Penggalan scene 55, lexia 22, 23 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

Analisis : Dialog yang diucapkan oleh Bayu merupakan sebuah ungkapan kekesalan atau kemarahannya dengan kalimat kata-kata kasar, ketika dia melihat sepeda motornya berada di tangan geng motor “macan”. Kalimat dialog pada lexia 18, yaitu “Lo nggak punya mulut ya?”, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik. Hal ini dikarenakan dialog pada lexia 18 tersebut dapat menimbulkan dampak atau akibat. Sementara itu, pada lexia 19, yaitu “Lo maling ya, anjing”, digolongkan sebagai kode pembacaan semik, dan pada lexia 20, yaitu “Apa lo bangsat, anjing”, juga dapat digolongkan sebagai kode pembacaan semik, serta pada lexia 21, yaitu “Tai anjing, ini motor, motor gue, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan semik. Hal ini dikarenakan dialog pada beberapa lexia, baik lexia 19, lexia 20, maupun lexia 21 tersebut terdapat kata ata frase yang sama, yang melekat pada ungkapan tertentu dan dapat dikelompokkan dengan konotasi kata atau frase yang mirip. Sehingga perkelahian atau tawuran yang dilakukan oleh Bayu dan teman-temannya melawan geng motor “macan” tersebut dapat dikategorikan sebagi kenakalan remaja tingkat biasa.

j. Penggalan scene 55, lexia 22, 23 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

Termasuk Level Realitas : Karena di dalam scene tersebut menonjolkan setting-nya yang memperkuat atau mendukung dialognya, yaitu “Huuuuuhh..” dan “Ayo, Bayu”. Dalam hal ini, kegiatan balap motor atau kebut- kebutan tidak mungkin dilakukan di dalam ruangan kecil indoor, dan pasti dilakukan di luar ruangan yang luas outdoor. Demikian juga dengan kata-kata atau dialog tersebut di atas yang tidak mungkin diucapkan di dalam ruangan indoor. Artinya, dialog tersebut pasti diucapkan di luar ruangan outdoor, karena diucapkan dengan suara yang keras dan lantang. Termasuk Level Representasi : Karena di dalam scene tersebut juga ditonjolkan teknik pengambilan gambar pada kamera, yaitu long shot, yang memperlihatkan bahwa banyak orang yang terlihat dan terlibat pada adegan tersebut. Hal itu yang memperkuat dialog pada scene ini, yaitu “Huuuuuuhh” dan “Ayo, Bayu”. Artinya, banyak orang yang melihat dan meriakkan nama Bayu untuk memberikan semangat atau motivasi. Pengambilan gambarnya dilakukan tidak hanya kepada satu pemeran obyek, tetapi dilakukan kepada keseluruhan obyek dalam hal ini adalah keseluruhan obyek yang “bergerak”, yaitu obyek “orang” atau “manusianya”. Gambar 4.10. Bayu kebut-kebutan balapan motor di jalanan umum jalan raya. Penjelasan peta tanda Roland Barthes : Penanda : “Huuuuhh” “Ayo Bayu” Petanda : Adanya tindakan atau perilaku menyimpang yang dikategorikan sebagai kenakalan remaja ditonjolkan pada lexia 22, yaitu “Huuuuuuh”, dan lexia 23, yaitu “Ayo Bayu”. Kalimat tersebut merupakan kalimat petanda denotatif yang menjelaskan adanya perilaku yang merupakan bentuk dari kenakalan remaja yaitu balap motor kebut-kebutan di jalanan, dengan sifat kenakalan tingkat sedang. Tanda denotatif : Menjelaskan terdapat sebuah pernyataan atau kalimat dialog dari teman-teman Bayu yang menunjukkan adanya dukungan semangat atau motivasi terhadap sesuatu yang bersifat negatif, yaitu kenakalan remaja dalam bentuk balap motor liar di jalanan raya. Penanda konotatif : Dijelaskan bahwa kenakalan remaja muncul timbul karena adanya dukungan atau motivasi yang dilakukan oleh teman-teman Bayu dengan memberikan semangat kepadanya untuk dapat memenangkan balap motor tersebut. Petanda konotatif : Menjelaskan tentang makna dari kalimat atau dialog pada lexia 22, yaitu “Huuuuhh”, dan pada lexia 23, yaitu “Ayo Bayu”. Dari kalimat tersebut, jelas mengandung makna bahwa teman-teman Bayu mendukung dan memberikan semangat ke dalam perbuatan yang negatif, yakni balap motor liar kebut-kebutan di jalanan umum. Analisis : Dialog yang diucapkan oleh teman-teman Bayu di atas merupakan sebuah ungkapan dari teman-temannya untuk memberikan semangat agar dapat memenangkan balap motor. Kalimat dialog pada lexia 22, yaitu “Huuuuuh”, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik, dan pada lexia 23, yaitu “Ayo Bayu”, juga dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik. Hal tersebut dikarenakan dialog pada lexia 22 dan lexia 23 di atas bisa menimbulkan dampak atau dorongan. Analisis dialog pada lexia 22 dan lexia 23 dapat terlihat ketika teman-teman Bayu meneriakkan namanya untuk memberikan semangat agar bisa menang balapan motor. Apa yang diucapkan oleh teman-teman Bayu, secara tidak langsung menambah semangat dan rasa percaya dirinya. Dari visualisasi di atas, terlihat jelas bahwa Bayu sangat bersemangat dan percaya diri untuk bisa memenangkan balapan motor melawan geng motor “macan” yang memang sudah lama menjadi musuh bebuyutannya tersebut. Dan balapan motor liar yang dilakukan oleh Bayu tersebut dapat digolongkan sebagai kenakalan remaja tingkat sedang.

k. Penggalan scene 80, lexia 24 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Fashion sebagai Kelas Sosial dalam Film The Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The

0 4 15

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Identitas Seksualitas Remaja dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual Oleh Remaja Dalam Film The Love Of Siam).

0 1 13

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 1 16

PENDAHULUAN Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 7 55

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 3 15

Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi).

1 3 112

Kenakalan Remaja | Karya Tulis Ilmiah Kenakalan Remaja

0 1 4

SKRIPSI REPRESENTASI PLURALISME DALAM FILM ” ? ” (Studi Analisis Semiotika tentang Pluralisme dalam Film ” ? ”)

1 1 121

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI ”PULO GADUNG” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi)

0 0 15

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM FILM “LIAR” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Film “Liar” Pada Tokoh Indra dan Bayu)

2 13 28