Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan

1. Relasi A: Informan 1 dan Informan 2

a. Pelaksanaan Wawancara dengan Informan 1

Tabel 2.2. Pelaksanaan Wawancara dengan Informan 1 KETERANGAN TEMPAT HARI, TANGGAL WAKTU Wawancara I The Jack’s Cafe, Selokan Mataram Kamis, 9 Oktober 2014 17.30 – 19.00 WIB Wawancara II Kost Informan 1, Paingan Sabtu, 18 Oktober 2014 16.00 – 17.00 WIB Wawancara III Perpustakaan Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan Senin, 27 Oktober 2014 15.15 – 16.00 WIB Member checking Coffee dan Read, Paingan Selasa, 13 Januari 2015 13.00 – 14.00 WIB

b. Pelaksanaan Wawancara dengan Informan 2

Tabel 2.3. Pelaksanaan Wawancara dengan Informan 2 KETERANGAN TEMPAT HARI, TANGGAL WAKTU Wawancara I Kost Informan 2, Mrican Sabtu, 18 Oktober 2014 08.00 – 10.00 WIB Wawancara II Kost Informan 2, Mrican Jumat, 31 Oktober 2014 08.30 – 10.00 WIB Member checking Melalui telepon Selasa, 13 Januari 2015 09.00 – 09.30 WIB

c. Relasi A dari Sudut Pandang Informan 1

Hilangnya sosok ayah sebagai panutan dan menyaksikan ibunya yang depresi membuat informan 1 menilai perceraian sebagai sesuatu yang mengerikan. Ketakutan-ketakutan yang dirasakan informan 1 saat itu tidak ia ceritakan kepada saudara kandungnya informan 2. Informan 1 juga mengaku bahwa saudara kandungnya tidak bercerita mengenai ketakutan-ketakutannya saat itu kepada informan 1. Informan 1 mengatakan bahwa mereka tidak perlu saling bercerita secara eksplisit tentang hal tersebut, karena mereka sudah saling memahami keadaan masing-masing. Seperti yang dinyatakan oleh informan 1: “Cerita yo enggak tho yo. Aku sama Mbak Rina udah sama- sama paham.” Informan 1, 67 – 68 Baik informan 1 maupun saudara kandungnya kesulitan dalam menerima keadaan keluarganya yang baru. Informan 1 yang saat itu baru berusia delapan tahun mengatakan bahwa saudara kandungnya menjadi sering menangis semenjak kepergian ayahnya. Informan 1 yang juga merasa terpukul dengan perceraian orangtuanya, merasa sumpek setiap kali saudara kandungnya menangis. Seringkali informan 1 memilih untuk keluar rumah ketika hal itu terjadi, atau bahkan memukul saudara kandungnya agar diam. Tanpa ayahnya, informan 1 dan keluarganya tetap tinggal di rumah mereka di Magelang. Informan 1 dan saudara kandungnya bertemu dan berinteraksi dengan satu sama lain setiap hari selama di rumah. Pada tahun 2010, saudara kandung informan 1 pindah ke Yogyakarta untuk kuliah. Informan 1 menyusulnya pada tahun 2014 untuk berkuliah di universitas yang sama. Keduanya pulang ke Magelang secara rutin setiap minggu, yaitu dari hari Jumat sore sampai dengan hari Minggu sore.