Transmigrasi u Orientalisme timur atas timur wacana `Pembangunan` dalam program transmigrasi pemerintah orde baru di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Sekarang begini, boleh dicek langsung ke lokasi transmigrasi, misalnya kita ambil contoh transmigrasi di SP Lima Tiong Keranjik.
Transmigrasi di sini memang lebih banyak mensejahterakan penduduk pendatang daripada penduduk lokal. Penduduk pendatang lebih
sejahtera karena mereka benar-benar serius dalam bekerja. Sebagai contoh setiap penduduk transmigrasi mendapatkan satu kapling
perkebunan kelapa sawit dari pemerintah. Kebun sawit tersebut harus dirawat dengan baik agar menghasilkan panen yang melimpah. Nah
sebagian besar orang-orang Dayak yang mendapat jatah perkebunan sawit ini, lebih memilih untuk menjual kebunnya kepada para
pendatang dengan harga yang murah. Ketika para pendatang sudah menikmati hasil dari panen perkebunan sawit, orang-orang Dayak
hanya bisa gigit jari, karena sudah tidak memiliki perkebunan sawit lagi.
132
Kutipan pernyataan di atas menunjukkan bahwa menurut pendapat pejabat daerah di Kabupaten Melawi, keberhasilan orang-orang pendatang dalam
mengikuti program transmigrasi lebih dikarenakan oleh sifat mereka yang rajin dan ulet dalam bekerja. Selain itu, kutipan di atas juga menunjukkan bahwa
menurut pandangan pejabat daerah Melawi, orang-orang pendatang pola pikirnya jauh lebih baik dari orang-orang Dayak. Sebagaimana yang disampaikan kembali
oleh M. Nazarudin: Kebanyakan dari penduduk pendatang itu sukses karena mereka
bekerja keras demi merubah nasib mereka. Di daerah asal kehidupan mereka sangat sulit, sehingga saat mereka punya kesempatan untuk
merubah nasib, mereka gunakan kesempatan tersebut dengan sebaik- baiknya. Saya tidak memungkiri bahwa hampir di setiap daerah
transmigrasi kami menjumpai bahwa sebagian besar penduduk pendatang kehidupannya lebih sejahtera dari pada orang-orang
Dayak.
133
Kutipan peryataan di atas juga menunjukkan bahwa dalam pandangan pejabat daerah di Melawi, ada perbedaan pola pikir anatara orang-orang Dayak
132
Wawancara dengan bapak Anton. Staf pemerintahan daerah Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Melawi. 24 Februari 2014.
133
Wawancara dengan bapak Nazarudin. Kepala Bagian Dinas Tranmigrasi Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak, Selasa 12 Februari 2014.
dengan orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa dalam mengikuti program transmigrasi memiliki pola pikir lebih baik. Mereka orang-orang Jawa mengikuti
program transmigrasi karena memang ingin mengubah nasib menjadi lebih baik, sedangkan orang-orang Dayak, menurut pemerintah daerah di Melawi, tidak
memiliki motivasi untuk merubah nasib seperti orang-orang Jawa. Sebagaimana yang kembali disampaikan oleh M. Nazarudin:
Orang-orang Dayak yang sering saya jumpai biasanya malas untuk bertani. Hal ini dikarenakan mereka orang Dayak sudah terbiasa hidup
dengan memiliki banyak tanah. Karena banyak tanah, mereka terkadang malas untuk bertani, tanah yang ada dipekarangan rumah
mereka biasanya hanya dibiarkan begitu saja. Hal ini berbeda dengan orang-orang Jawa yang menjadi warga transmigrasi, yang di daerah
asal mereka kehidupannya sulit karena tidak memiliki tanah untuk digarap. Ketika mereka diberi tanah oleh pemerintahan, mereka
menggunakan lahan tersebut untuk ditanami sayur-sayuran.
134
Kutipan di atas juga menunjukkan bahwa menurut pendapat pejabat pemerintahan daerah Kabupaten Melawi, orang-orang Jawa benar-benar memiliki
motivasi untuk mengubah nasib mereka yang tadinya sangat miskin menjadi makmur di daerah baru. Selain itu, kutipan di atas juga menunjukkan bahwa
keahlian khusus yang dimiliki orang-orang Jawa mempengaruhi cara mereka bekerja, sehingga meskipun lahan pertanian yang mereka olah itu terbatas jika
dibandingkan dengan lahan orang-orang Dayak, namun orang-orang Jawa mampu menghasilkan panen yang melimpah. Oleh sebab itu, M. Nazarudin kembali
berpendapat bahwa: Dari pengamatan saya dan petugas dilapangan, kami sering melihat
orang-orang Dayak dalam mengerjakan pekerjaan, sering tidak fokus
134
Wawancara dengan bapak Nazarudin, Kepala Bagian Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Barat. Selasa, 12 Februari 2014.
pada satu pekerjaan. Tidak fokus yang saya maksudkan adalah: sebagaian besar dari orang-orang Dayak ingin mengerjakan banyak
pekerjaan sekaligus. Berbeda dengan orang-orang Jawa yang kalau bekerja di bidang pertanian selalu fokus pada pertaniannya, orang
orang Dayak dalam bekerja hanya setengah-setengah saja, sehingga hasilnyapun tidak maksimal. Itulah sebabnya, orang-orang Dayak
secara ekonomi kalah bersaing dengan orang-orang pendatang.
135
Bertolak dari beberapa kutipan di atas, tampak jelas bahwa para pejabat daerah menganggap orang-orang Dayak tidak akan mampu bersaing dengan
orang-orang Jawa karena pola pikir masyarakat Dayak belum semaju pola pikir orang-orang Jawa. Dalam hal ini, tampak sekali bahwa cara berpikir para pejabat
daerah memang dipengaruhi oleh ideologi pembangunan yang memberikan standar tentang kemajuan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, para pejabat
daerah meyakini bahwa orang- orang Dayak memang masih “tertinggal” jika
dibandingkan dengan orang-orang Jawa yang mereka anggap sudah modern.