Ketika informan 4 atau saudara kandungnya memiliki masalah,
pihak yang lainnya akan memberikan saran atau solusi untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Keduanya juga bersedia untuk
mempertimbangkan masukan dari pihak yang lain. Selain memberikan saran, informan 4 juga sering memberikan kata-kata penenangan untuk
saudara kandungnya. Ketika saudara kandungnya bercerita kepadanya, informan 4 merasa sangat ingin membantu saudara kandungnya.
Terkadang ia juga merasa kesal ketika saudara kandungnya disakiti oleh orang lain. Informan 4 berkata demikian:
“Terus ya karena aku mencoba buat menjadi pendengar yang baik, ya aku mendengarkan dulu, habis itu ya kasih
solusi atau gimana. ... Kayak aku butuh bantuan tentang
ada hal yang aku nggak tahu, terus dia mau cari solusinya
dulu. Habis sehari setelahnya dia ngasih tahu aku, caranya
kayak gini.” Informan 4, 460 – 462 dan 467 – 470 Selain memberikan solusi, informan 4 dan saudara kandungnya
juga saling mendukung lewat kehadiran dan tindakan. Informan 4 mendukung keputusan-keputusan saudara kandungnya, memantau
kondisi akademisnya, membantunya dalam berkarya, dan memodali usaha saudara kandungnya. Sebaliknya, saudara kandung informan 4
mendukung informan 4 dalam menekuni hobinya, membantu informan 4 ketika meminta pertolongannya, serta meluangkan waktu untuk hadir
di saat-saat penting. Kebiasaan keduanya untuk saling merawat ketika sakit juga memperkuat alasan informan 4 merasa kompak dengan
saudara kandungnya. Demikian yang tertulis dalam transkrip wawancara:
“Kalau hubungannya, aku merasa ini kompak kan sama adikku
kompak, aku
merasa tetap
harus punya
kekompakkan ini, dirawat sampai entah besok tua atau gimana. ... Nah, aku pengennya besok suatu saat kalau
sudah istilahnya masing-masing lah, pergi masing-masing,
punya keluarga masing-masing ya tetap kontak, tetap support
.” Informan 4, 622 – 635
e. Kesimpulan Relasi B
1 Kedekatankeintiman
Informan 3 dan informan 4 tinggal serumah, sehingga mereka mudah bertemu setiap hari. Ketika salah satu sedang tidak berada di
rumah, mereka akan saling mencari tahu kabar masing-masing. Di rumah, informan 3 dan informan 4 selalu berkomunikasi, biasanya
berupa diskusi-diskusi yang berlangsung selama beberapa jam tentang hobi, keluarga, keseharian, dan masalah-masalah personal.
Diskusi tersebut juga berlangsung ketika informan 3 dan informan 4 berpergian bersama untuk mengisi waktu luang. Keterbukaan antara
keduanya didorong oleh rasa nyaman dan ketenangan yang diberikan oleh satu sama lain. Keduanya juga merasa lebih dekat dengan
saudara kandungnya dibandingkan dengan orangtua maupun teman- teman. Ke depannya, keduanya berharap dapat tetap menjaga
komunikasi dan kedekatan dengan satu sama lain.
2 Konflikpersaingan yang rendah
Dalam relasi B, jarang sekali muncul konflik. Konflik biasanya terjadi karena informan 4 membangunkan informan 3 secara tiba-
tiba, perbedaan pendapat tentang suatu hal, atau kata-kata informan 3 yang tidak berkenan di hati informan 4. Akan tetapi, konflik-konflik
tersebut tergolong ringan dan dapat diselesaikan dengan cepat, karena baik informan 3 maupun informan 4 tidak segan untuk
meminta maaf. Informan 4 merasa bahwa ibunya lebih memanjakan informan
3. Meski demikian, informan 4 tidak mengubah sikapnya terhadap informan 3, melainkan membahas hal tersebut dengan ibunya
sehingga tidak ada konflik yang berarti.
3 Solidaritas
Informan 3 dan informan 4 cukup terbuka tentang masalah masing-masing. Keduanya mampu memberikan solusi dan bertindak
untuk membantu satu sama lain. Informan 3 dan informan 4 juga bersedia menerima pendapat dari saudara kandungnya. Bahkan,
terkadang informan 3 ikut merasa sebal dengan orang yang membuat informan 4 kesal. Hal tersebut juga beberapa kali dirasakan oleh
informan 4. Informan 3 dan informan 4 saling mendukung lewat kehadiran
pada momen-momen penting, serta mendukung keinginan maupun
hobi bersepeda satu sama lain. Selain itu, informan 3 banyak menolong informan 4 ketika informan 4 membutuhkan bantuan.
Informan 4 juga mendukung informan 3 dengan memantau keadaan akademis informan 3 di bangku kuliah.
4 Relasi Symmetrical dan Complementary Knapp dan Vangelisti,
1995 Sifat relasi symmetrical diterapkan ketika informan 3 dan
informan 4 saling memenuhi kebutuhan akan afeksi, seperti kebutuhan akan perhatian dan pengertian ketika menceritakan
sebuah masalah. Pembagian tugas rumah dibuat seimbang oleh kedua informan, sehingga keduanya memiliki kesetaraan dalam
hubungan mereka. Akan tetapi, ketika salah satu pihak mengalami keadaan yang sulit sehingga tidak dapat menyelesaikan tugasnya,
pihak yang lain bersedia untuk mengisi tugas tersebut. Meskipun informan 3 merupakan orang yang tertutup dan informan 4 lebih
senang bicara secara terbuka, keduanya saling memahami sifat-sifat tersebut sehingga tidak terjadi konflik. Hal ini merupakan wujud dari
penerapan relasi yang complementary.