Dari formula acuan pada tabel II, penulis melakukan beberapa modifikasi pada komponen yang akan dioptimasi, yaitu CMC-Na sebagai gelling agent
dan gliserin sebagai humektan, tercantum pada tabel III.
4. Pembuatan Gel
CMC-Na dikembangkan dengan akuades selama 24 jam, CMC-Na yang telah dikembangkan dimasukan kedalam wadah dan diaduk menggunakan
mixer selama 3 menit dengan kecepatan putar pada tingkat 1. Setelah itu dimasukan metil paraben yang sebelumnya telah dilarutkan di dalam gliserin
dan diaduk kembali menggunakan mixer selama 2 menit. Pada menit ke-5, dimasukan ekstrak cair Spirulina platensis sebanyak 0,15 gram untuk formula
100 gram gel, lanjutkan pengadukan sampai menit ke-8. Pengadukan dilakukan secara berkesinambungan selama menambahkan bahan-bahan tersebut.
5. Evaluasi
a. Uji organoleptis. Dilakukan pengamatan pada parameter warna, bau,
tekstur dan homogenitas pada 48 jam dan setiap 7 hari sekali dalam kurun waktu 28 hari. Evaluasi homogenitas dilakukan dengan
mengoleskan sejumlah tertentu sediaan gel pada dua keeping kaca, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butiran kasar Panjaitan, Saragih, Purba, 2012. b.
Uji pH. Evaluasi pH dilakukan dengan mengoleskan sejumlah kecil sediaan gel ekstrak Spirulina platensis pada indikator pH universal
dengan batang pengaduk, lalu ditunggu beberapa saat sampai warna pada indikator sudah tidak berubah lagi. Setelah itu dibandingkan dengan
standar warna yang tertera pada kemasan pH universal. pH yang diinginkan adalah setara dengan pH fisiologis kulit manusia yaitu 4,5-6,5
agar tidak mengiritasi kulit. c.
Uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan selama 48 jam setelah pembuatan gel dengan cara menimbang gel seberat 1 gram dan diletakan
ditengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakan kaca bulat lain dan pemberat dengan berat total 125 gram, didiamkan selama 1 menit dan
diameter penyebarannya dicatat dalam satuan centimeter cm Garg et al., 2012.
d. Uji viskositas. Sediaan gel ekstrak Spirulina platensis ditempatkan pada
portable viscotester sampai mencapai batas yang ditentukan, viskotester dijalankan, kemudian viskositas dari gel akan terbaca dengan mengamati
gerakan jarum penunjuk viskositas. Ukuran rotor yang digunakan adalah skala 2. Dilakukan pengukuran pada 48 jam untuk mengetahu sifat fisik
dari sediaan. Kemudian juga dilakukan pengukuran pada hari ke-7, 14, 21 dan 28 untuk mengetahui stabilitas gel dengan cara menghitung
persen pergeseran viskositas. e.
Uji kesukaan hedonist test. Uji kesukaan atau juga disebut sebagai hedonist test dilakukan dengan cara membagikan kuesioner berisi 6
pertanyaan yang telah divalidasi kepada 30 responden. f.
Validasi. Validasi area komposisi optimum dilakukan dengan cara memilih 3 formula secara acak dari 100 kemungkinan formula yang ada
pada software Design Expert. Tiga formula tersebut memiliki
karakteristik viskositas dan daya sebar teoritis yang muncul secara otomatis dalam program Design Expert. Lalu ketiga formula tersebut
kemudian dibuat sesuai jumlah CMC-Na dan gliserin yang tertera pada program tersebut dan diukur viskositas serta daya sebarnya, jika hasilnya
masuk dalam range dengan kesalahan ± 10 maka area komposisi optimum yang diperoleh dikatakan valid.
E. Analisis dan Evaluasi Hasil