Orientalisme dan Program Transmigrasi di Kabupaten Melawi
bahwa orang-orang di Mesir memang tidak akan pernah bisa mendirikan pemerintahan sendiri tanpa bantuan orang-orang Inggris. Dengan demikian, maka
tampak jelas bahwa wacana orientalisme mendukung terjadinya kolonialisme di Mesir.
Sementara itu, orientalisme yang terjadi di Indonesia pada masa pascakolonial, salah satunya tercermin dalam kebijakan transmigrasi pemerintah
Orde Baru yang dilaksanakan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Program transmigrasi yang berlangsung di Melawi menunjukkan bahwa ada kemiripan
dengan orientalisme yang terjadi di Timur Tengah. Hanya saja bedanya, kebijakan transmigrasi di masa pemerintah Orde Baru bukan dilaksanakan oleh orang-orang
Barat pada umumnya, seperti halnya pemerintah Hindia Belanda, akan tetapi kebijakan ini dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sendiri, secara khusus
pemerintah Orde Baru. Kebijakan transmigrasi yang dilanjutkan oleh pemerintah Orde Baru di
Melawi, menunjukkan bahwa kebijakan ini bagian dari kolonialisme internal yang baik pelaku maupun korbannya adalah sama-sama orang Indonesia. Program
transmigrasi yang berlangsung di Melawi juga menunjukkan bahwa pemerintah Orde Baru di Jakarta menganggap daerah Melawi dan penduduk lokalnya orang-
orang Dayak sebagai salah satu daerah “tertinggal,” yang masih dianggap “primitif,” terbelakang, dan kurang beradab. Karena dianggap “tertinggal,” maka
pemerintah berniat untuk membantu orang-orang Dayak yang ada di Melawi, dengan cara melaksanakan program transmigrasi.
Pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan kebijakan transmigrasi merasa bahwa pelaksanaan program transmigrasi di Melawi benar-benar dilakukan untuk
membantu orang-orang Dayak membangun daerah Melawi yang tadinya dianggap “tertinggal,” menjadi daerah yang maju menurut standar yang dimiliki pemerintah
di Jakarta. Dengan kata lain, muncul anggapan bahwa orang-orang Dayak yang ada di Melawi memang membutuhkan bantuan pemerintah di Jakarta untuk
membangun daerah- daerah “tertinggal” yang ada di Melawi menjadi daerah yang
maju. Tampak jelas bahwa orientalisme memang tidak hanya terjadi di negara-
negara Timur Tengah saja melainkan juga bisa terjadi di negara-negara yang berada di luar Timur Tengah, seperti contoh Indonesia. Tesis ini telah berhasil
menunjukkan bahwa program transmigrasi yang berlangsung di Kabupaten Melawi pada masa pemerintahan Orde Baru tidak jauh berbeda dengan
orientalisme yang terjadi di negara-negara Timur Tengah, seperti Mesir. Jika orientalisme di Timur Tengah menunjukkan bagaimana orang-orang Timur
diwacanakan oleh orang Barat, orientalisme yang terjadi di Melawi menunjukkan bagaimana orang-orang Timur diwacanakan oleh sesama orang Timur.