transmigran yang akan berangkat ke lokasi transmigrasi. Berbagai pelatihan yang diberikan pemerintah pada calon peserta transmigrasi berupa pelatihan di bidang
pertanian dan perkebunan. Berbagai pelatihan ini mampu menghasilkan tenaga kerja yang handal serta profesional dalam mengolah tanah pertanian.
Sebagaimana disampaikan oleh bapak Rohim: Sebelum kami berangkat ke lokasi transmigrasi, kami sudah diberi
tahu oleh pemerintah kota Malang bahwa, di lokasi transmigrasi kami akan mendapat jatah tanah. Masing-masing setiap kepala keluarga
mendapatkan satu hektar tanah kosong dan satu kapling kebun sawit. Saat itu, kami diberitahu bahwa penduduk lokal yang adalah orang-
orang Dayak, tidak akan mengolah tanah milik mereka menjadi lahan pertanian. Hal ini disebabkan oleh sistem pertanian orang-orang
Dayak berbeda dengan sistem pertanian yang kami pelajari. Kami sebagai calon peserta transmigrasi diharapkan dapat memajukan
daerah transmigrasi dengan cara mengembangkan sistem pertanian modern yang kami terapkan di Pulau Jawa.
126
Kutipan pernyataan di atas menunjukkan bahwa menurut pandangan para
warga transmigran orang-orang Dayak yang ada di Melawi tidak akan mampu memajukan daerah-daerah transmigrasi. Oleh karena itu, pemerintah Jakarta
mengirim orang-orang Jawa sebagai tenaga kerja yang akan mengerjakan proyek- proyek pembangunan dari pemerintah Orde Baru di Jakarta. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Mahrudin: Untuk bisa menjadi peserta transmigrasi di Melawi, kami harus
memenuhi syarat yang ditentukan oleh pemerintah. Syarat tersebut seperti, menguasai bidang pertanian dan perkebunan modern. Untuk
saya sendiri, ketentuan tersebut tidaklah sulit, karena di daerah asal saya memang bekerja sebagai petani. Namun dari pemerintah juga
menginginkan kami benar-benar menguasai bidang pertanian dan perkebunan, sehingga pihak pemerintah ikut serta dalam memberikan
berbagai pelatihan di bidang pertanian pada kami sebelum berangkat ke lokasi transmigrasi. Bahkan saat kami berada di lokasi
126
Wawancara dengan bapak Rohim. Peserta transmigrasi dari kota Malang Jawa Timur. Melawi 18 Februari 2014
transmigrasi, pemerintah juga aktif memberikan penyuluhan seputar pertanian pada kami, dengan harapan kami mampu meningkatkan
produksi pertanian di daerah transmigrasi.
127
Kutipan pernyataan di atas juga menunjukkan bahwa wacana tentang orang
Dayak yang diterima oleh warga transmigrasi telah mempengaruhi cara berpikir orang-orang Jawa dalam menilai orang-orang Dayak yang ada di wilayah
transmigrasi Melawi. Dengan demikian, tampak bahwa Pemerintahan Orde Baru menginginkan para peserta transmigrasi yang diberi pelatihan khusus tentang
pertanian dan perkebunan mampu menjadi tenaga kerja profesional yang akan membangun daerah-daerah tujuan transmigrasi di Melawi. Dalam pandangan
pemerintah di Jakarta, pembangunan nasional akan tercapai apabila didukung oleh tenaga kerja yang handal dan professional di bidang pertanian dan perkebunan.
