Orientalisme dan Kemampuan untuk Menguasai
Barat untuk menata kembali, mendominasi, dan menguasai dunia Timur. Melalui pengetahuan orientalis, orang-orang Barat selalu merasa bahwa diri mereka lebih
tinggi derajatnya dari orang-orang Timur yang mereka anggap lebih rendah dari Barat. Karena Barat selalu merasa diri superior dari Timur, maka tidaklah
mengherankan jika orang-orang Barat yang sedang menjajah orang-orang Timur, tidak merasa bahwa mereka sedang menjajah Timur, melainkan mereka justru
merasa bahwa pendudukan Barat atas Timur bertujuan untuk membantu orang- orang Timur mendirikan pemerintahannya dengan baik.
Melalui pengetahuan orientalisme, orang-orang Barat juga selalu merasa lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh orang-orang Timur agar bisa maju melebihi
kemampuan orang-orang Timur sendiri. Bagi orang-orang Barat yang sedang menjajah Timur selalu membawa pandangan bahwa orang-orang yang ada di
dunia Timur tidak akan bisa membangun pemerintahannya sendiri tanpa bantuan orang-orang Barat. Oleh karena itu, untuk dapat membantu orang-orang Timur
mendirikan pemerintahan mereka dengan baik, maka orang-orang Barat harus menduduki, dan menguasai dunia Timur.
Tampak jelas bahwa, pada dasarnya orientalisme tidak jauh berbeda dengan kolonialisme. Keduanya sama-sama digunakan oleh bangsa Barat untuk
melegitimasi kekuasaan Barat atas dunia Timur. Dengan kata lain, orientalisme mendukung terjadinya praktek-praktek kolonialisme Barat atas dunia Timur.
begitu juga sebaliknya, kolonialisme Barat atas Timur tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orientalisme. Dengan demikian, kolonialisme yang
dilakukan oleh orang-orang Barat terhadap orang-orang Timur, membutuhkan sebuah wacana yang tidak lain adalah wacana orientalisme.
Menariknya, sikap orientalis Barat terhadap Timur tidak hanya berlaku di negara-negara Timur Tengah saja, melainkan juga berlaku di negara-negara yang
berada di luar negara Timur Tengah, seperti Indonesia. Di Indonesia, sikap orientalis yang terjadi lebih buruk lagi dari apa yang terjadi di negara-negara
Timur Tengah. Sebab, orientalisme yang terjadi di Indonesia, secara khusus pada masa pemerintahan Orde Baru, adalah orang-orang Timur sendiri yang
memandang buruk sesama orang Timur. Orientalisme yang terjadi di negara-negara Timur Tengah telah
menunjukkan bagaimana orang-orang Barat membicarakan orang-orang Timur. Sedangkan orientalisme yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Orde
Baru telah menunjukkan bagaimana orang-orang Timur pemerintah Orde Baru, membicarakan sesama orang-orang Timur Dayak yang ada di Kabupaten
Melawi, Kalimantan Barat. Dengan demikian, maka tampak bahwa orientalisme tidak hanya terjadi di negara-negara Timur Tengah saja, melainkan juga dapat
terjadi di tempat-tempat lain seperti Indonesia. Orientalisme yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru
salah satunya tercermin dalam kebijakan transmigrasi yang berlangsung di Kabupaten Melawi, oleh pemerintah Orde Baru di Jakarta. Program transmigrasi
yang berlangsung di Melawi, menunjukkan bahwa pemerintah Jakarta merasa lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh orang-orang Dayak yang ada di Melawi
melebihi kemampuan orang-orang Dayak itu sendiri. Dengan kata lain,
pemerintah Jakarta merasa bahwa orang-orang Dayak di Melawi tidak akan mampu membangun daerah Melawi menjadi lebih baik tanpa bantuan pemerintah
Jakarta. Bertolak dari beberapa gagasan di atas, tesis ini telah berhasil menunjukkan
bahwa orientalisme yang berlanjut di Indonesia pada masa pascakolonial, salah satunya tercermin dalam program transmigrasi pemerintah Orde Baru di
Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Selain itu, tesis ini juga telah berhasil menunjukkan bahwa tindakan orientalis tersebut tidak hanya bisa dilakukan oleh
orang Barat terhadap orang Timur, melainkan juga bisa dilakukan oleh orang- orang Timur terhadap sesama orang Timur. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
orientalisme yang terjadi dalam program transmigrasi di Melawi, bukan lagi soal bagaimana orang-orang Barat membicarakan orang Timur, melainkan soal
bagaimana orang-orang Timur pemerintah Orde Baru membicarakan sesama orang Timur orang-orang Dayak.