Kolonialisme dalam Sejarah Indonesia

dilakukan oleh orang-orang Belanda terhadap penduduk di Indonesia merupakan kajian yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Sebab, sebagai salah satu negara demokrasi kecil di wilayah Eropa Utara, Belanda telah berhasil menjadi raksasa kolonial di kawasan Asia dengan menguasai Indonesia. 63 Dalam buku yang sama, Gouda mengatakan bahwa tujuan bangsa Eropa seperti Belanda datang dan menjajah Indonesia adalah untuk menguasai sumber daya alam-sumber daya alam yang dimiliki Indonesia demi membangun negeri Belanda yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan air laut. Sebagai negara kecil di Eropa Utara, Belanda memainkan peran kolonial yang sangat besar dalam menguasai wilayah kepulauan Indonesia. Frances Gouda bahkan mengatakan bahwa “Belanda sebagai administrator kolonial terbaik di dunia.” Dalam pandangan Gouda, para pengamat luar negeri baik di Inggris, Prancis, maupun Amerika Serikat cenderung meyakini keberhasilan Belanda dalam menjalankan praktek-praktek kolonialnya terhadap penduduk pribumi Indonesia. 64 Meskipun di negara aslinya kekuatan Belanda hampir tidak diperhitungkan oleh kekutan Eropa lainnya seperti Inggris dan Prancis, namun kekuasaan kolonial Belanda tidak kalah dari kedua negara penjajah lainnya. Hal menarik yang dilakukan oleh orang-orang Belanda ketika menguasai Indonesia adalah mereka merasa bahwa diri mereka sebagai seorang ayah yang sedang berjuang untuk mendidik orang-orang pribumi yang ada di Pulau Jawa dan Bali agar menjadi lebih baik lagi. 63 Frances Gouda. Dutch Culture Overseas. Terjemahan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2007, hal. 81 64 Ibid, hal. 88 Untuk dapat membantu penduduk pribumi Indonesia yang masih “primitif,” orang-orang Belanda menjadikan dunia pendidikan sebagai alat untuk mengajari orang-orang pribumi agar menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, orang-orang Belanda mulai membuka sekolah-sekolah khusus bagi kaum perempuan atau gadis pribumi dari kalangan menengah atas yang ada di Pulau Jawa dan Bali. Tujuan dari dibukanya sekolah-sekolah khusus bagi gadis pribumi ini adalah untuk mendidik para gadis Jawa dan Bali menjadi ibu rumah tangga dan menjalani takdir mereka sebagai seorang ibu. 65 Tampak jelas bagaimana orang-orang Belanda memandang penduduk pribumi Indonesia sebagai salah satu manusia “primitif” yang memiliki pola hidup dan kebiasaan yang berbeda dari orang-orang Belanda yang sudah modern. Menurut Gouda, bangsa Eropa menggambarkan orang-orang pribumi Indonesia sebagai anak-anak nakal atau sebagai kaum mistik yang bermalas-malasan dalam harmoni spriritual dengan alam dan berpesta dalam sebuah kebebasan eksistensial yang sejak lama tidak lagi dimiliki oleh sebagian besar warga Eropa yang sudah modern. 66 Selanjutnya menurut Gouda, orang-orang Eropa menggambarkan orang- orang “primitif” di Indonesia sebagai representasi dari keliaran yang terpendam di dalam diri mereka, di mana tempat perilaku naluriah tak terkendali, irasionalitas, atau kebebasan berbuat yang tidak senonoh, yang sudah mereka coba untuk kendalikan sejak lama. 67 Selain itu, orang-orang Eropa juga melihat kaum primitif sebagai personifikasi dari identitas budaya primitif yang mengacu kembali pada 65 Ibid, hal. 137 66 Ibid, hal. 209 67 Ibid, hal. 210 zaman awal bangsa Eropa. Namun demikian, yang membedakan orang Eropa dan Timur saat ini adalah bangsa Eropa telah mengalami kemajuan dari ketertinggalan dan menjadi bangsa yang modern, sedangkan orang-orang Timur tetap tidak berubah. Dari beberapa gagasan di atas, tampak bahwa keberhasilan orang-orang Belanda dalam menjajah Indonesia dikarenakan oleh pemahaman orang-orang Belanda yang merasa bahwa diri mereka lebih baik daripada orang-orang pribumi Indonesia yang masih dianggap “primitif”. Oleh karena pribumi di Indonesia saat itu masih “primitif”, maka orang-orang Belanda merasa perlu untuk mengajari orang-orang pribumi bagaimana hidup lebih baik lagi seperti orang-orang Belanda.

E. Berlanjutnya Kolonialisme di Indonesia

Pada bagian ini, akan diuraikan mengenai kolonialisme yang terus berlanjut di Indonesia meskipun Indonesia telah merdeka dari tangan penjajahan Eropa pemerintah Hindia Belanda. Berlanjutnya kolonialisme di Indonesia pada masa pascakolonial, di mana pelakunya bukan lagi pemerintah Hindia Belanda, melainkan pemerintah Indonesia, secara khusus pemerintah Orde Baru. Peran pemerintah Indonesia, secara khusus Orde Baru dalam melanjutkan praktek- praktek kolonial di Indonesia, salah satunya tercermin dalam kebijakan transmigrasi yang berlangsung di berbagai daerah yang ada di luar Pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Orde Baru, pemerintahan Indonesia, mengadopsi program transmigrasi dari pemerintahan kolonial Belanda. Meskipun program transmigrasi merupakan produk asing, namun, menurut pemerintahan Orde Baru, program ini cukup berhasil karena beberapa hal. Pertama, program transmigrasi telah berhasil memindahkan penduduk yang padat terutama di Pulau Jawa, Bali, dan Madura ke wilayah baru yang penduduknya lebih sedikit. Kedua, program ini menjadi solusi untuk mengatasi jumlah penduduk miskin di Indonesia. Ketiga, program transmigrasi membuka jalan untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan melanjutkan program transmigrasi dari pemerintah kolonial Hindia Belanda, pemerintahan Orde Baru, telah melanjutkan kebijakan kolonial. Namun, dengan melanjutkan program transmigrasi dari pemerintah kolonial Belanda, pemerintah Indonesia tidak merasa bahwa kebijakan transmigrasi sebagai bentuk dari kolonialisme baru. Hal ini dikarenakan oleh pandangan pemerintah yang menganggap bahwa kebijakan transmigrasi sebagai solusi untuk mengatasi jumlah penduduk di Pulau Jawa, mengurangi angka kemiskinan, dan melaksanakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

F. Transmigrasi Orde Baru sebagai Kolonialisme Internal

Dengan berakhirnya kolonialisme Eropa di Indonesia, secara khusus kolonialisme Belanda, maka secara de iure bangsa Indonesia memang telah terbebas dari segala macam bentuk penindasan asing. Ini bukan berarti bahwa Indonesia terlepas dari pengaruh asing. Hal ini tampak dengan terus direproduksinya ilmu pengetahuan Barat di Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia telah merdeka dari tangan penjajahan asing, secara de facto praktek-