Sodium Carboxymethyl Cellulose Na

kosmetik harus inert, aman dan tidak reaktif dengan komponen formula lainnya Bhasha, Khalid, Duraivel, Bhowmik, dan Kumar, 2013. Pendispersian gelling agent kedalam pelarut yaitu air akan menyebabkan proses stabilisasi yang menyebabkan perpanjangan multidimensional dari rantai polimer menghasilkan suatu struktur jaringan yang disebut cross linking. Cross- link adalah suatu ikatan yang menghubungkan satu polimer dengan polimer yang lain, yaitu dengan ikatan hydrogen atau interaksi hidrofobik. Cross linking, seperti yang terlihat pada gambar 2, menyebabkan peningkatan bobot molekul dari polimer. Suatu polimer cair dapat diubah menjadi gel dengan menyatukan satu polimer dengan polimer lain melalui ikatan cross link Maitra dan Shukla, 2014. Gambar 3. Cross-linking pada polimer Maitra dan Shukla, 2014. Gambar 2 dari kiri ke kanan menjelaskan terbentuknya ikatan cross linking antara polimer-polimer yang masih terpisah satu sama lain melalui suatu ikatan hidrogen, ditandai dengan perubahan viskositas dari encer menjadi kental.

H. Sodium Carboxymethyl Cellulose Na

– CMC CMC – Na merupakan polimer semi sintetik yang secara luas digunakan dalam formulasi sediaan topikal dan juga oral, utamanya untuk meningkatkan viskositas dari sediaan tersebut. Biasanya CMC – Na digunakan sebagai basis gel pada rentang konsentrasi 3 – 6, dalam pengguanaannya biasanya ditambahkan humektan untuk mencegah hilangnya kandungan lembab. Penapakan fisik dari CMC – Na sendiri yaitu serbuk granular berwarna putih atau hampir putih, tidak berbau, tidak berasa dan bersifat higroskopik setelah melalui proses pengeringan dengan kandungan air kurang dari 10. Pada suhu 37 o C dan kelembaban relatif 80 dapat menyerap lembab secara signifikan. CMC – Na ini memiliki sifat tidak larut pada aseton, etanol 95, eter, toluen, dapat dengan mudah terdispersi dalam air pada berbagai temperatur. Semakin tinggi konsentrasi CMC – Na yang digunakan, maka viskositas yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Pemanasan pada suhu tinggi dapat menyebabkan depolimerisasi dan secara permanen dapat mengurangi viskositas dari gel yang dihasilkan. Larutan encer dari CMC – Na stabil pada pH 2 – 10, tetapi akan memberikan viskositas yang maksimum dan stabilitas yang baik apabila berada pada pH 7 – 9. Sedangkan berada pada pH di bawah 2 dapat menyebabkan terjadinya presipitasi dan pH 10 viskositasnya dapat menurun dengan drastis Rowe et al., 2009. Gambar 4. Struktur sodium carboxymethyl cellulose Rowe et al., 2009.

I. Humektan

Humektan adalah substansi yang mengabsorbsi atau membantu substansi lain menjaga kelembabannya, misalnya gliserin. Humektan adalah substansi yang higroskopik. Kebanyakan adalah molekul dengan beberapa gugus hidroksi, juga beberapa memiliki gugus amin, karboksil, dan juga ester; yang memiliki afinitas untuk mengadakan ikatan hidrogen dengan molekul air Pramjeet et al., 2012. Prinsipnya ketika agen pelembab dioleskan pada kulit, humektan akan membentuk suatu lapisan film tipis Mukul, Surabhi, dan Atul, 2011. Sistem pada humektan memungkinkan lembab dapat tertahan dengan cara menarik air dan mengikatnya Greive, 2015.

J. Gliserin

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

HALAMAN JUDUL - Optimasi gelling agent carbomer dan humektan gliserin dalam gel sunscreen ekstrak etanol temulawak (curcuma xantorriza roxb.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 93