Bagi pemerintah Orde Baru, pemilihan orang-orang Jawa sebagai tenaga kerja yang akan membangun daerah-daerah transmigrasi di Melawi adalah pilihan
yang tepat. Alasannya karena orang-orang Jawa telah menguasai sistem pertanian modern jauh sebelum mereka dikirim ke lokasi transmigrasi. Oleh karena itu,
pemerintahan Orde Baru tidak akan mengalami kesulitan ketika harus memberikan pelatihan khusus pada orang-orang Jawa yang di daerah asalnya
memang sudah menguasai teknologi pertanian modern. Sementara itu, berbeda dengan orang-orang Jawa yang telah mengerti sistem
pertanian modern, orang-orang Dayak di Melawi tidak menguasai teknologi pertanian modern. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah di Jakarta lebih
127
Wawancara dengan bapak Mahrudin. Peserta transmigrasi asal Jawa Barat. Melawi 23 Februari 2014
memilih orang-orang Jawa sebagai tenaga kerja pembangunan di daerah-daerah transmigrasi. Sebagaimana disampaikan kembali oleh Anton:
Tujuan dari pemerintah Orde Baru lebih banyak mengirim orang- orang Jawa ke lokasi transmigrasi di Melawi adalah untuk
mengembangkan produksi pertanian dan perkebunan kelapa sawit di daerah-daerah transmigrasi. Orang-orang Jawa itu, dalam bekerja
sangat terampil. Misalnya saya kasih contoh: untuk memanen sawit dibutuhkan alat seperti: arit, dan dodos. Sejauh ini, yang mengerti cara
menggunakan alat ini dengan baik ya orang-orang Jawa. orang-orang Dayak tidak terbiasa menggunakan alat semacam ini. Itulah sebabnya,
lebih mudah bagi pemerintah mengajari orang-orang Jawa daripada orang-orang Dayak.
128
Kutipan di atas menunjukkan bahwa menurut pandangan para pejabat
pemerintahan di Kabupaten Melawi, orang-orang Jawa dianggap lebih baik dari orang-orang Dayak dalam hal melakukan pekerjaan. Pemilihan orang-orang Jawa
sebagai tenaga kerja pembangunan di daerah-daerah transmigrasi juga menunjukkan bahwa pemerintah di Jakarta menganggap hanya orang-orang Jawa
yang akan mampu membantu orang-orang Dayak membangun daerah-daerah transmigrasi di Melawi.
I. Pembangunan dan “Solusi” Memajukan Daerah-daerah Transmigrasi
Menurut pemerintah Kabupaten Melawi, program transmigrasi yang
berlangsung di Kabupaten Melawi sejak tahun 1990an memang telah banyak memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah-daerah tujuan
transmigrasi yang ada di Melawi. Menurut pandangan para pejabat pemerintahan yang ada di Melawi, program transmigrasi telah ikut membantu memajukan
128
Wawancara dengan bapak Anton. Staf pemerintahan daerah Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Melawi. 24 Februari 2014.
daerah- daerah yang dulunya “tertinggal” menjadi maju. Dengan adanya
transmigrasi, daerah yang pada tahun 1990 masih hutan belantara kini, tepatnya tahun 2005, telah berubah menjadi salah satu kota kecamatan yang cukup maju
dalam hal pembangunan nasional. Sebagaimana yang disampaikan oleh Matius: Menurut saya, kalau tidak ada program transmigrasi di daerah ini,
pasti tidak mungkin daerah ini bisa berkembang seperti sekarang ini. Tanpa program transmigrasi, mungkin tidak ada kota kecamatan
seperti yang kita lihat sekarang. Dulu sebelum ada program transmigrasi, jumlah penduduk di desa Tiong Keranjik tidak sampai
200 jiwa. Tapi sekarang jumlah penduduk di daerah transmigrasi ini lebih dari tiga ribu jiwa.
129
Kutipan di atas juga menunjukkan bahwa menurut pandangan pejabat pemerintahan daerah di Kabupaten Melawi, pembangunan adalah kunci untuk
memajukan daerah- daerah “tertinggal”. Pernyataan Matius yang mengatakan
bahwa program transmigrasi telah memajukan daerah- daerah “tertinggal”
memang tidak bisa disalahkan sebab Matius menilai program transmigrasi di Melawi menggunakan konsep pembangunan yang menurut Matius telah berhasil
memajukan daerah- daerah transmigrasi yang tadinya “tertinggal” menjadi lebih
modern. Oleh karena itu, Matius kembali berpendapat bahwa: Dulu sebelum program transmigrasi masuk ke daerah kami, desa kami
ini hanya dihuni oleh orang-orang Dayak yang jumlahnya tidak sebanyak saat ini. Waktu itu daerah ini sebagian besar masih hutan
lebat. Perjalanan dari kota Nanga Pinoh menuju desa kami Tiong Keranjik saat itu membutuhkan waktu sepuluh jam dengan
menggunakan jalur sungai. Saat itu jalur darat belum ada. Ketika program transmigrasi masuk, jalan dibangun, fasilitas pendukung
seperti PLN Perusahaan Listrik Negara, disediakan oleh pemerintah. Sekarang waktu yang ditempuh kalau kita mau ke kota Nanga Pinoh
129
Wawancara dengan bapak Matius. Seketaris Desa SP Lima Tiong Keranjik, Kabupaten Melawi. 17 Februari 2014.
hanya satu jam saja, bandingkan dengan dulu butuh waktu satu hari perjalanan melalui jalur sungai.
