiliki kualitas yang tergolong positif. Dari segi keintiman atau kedekatannya, masing-masing
relasi menunjukkan adanya kedekatan yang tinggi antara kedua saudara kandung. Keenam informan berkomunikasi setiap hari dengan saudara
kandungnya, baik lewat komunikasi tatap muka maupun melalui media seperti telepon genggam. Ketiga pasang saudara kandung tersebut juga
bertemu atau berpergian bersama beberapa kali dalam seminggu. Setiap kesempatan untuk berinteraksi dapat berlangsung lama, dimulai dari relasi A
yang berlangsung selama satu jam sampai seharian penuh jika keduanya berada di rumah, sampai relasi B dan relasi C yang berlangsung terus-
menerus selama keduanya berada di rumah. Selain komunikasi yang tinggi, kedekatan emosional juga tampak pada
ketiga relasi. Setiap informan terbuka dalam menceritakan pengalaman sehari-hari, minat, diskusi umum, sampai masalah-masalah personal kepada
saudara kandungnya. Semua informan menyatakan kenyamanannya dalam berinteraksi dengan saudara kandungnya. Keenam informan juga memiliki
harapan untuk menjaga kedekatan hubungan dengan saudara kandungnya di masa yang akan datang.
Kondisi konflik dan persaingan pada ketiga relasi hampir seragam. Baik relasi A, B, maupun C hampir tidak pernah diwarnai oleh masalah yang
berarti, dengan frekuensi masalah yang rendah pula. Konflik dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, yaitu pada hari yang sama untuk
relasi B dan C, serta satu sampai tiga hari untuk relasi A. Hal ini dilakukan para informan dengan mengalah, membiarkan suasana agar dingin, serta
berdiskusi untuk menemukan solusi. Pada ketiga relasi, ditemukan adanya perasaan bahwa orangtua tidak memperlakukan anak-anaknya secara
seimbang, namun hal ini tidak dipermasalahkan oleh keenam informan sehingga tidak memunculkan konflik ataupun persaingan.
Solidaritas juga ditemukan pada ketiga relasi. Ketika salah satu saudara kandung memiliki masalah, saudara kandung yang lainnya akan
mendengarkan ceritanya dan berusaha membantu dengan memberikan pendapat atau solusi. Terkadang ketika masalah tersebut menyangkut salah
satu saudara kandung diperlakukan dengan tidak baik oleh orang lain, saudara kandung yang lainnya akan merasa tidak senang. Pada relasi A dan B, para
informan dapat bertindak secara langsung untuk membantu masalah saudara kandungnya.
Keenam informan menyatakan bahwa mereka saling mendukung. Dukungan tersebut muncul dalam wujud kehadiran pada saat-saat penting,
mendukung segala keinginan, dan membantu ketika pihak yang lain
membutuhkan pertolongan. Pada relasi B dan relasi C, para informan juga bersedia saling merawat ketika sedang sakit, karena keduanya tinggal
serumah sementara orangtua sering berpergian. Pada kedua relasi tersebut, dukungan terlihat dari informan yang lebih tua yang memantau dan
mendukung informan yang lebih muda secara akademis. Sementara pada relasi A dan relasi C, informan yang lebih tua berusaha menjadi contoh yang
baik untuk informan yang lebih muda karena merasa tidak dapat menjadikan anggota keluarga yang lain sebagai panutan.
Ketiga relasi menampakkan sifat symmetrical maupun complementary dalam situasi sehari-hari. Relasi yang symmetrical tampak ketika kedua
informan dalam suatu relasi saling mendengarkan, saling memperhatikan, saling menghargai, dan saling mendukung. Relasi berubah menjadi
complementary ketika salah satu informan dalam suatu relasi memiliki
sebuah keterbatasan, misalnya mengalami kesulitan atau terdapat sifat-sifat tertentu yang mungkin merugikan, dan informan yang lain dapat membantu
mengatasi situasi tersebut dengan sifat atau tindakannya. Secara keseluruhan, ketiga relasi memiliki kualitas yang positif, yang
ditandai dengan adanya kenyamanan atau kedekatan emosional yang tinggi, frekuensi interaksi yang tinggi, frekuensi konflik yang rendah, intensitas
konflik yang ringan, persaingan yang rendah atau tidak ada, serta rasa atau wujud solidaritas yang tinggi. Sifat relasi symmetrical dan complementary
menunjukkan bahwa keenam informan dapat menyesuaikan hubungan