Organoleptis Pengukuran pH Viskositas Daya sebar

L. Uji Sifat Fisik Sediaan

1. Organoleptis

Uji organoleptis adalah uji yang dilakukan untuk mengamati terjadinya instabilitas dengan cara mengamati dengan alat indera tanda-tanda yang muncul pada penampilan fisik gel dengan parameter warna, bau, tekstur dan homogenitas sediaan Lawrence dan Ress, 2000. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat tahapan pembuatan sediaan gel, bahan aktif dan juga eksipien lainnya sudah tercampur dengan merata. Pengujian homogenitas dilakukan dengan melakukan pengolesan sediaan gel pada lempengan kaca lalu dilakukan pengamatan apakah komponennya sudah tercampur dengan baik Dirjen POM RI, 1995.

2. Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui besar pH yang dihasilkan pada saat awal dan akhir pengujian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan dapat mempertahankan pH sediaan tetap dalam rentang pH yang ditentukan, yaitu 4,5 – 6,5. pH tersebut merupakan pH kulit manusia, sehingga sediaan dibuat memiliki pH yang sama dengan pH kulit manusia, sehingga tidak menimbulkan iritasi dan menjadikan kulit kering Muthalib, Fatimawali, dan Edy, 2013.

3. Viskositas

Uji viskositas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tahanan dari sediaan untuk dapat mengalir. Tahanannya dikatakan semakin besar apabila viskositasnya semakin tinggi. Daya sebar akan dipengaruhi oleh viskositas Garg et al., 2002; Pramjeet et al., 2012.

4. Daya sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk melihat kemudahan menyebar gel jika diaplikasikan pada permukaan kulit. Gel yang baik memiliki nilai daya sebar yang tinggi dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menyebar Ainaro, Gadri, dan Priani, 2015. Kekakuan formula, temperatur pada tempat aksi dan lama penekanan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya sebar Garg et al., 2002.

M. Senyawa Radikal

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

HALAMAN JUDUL - Optimasi gelling agent carbomer dan humektan gliserin dalam gel sunscreen ekstrak etanol temulawak (curcuma xantorriza roxb.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 93