130
Tampak bahwa kutipan pernyataan di atas juga menunjukkan bahwa ideologi pembangunan sangat mempengaruhi cara berpikir para pejabat daerah
dalam memandang program transmigrasi di Melawi. Tampak pula bahwa para pejabat daerah yang ada di Melawi merasa bahwa program transmigrasi yang
dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru telah membawa kebaikan bagi orang- orang Dayak yang tinggal di daerah-daerah transmigrasi yang ada di Melawi.
Dengan adanya program transmigrasi, pemerintah Orde Baru telah berhasil membantu orang-orang Dayak untuk membangun daerah-
daerah “tertinggal” yang ada di Melawi, sebagaimana disampaikan kembali oleh Anton:
Dengan dilaksanakannya program transmigrasi di Melawi, maka pemerintah di Jakarta memang telah membuktikan bahwa mereka
benar-benar ingin membangun daerah Melawi menjadi lebih baik lagi. Saya ambil contoh: misalnya sebelum ada program transmigrasi di
Melawi, sekitar tahun 1980an, untuk menuju ke satu desa yang ada di pedalaman Melawi satu-satunya jalur transportasi yang bisa digunakan
hanyalah jalur sungai. Belum banyak jalan darat yang bisa menghubungkan satu desa dengan desa lainnya. Sedangkan sekarang,
setelah adanya program transmigrasi banyak jalan dibangun, sehingga lebih mudah mencapai tujuan dari pada menggunakan jalur sungai.
Oleh sebab itu, pada saat ini transportasi air sudah tidak terlalu diminati lagi, karena sudah digantikan oleh moda transportasi darat.
131
Tampak jelas bahwa menurut pandangan pejabat pemerintahan di Melawi, program transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru telah berhasil
membangun daerah- daerah transmigrasi yang tadinnya dianggap “tertinggal”
130
Wawancara dengan bapak Matius. Seketaris Desa Tiong Keranjik. Tiong Keranjik, Melawi 17 Februari 2014
131
Wawancara dengan bapak Anton. Staf pemerintahan daerah Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Melawi. 24 Februari 2014.
menjadi maju dalam hal pembangunan nasional. Kutipan beberapa pernyataan di atas juga menunjukkan bahwa para pejabat pemerintahan daerah di Melawi
menganggap bahwa kebijakan transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru merupakan solusi untuk memajukan daerah-daerah transmigrasi yang
ada di Melawi. Bertolak dari beberapa uraian di atas, tampak jelas bahwa pemerintah Orde
Baru merasa bahwa kebijakan transmigrasi benar-benar dimaksudkan untuk membantu orang-orang Dayak membangun Melawi menjadi kota yang modern.
Namun demikian, beberapa kutipan di atas juga menunjukkan bahwa para pejabat daerah dalam menilai program transmigrasi melupakan satu hal bahwa
pemerataan pembangunan di daerah- daerah “tertinggal” memang sudah menjadi
kewajiban pemerintahan di Jakarta terlepas dari sedikit atau banyaknya jumlah penduduk di daerah tersebut.
J. Transmigrasi u
ntuk “Mensejahterakan”
Menurut Pemerintahan Daerah Kabupaten Melawi, program transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru memiliki tujuan mulia. Selain
sebagai sarana untuk membangun daerah transmigrasi, program transmigrasi juga bertujuan untuk mensejahterakan penduduk yang mengikuti program ini.
Meskipun demikian, pemerintah daerah juga tidak memungkiri bahwa program transmigrasi yang berlangsung di Kabupaten Melawi memang lebih banyak
mensejahterakan orang-orang pendatang daripada penduduk lokal orang-orang Dayak. Sebagaimana yang kembali disampaikan oleh Anton:
Sekarang begini, boleh dicek langsung ke lokasi transmigrasi, misalnya kita ambil contoh transmigrasi di SP Lima Tiong Keranjik.
Transmigrasi di sini memang lebih banyak mensejahterakan penduduk pendatang daripada penduduk lokal. Penduduk pendatang lebih