Uji Daya Sebar Uji Kesukaan Hedonist Test

4. Uji Daya Sebar

Pengukuran daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan menyebar gel di atas permukaan kulit. Karakter daya sebar yang baik yaitu memiliki nilai daya sebar yang tinggi dalam waktu yang singkat Garg et al., 2002. Respon daya sebar dipilih pada rentang 3 – 5 cm Yuliani, 2010 karena pada rentang tersebut daya sebarnya dianggap sesuai untuk daerah kulit wajah yang areanya tidak terlalu luas serta persebarannya memungkinkan gel dapat mengalami kontak lebih lama dengan kulit sehingga absorbsinya lebih optimal. Menurut Garg 2002, daya sebar dan viskositas saling berbanding terbalik, sehingga dengan meningkatnya viskositas, daya sebar akan mengalami penurunan. Pengukuran daya sebar dilakukan dengan menimbang 1 gram gel dan diletakan pada kaca bulat lalu ditindih dengan penutup kaca dengan berat total 125 gram selama 1 menit. Hasilnya kemudian diukur menggunakan penggaris dan dinyatakan dalam satuan cm. Pengukuran daya sebar dapat dilihat pada tabel XIII. Tabel XIII. Hasil pengukuran daya sebar 48 jam Formula Daya sebar cm ± SD FI 3,39 ± 0,03 Fa 3,35 ± 0,05 Fb 4,08 ± 0,14 Fab 3,38 ± 0,09 Dari hasil pengukuran 48 jam dapat dilihat bahwa daya sebar yang dihasilkan oleh seluruh formula sudah memenuhi kriteria daya sebar yang diinginkan, yaitu 3 – 5 cm Yuliani, 2010.

5. Uji Kesukaan Hedonist Test

Uji kesukaan dilakukan untuk melihat kesukaan konsumen dari sisi warna, bau, kekentalan, kemudahan dioleskan, kenyamanan saat dipakai dan potensi gel dalam menimbulkan rasa gatal dan kemerahan pada kulit setelah dioleskan selama 5 menit. Kuesioner yang disediakan sebelumnya telah divalidasi agar pertanyaan lebih mudah dimengerti. Populasi responden yang digunakan adalah mahasiswa dari beberapa universitas di Kota Yogyakarta. Kemudian dari populasi tersebut dipilih sampel responden dengan jumlah total 30 orang secara acak. Dalam uji kesukaan ini, responden diberi penjelasan singkat mengenai gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis. Kemudian oleh responden, gel yang telah disediakan kemudian diaplikasikan pada punggung tangan untuk dapat menilai gel dari sisi kemudahan pengolesan, kenyamanan saat dipakai dan potensi gel dalam menimbulkan rasa gatal dan kemerahan pada kulit setelah dioleskan selama 5 menit. Untuk mengevaluasi sisi warna, bau dan kekentalan, responden melakukan penilaian langsung pada gel di dalam wadah. Gel yang dijadikan sampel untuk uji kesukaan ini merupakan formula 52 yang dipilih secara random dari 100 pilihan formula dalam area komposisi optimum. Formula 52 ini kandungan dengan komposisi CMC-Na 3,743 gram dan gliserin 18,855 gram. Hasil dari uji kesukaan ditunjukkan pada gambar 9. Dari hasil uji kesukaan dapat dilihat penilaian responden terhadap gel yang dihasilkan. Yaitu sebanyak 28 responden menilai warna gel yang dihasilkan menarik, sebanyak 8 responden menilai bau gel yang dihasilkan kurang sedap, sebanyak 22 responden menyatakan gel yang dihasilkan mudah dioleskan, sebanyak 15 responden menyatakan kekentalan gel yang dihasilkan sudah sesuai, sebanyak 22 responden menyatakan bahwa gel menghasilkan rasa halus jika dioleskan, dan sebanyak 29 responden menyatakan gel tidak menimbulkan sensasi gatal dan kemerahan setelah dioleskan selama 5 menit. Dapat menimpulkan bahwa responden menyukai gel yang dihasilkan. Gambar 9. Hasil uji kesukaan terhadap 30 responden F. Efek CMC-Na dan Gliserin terhadap Respon Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Besarnya efek dari penambahan CMC-Na, gliserin maupun interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik yaitu viskositas dan daya sebar; serta stabilitas yaitu pergeseran viskositas sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis dapat diketahui melalui uji two-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95 menggunakan software SPSS 22.0. Efek merupakan perubahan respon yang dihasilkan dari variasi perubahan faktor maupun level. Untuk mengetahui faktor 35 30 25 20 15 10 Warna menarik Aroma dapat 22 Mudah Kekentalan Halus jika dioleskan sesuai Ya Tidak 28 22 15 15 22 Tidak Gatal dan tidak 29 yang paling signifikan berpengaruh terhadap timbulnya efek maka dilakukan analisis signifikansi secara statistik terhadap setiap faktor maupun interaksi antara dua faktor. Nilai yang dihasilkan dari efek tersebut adalah mutlak, kenaikan dan penurunan respon secara berturut-turu ditunjukan dengan tanda positif dan negatif. Penelitian ini menggunakan rancangan desain faktorial dengan dua level level tinggi dan rendah dan dua faktor CMC-Na dan gliserin. Agar efek dari penambahan CMC-Na dan gliserin pada level yang diteliti dapat terlihat, maka komposisi bahan lain selain CMC-Na dan gliserin dibuat sama. Tahapan dan syarat uji statistiknya adalah uji normalitas data menunjukkan data terdistribusi normal serta uji variansi data menunjukkan variansi data yang homogen, baru kemudian uji two-way ANOVA dapat dilakukan

1. Uji Normalitas Data

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

HALAMAN JUDUL - Optimasi gelling agent carbomer dan humektan gliserin dalam gel sunscreen ekstrak etanol temulawak (curcuma xantorriza roxb.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 93