dipisahkan dari kandungan atau pengotor yang tidak dapat larut dalam pelarut tersebut Dirjen POM RI, 2005.
Ekstrak merupakan suatu sediaan kental yang didapatkan dengan jalan melakukan ekstraksi senyawa aktif dari suatu simplisia baik nabati maupun
hewani dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan senyawa target, kemudian diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan. Tujuan pembuatan ekstrak tumbuhan obat adalah tidak lain untuk dapat menstandarisasi kandungannya sehingga keseragaman mutu, khasiat dan
keamanan produk akhirnya dapat dijamin. Keuntungan penggunaan ekstrak dibandingkan dengan simplisia adalah penggunaannya dapat lebih sederhana, jika
dilihat dari segi jumlah penggunaanya yang lebih sedikit dari bobot tumbuhan atau simplisia asalnya. Kesamaan aktivitas dalam bentuk ekstrak dan simplisia
asalnya sebenarnya tidak berbeda jauh tetapi tidak sama persis dikarenkan pelarut yang digunakan tidak dapat mengekstrak kandungan berkhasiatnya dengan
sempurna Dirjen POM, 2005. Metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang biasanya diterapkan
adalah sebagai berikut:
1. Maserasi
Merupakan proses perendaman simplisia pada temperatur ruang menggunakan suatu pelarut yang sesuai dengan kelarutan senyawa target.
Proses perendaman dengan pelarut tersebut menimbulkan terjadinya perbedaan tekanan di dalam dan di luar sel sehingga akan memecah dinding sel dan juga
membran sel. Dengan terjadinya hal tersebut maka diharapkan metabolit
sekunder yang berada di dalam sitoplasma akan larut dalam pelarut organik sehingga diharapkan senyawa target akan terlarut seutuhnya karena lama
perendaman dapat diatur. Keuntungan menggunakan metode ekstraksi maserasi antara lain mudah, tidak menggunakan suhu tinggi sehingga stabilitas bahan
dapat tetap terjaga dan alat dan proses yang dibutihkan cukup sederhana.
2. Perkolasi
Suatu proses melewatkan pelarut organik pada simplisia sehingga pelarut tersebut diharapkan dapat membawa senyawa target. Metode ekstraksi ini
hanya akan efektif jika senyawa target sangat mudah larut dalam pelarut organik yang digunakan.
3. Sokletasi
Merupakan suatu proses mengalirkan pelarut dalam sistem sirkulasi yang akan selalu membasahi sampel dengan bantuan pemanasan. Keuntungan dari
metode ini adalah dapat menghemat pelarut, tetapi metode ini hanya dapat diterapkan pada senyawa yang stabil terhadap pemanasan.
4. Destilasi Uap
Merupakan metode ekstraksi yang umum untuk proses ekstraksi senyawa volatil seperti minyak atsiri. Sangat sesuai digunakan untuk senyawa target
yang stabil pada temperatur tinggi, lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan Darwis, 2000.
Komponen utama dalam ekstrak Spirulina platensis dengan berbagai pelarut adalah sebagai berikut:
1. Ekstrak metanol mengandung senyawa-senyawa golongan fenolik dengan
jumlah tanin yang terbatas. 2.
Ekstrak 50 metanol dalam air mengandung senyawa tanin dalam jumlah yang besar.
3. Ekstrak air mengandung senyawa-senyawa golongan fikobiliprotein dalam
jumlah yang besar Shalaby dan Shanab, 2013. 4.
Ekstrak aseton dan metanol mengandung hexadecane, heptadecane, eicosane, octadecane, phytol dan pentadecane yang memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus serta Salmonella typhimurium Ramasamy dan Gopalakrishnan, 2014.
5. Ekstrak etanol mengandung klorofil a dan klorofil b, yang memiliki aktivitas
terapeutik antara lain anti-hipersensitif, anti-kanker, anti-mutasi, dan imunomodulasi. Kandungan klorofil a dan klorofil b dalam Spirulina platensis
adalah 1 – 2 dari total bobot kering Tong, Gao, Xiao, dan Pan, 2010.
C. Kulit