Barat merasa bahwa dirinya superior dari Timur, maka orang-orang Barat yang sedang menguasai dunia Timur tidak merasa bahwa mereka sedang menjajah
dunia Timur. Orang-orang Barat justru merasa bahwa mereka sedang berjuang untuk membantu orang-orang Timur mendirikan pemerintahannya sendiri.
Dengan kata lain, orang-orang Barat merasa bahwa tanpa bantuan Barat, orang- orang di dunia Timur tidak akan mampu untuk mendirikan pemerintahannya
sendiri. Tesis ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: pertama, memahami, mengetahui,
menganalisis, serta mencari tahu apakah kolonialisme di Indonesia pada masa pascakolonial terus berlanjut atau tidak. Kedua, menunjukkan bahwa konsep
orientalisme itu tidak hanya digunakan oleh orang-orang Barat untuk menilai dunia Timur, tetapi juga bisa digunakan oleh orang-orang Timur sendiri dalam
menilai sesama orang Timur. Ketiga, menunjukkan bahwa kolonialisme yang berlanjut di Indonesia pada
masa pascakolonial, pelakunya bukanlah orang-orang Eropa pada umumnya pemerintah kolonial Hindia Belanda, melainkan pelakunya adalah pemerintah
Indonesia sendiri, secara khusus pemerintah Orde Baru. Keempat, menunjukkan bahwa dengan melanjutkan program transmigrasi dari pemerintah kolonial Hindia
Belanda, pemerintah Indonesia, secara khusus Orde Baru telah bertindak sebagai agen kolonialisme baru dengan menjadikan suku Dayak di Kabupaten Melawi
sebagai korbannya.
D. Pentingnya Penelitian
Penelitian tesis ini menjadi sangat penting bagi penulis karena teori Orientalisme Edward W. Said ternyata tidak hanya berlaku di negara-negara
Timur Tengah Mesir, melainkan juga berlaku di negara-negara Asia lainnya seperti Indonesia. Dengan kata lain, argumen Said mengenai orientalisme tidak
hanya digunakan oleh orang-orang Barat dalam memandang dunia Timur, akan tetapi juga bisa digunakan oleh orang-orang Timur sendiri dalam memandang
sesama orang Timur. Bertolak dari gagasan-gagasan di atas, tesis ini ditulis dengan beberapa
tujuan. Pertama, penelitian ini dapat menunjukkan bagaimana teori Orientalisme Edward W. Said tidak hanya berlaku di negara-negara Timur Tengah seperti
Mesir, akan tetapi juga berlaku di Indonesia. Kedua, tesis ini menjadi penting, karena berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaannya adalah
penelitian ini tidak mengambil contoh kasus di negara-negara Timur Tengah, melainkan mengambil kasus program transmigrasi yang berlangsung di
Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Ketiga, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah kajian ilmu Humaniora yang dapat memberi manfaat
bagi penulis sendiri dalam mengembangkan Kajian Ilmu Budaya.
E. Tinjauan Pustaka
Di Indonesia, kajian tentang Orientalisme memang merupakan hal yang asing karena belum banyak orang yang meneliti hal tersebut. Akan tetapi, bukan
berarti bahwa tidak ada kajian yang menjelaskan mengenai Orientalisme di
Indonesia. Di kalangan akademisi sendiri, sejauh ini sudah ada karya tulis tesis yang membicarakan mengenai Orientalisme. Hasan Basri 2010, menulis tesis
berjudul Respon Intelektual Muslim Indonesia terhadap Buku Orientalisme Karya Edward Said.
12
Meskipun demikian, fokus penelitian Basri pada akhirnya menunjukkan dua hal. Pertama, Basri menunjukkan bahwa para intelektual
Muslim di Indonesia sulit untuk menerima perspektif kritis yang disampaikan oleh Said dalam buku Orientalisme. Kedua, para peneliti di Indonesia, secara khusus
kaum intelektual Muslim, cenderung menerima dan mengafirmasi karya orientalis Barat.
Dalam pandangan Basri, tujuan utama penulisan tesisnya adalah untuk melihat respon intelektual Muslim di Indonesia terhadap buku Orientalisme Said.
Untuk melihat respon intelektual muslim Indonesia, Basri dalam tesisnya menggunakan teori empat wacana Lacanian Lacanian four discourses.
13
Akan tetapi, fokus Basri dalam penelitian tesis ini hanya ingin melihat bagaimana kaum
Muslim terdidik di Indonesia merespon buku karya Edward Said serta melihat bagaimana implikasi buku Said terhadap kaum muslim Indonesia terdidik.
Hasil penelitian tesis Basri merupakan hasil karya tulis orang Indonesia dalam merespon buku Orientalisme karya Edward Said. Meskipun demikian,
penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, baik itu yang pernah diteliti oleh para akademisi Barat maupun oleh peneliti Indonesia. Dalam
penelitian ini, penulis ingin menguraikan bahwa argumen Said dalam bukunya
12
Tesis Hasan Basri. Respon Intelektual Muslim Indonesia terhadap Buku Orientalisme Karya Edward Said. Mahasiswa IRB, 2010.
13
Tesis Hasan Basri. Respon Intelektual Muslim Indonesia terhadap Buku Orientalisme Karya Edward Said. Mahasiswa IRB, 2010. Abstrak, hal. xii