Kulit Penuaan Kulit TINJAUAN PUSTAKA

1. Ekstrak metanol mengandung senyawa-senyawa golongan fenolik dengan jumlah tanin yang terbatas. 2. Ekstrak 50 metanol dalam air mengandung senyawa tanin dalam jumlah yang besar. 3. Ekstrak air mengandung senyawa-senyawa golongan fikobiliprotein dalam jumlah yang besar Shalaby dan Shanab, 2013. 4. Ekstrak aseton dan metanol mengandung hexadecane, heptadecane, eicosane, octadecane, phytol dan pentadecane yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus serta Salmonella typhimurium Ramasamy dan Gopalakrishnan, 2014. 5. Ekstrak etanol mengandung klorofil a dan klorofil b, yang memiliki aktivitas terapeutik antara lain anti-hipersensitif, anti-kanker, anti-mutasi, dan imunomodulasi. Kandungan klorofil a dan klorofil b dalam Spirulina platensis adalah 1 – 2 dari total bobot kering Tong, Gao, Xiao, dan Pan, 2010.

C. Kulit

Kulit merupakan lapisan pelindung paling luar dari tubuh yang berfungsi untuk melindungi dari efek buruk baik secara imunogenik maupun secara fisik. Kecantikan kulit sangat penting bagi wanita, dan hal ini dipengaruhi oleh keadaan keratinasi yang terjadi pada permukaan sel, keadaan jaringan lemak dan aktivitas dari kelenjar sekresi. Kelembaban kulit sangat penting untuk mencegah terjadinya kulit kering, kasar, pecah-pecah dan mudah teriritasi sehingga membuat penampilan menjadi tidak menarik Rawling, 2002. Lapisan utama kulit, dari luar ke dalam terdiri dari lapisan subkutan hipodermis, dermis, dan epidermis. Folikel rambut dan kelenjar keringat terhubung secara langsung ke permukaan kulit yang memungkinkan untuk rute permeasi obat. Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu dari luar ke dalam berturut- turut adalah stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum dan stratum korneum. Sratum korneum sendiri biasanya merupakan sel kulit mati, terdiri dari 15-20 lapisan korneosit dan ketika kering ketebalannya adalah sekitar 10-15 μm, ketika mengalami hidrasi ketebalannya menjadi 40 μm Maghraby, Barry, dan Williams, 2008. Gambar 2. Struktur kulit Sibilla, Godfrey, Brewer, Raja, dan Genovese, 2015.

D. Penuaan Kulit

Setiap orang akan mengalami penuaan dengan laju yang tidak seragam tergantung pada berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan jika proses penuaan terjadi lebih cepat dari pada yang seharusnya terjadi pada usianya akan disebut sebagai penuaan dini premature aging Soepardiman, 2003. Faktor tersebut meliputi faktor intrinsik seperti faktor genetik, rasial, hormonal, sistem kekebalan tubuh yang menurun; dan faktor ekstrinsik yaitu gaya hidup yang tidak sehat dan faktor lingkungan seperti sinar matahari, kelembaban, dan polusi udara Pangkahila, 2007. Ada bebebrapa teori yang dapat menyebabkan penuaan dini, salah satunya adalah teori radikal bebas. Radikal bebas sendiri merupakan suatu senyawa yang memiliki elektron tidak berpasangan dan bersifat tidak stabil dan reaktif dan akan terus menghantam sel-sel tubuh normal dalam rangka untuk mendapatkan pasangan elektron, mengakibatkan kerusakan sel yang dapat berdampak menjadi penuaan dini. Berbagai daya dan upaya telah dilakukan para peneliti untuk dapat menanggulangi radikal bebas ini, salah satunya dengan menggunakan senyawa yang dapat menetralisir radikal bebas yang disebut dengan antioksidan Soepardiman, 2003. Penuaan dini yang disebabkan oleh sinar matahari disebut photoaging. Proses photoaging bersifat kumulatif, sehingga pemejanan sinar UV dalam jangka panjang dapat menyebabkan penuaan dini Walker et al., 2003; Quan et al, 2009. Peningkatan penyinaran oleh matahari dewasa ini, yang disebabkan karena menipisnya lapisan stratosfer pada ozon berdampak pada peningkatan risiko kulit mengalami kerusakan photooxydative oleh Reactive Oxygen Species ROS yang diinduksi oleh sinar UV Drakaki et al., 2014. Sinar UV yang berperan dalam menyebabkan photoaging adalah UVA, dengan persentase 95 dari radiasi sinarnya mencapai permukaan bumi. Radiasi UVA ini dapat terpenetrasi secara mendalam ke lapisan basal dari epidermis dan fibroblast Drakaki et al., 2014. Selain itu faktor utama yang menyebabkan penuaan dini adalah polusi udara. Komponen utama polutan udara adalah PAHs, NOx, PM, VOCs, dan asap rokok Drakaki et al., 2014. PAHs akan terikat pada permukaan PM dan terserap pada permukaan PM yang tersuspensi di udara. PAHs akan dikonversi menjadi quinin, bahan kimia yang dapat melangsungkan siklus redoks dan menghasilkan ROS. Jika kompleks PM-PAHs terabsorbsi ke transepidermal kulit dalam jangka panjang dapat menyebabkan penuaan kulit Drakaki et al., 2014. Radikal bebas adalah senyawa kimia dengan elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya. ROS terdiri dari oksigen radikal dan oksigan yang tidak radikal, yang terdiri dari molekul seperti hidrogen peroksida H 2 O 2 , superoxide O 2 - , oksigen singlet ½O 2 dan hidroksida radikal  OH Poljsak, Suput, dan Milisav, 2013. ROS ini dapat mengalami penghilangan radikal bebas, pengikatan ROS atau perkursornya menghambat pembentukan ROS oleh antioksidan Uttara, Singh, Zamboni, dan Mahajan, 2009.

E. Antioksidan

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

HALAMAN JUDUL - Optimasi gelling agent carbomer dan humektan gliserin dalam gel sunscreen ekstrak etanol temulawak (curcuma xantorriza roxb.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 93