Analisis Data 1. Pada Level Realitas dan Level Representasi Penggalan scene 1, lexia 1, 2 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

4.2. Analisis Data 4.2.1. Pada Level Realitas dan Level Representasi Pada analisis data dalam film ini, peneliti menggunakan metode analisis semiologi Roland Barthes melalui kode-kode pembacaan dalam lexia yang kemudian dilengkapi atau dibantu dengan pendekatan semiotika dalam film milik John Fiske melalui visualisasi scene yang terdiri dari level realitas dan level representasi. Level realitas sendiri terdiri atas penampilan, kostum, make-up, setting, dan dialog. Sementara pada level representasi, peneliti membatasi pada teknik kerja kamera dan pencahayaan untuk memperkuat atau mempertegas representasi kenakalan remaja yang terdapat dalam film “liar” ini. Namun demikian, dalam menganalisis representasi kenakalan remaja dalam film “liar” ini, peneliti akan lebih fokus menggunakan metode analisis semiologi Roland Barthes. Sedangkan metode pendekatan John Fiske hanya sebagai metode pendukung dalam menganalisis pemenggalan scene pada film tersebut. Oleh karena itu, peneliti tidak akan membahas atau menjelaskan lebih lanjut secara rinci mengenai metode pendekatan John Fiske. Peneliti akan membahasnya menggunakan metode analisis semiologi Roland Barthes dalam satu per satu lexia yang berhubungan dengan inti permasalahan. Dan berikut di bawah ini adalah penjelasan secara detail mengenai analisis data-datanya. 4.2.1.1. Analisis Kode Pembacaan Terhadap Representasi Kenakalan Remaja yang Ditampilkan Oleh Tokoh Indra dan Bayu

a. Penggalan scene 1, lexia 1, 2 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

Termasuk Level Realitas : Karena di dalam scene tersebut menonjolkan setting-nya yang memperkuat atau mendukung dialognya, yaitu “Huuuuuhh..” dan “Ayo, ndra”. Dalam hal ini, kegiatan balap motor atau kebut-kebutan tidak mungkin dilakukan di dalam ruangan kecil indoor, dan pasti dilakukan di luar ruangan yang luas outdoor. Demikian juga dengan kata-kata atau dialog tersebut di atas yang tidak mungkin diucapkan di dalam ruangan indoor. Artinya, dialog tersebut pasti diucapkan di luar ruangan outdoor, karena diucapkan dengan suara yang keras dan lantang. Termasuk Level Representasi : Karena di dalam scene tersebut juga ditonjolkan teknik pengambilan gambar pada kamera, yaitu long shot, yang memperlihatkan bahwa banyak orang yang terlihat dan terlibat pada adegan tersebut. Hal itu yang memperkuat dialog pada scene ini, yaitu “Huuuuuuhh” dan “Ayo, ndra”. Artinya, banyak orang dalam hal ini teman-teman Indra yang melihat dan meriakkan nama Indra untuk memberikan semangat atau motivasi. Pengambilan gambarnya dilakukan tidak hanya kepada satu pemeran obyek, tetapi dilakukan kepada keseluruhan obyek dalam hal ini adalah keseluruhan obyek yang “bergerak”, yaitu obyek “orang” atau “manusianya”. Gambar 4.1. Indra balapan motor liar atau kebut-kebutan di jalanan. Penjelasan peta tanda Roland Barthes : Penanda : “Ayo ndra” “Huuuuhh” Petanda : Adanya tindakan atau perilaku menyimpang yang dikategorikan sebagai kenakalan remaja dalam lexia ini ditonjolkan dalam dialog pada lexia 1, yaitu “Ayo ndra” dan pada lexia 2, yaitu “Huuuuh..”. Masing-masing kalimat tersebut merupakan kalimat petanda denotatif yang menjelaskan adanya perilaku yang merupakan bentuk dari kenakalan remaja yaitu balap motor kebut-kebutan di jalanan, dengan sifat kenakalan tingkat sedang. Tanda denotatif : Menjelaskan sebuah pernyataan dari teman-teman Indra yang menunjukkan adanya dukungan semangat atau motivasi terhadap sesuatu yang bersifat negatif, yaitu kenakalan remaja dalam bentuk balap motor liar di jalanan. Penanda konotatif : Dijelaskan bahwa kenakalan remaja muncul karena adanya dukungan atau motivasi yang dilakukan oleh teman-teman Indra dengan memberikan semangat kepada Indra untuk dapat memenangkan balap motor tersebut. Petanda konotatif : Menjelaskan tentang makna dari dialog pada lexia 1, yaitu “Ayo ndra” dan dialog pada lexia 2, yaitu “Huuuuh..”. Dari kalimat tersebut di atas mengandung sebuah makna bahwa teman-teman Indra didukung dan diberikan semangat ke dalam sebuah perbuatan yang negatif, yakni balap motor liar di jalanan. Analisis : Dialog yang diucapkan atau diutarakan oleh teman-teman Indra di atas merupakan sebuah ungkapan dari teman-teman Indra untuk memberikan semangat kepada Indra agar dapat memenangkan balap motor. Kalimat dialog pada lexia 1, yaitu “Ayo ndra”, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik dan pada lexia 2, yaitu “Huuuuh..”, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik juga. Hal tersebut dikarenakan dialog pada lexia 1 dan lexia 2 bisa menimbulkan dampak, dorongan atau motivasi. Analisis pada dialog tersebut dapat terlihat ketika teman-teman Indra meneriakkan namanya Indra untuk memberikan semangat agar bisa memenangkan balap motor. 72 Dari visualisasi di atas terlihat jelas bahwa apa yang dikatakan oleh teman-teman Indra, secara tidak langsung menambah semangat dan rasa percaya dirinya untuk bisa memenangkan balap motor itu. Sehingga kegiatan balap motor yang dilakukan oleh Indra tersebut dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja tingkat sedang.

b. Penggalan scene 5, lexia 3, 4, 5 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Fashion sebagai Kelas Sosial dalam Film The Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The

0 4 15

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Identitas Seksualitas Remaja dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual Oleh Remaja Dalam Film The Love Of Siam).

0 1 13

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 1 16

PENDAHULUAN Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 7 55

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 3 15

Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi).

1 3 112

Kenakalan Remaja | Karya Tulis Ilmiah Kenakalan Remaja

0 1 4

SKRIPSI REPRESENTASI PLURALISME DALAM FILM ” ? ” (Studi Analisis Semiotika tentang Pluralisme dalam Film ” ? ”)

1 1 121

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI ”PULO GADUNG” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi)

0 0 15

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM FILM “LIAR” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Film “Liar” Pada Tokoh Indra dan Bayu)

2 13 28