Penyajian Data Gambaran Umum Obyek dan Penyajian Data

4.1.2. Penyajian Data

Secara universal, film “liar” ini ber-genre remaja. Remaja yang dimaksud di sini adalah mereka atau anak berusia 13 sampai 18 tahun. Karena film ini mengadopsi fenomena kenakalan remaja, maka adegan yang menggambarkan tentang kenakalan remaja dengan berbagai macam jenis atau bentuknya akan disajikan secara proporsional dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Setiap lexia dan scene yang berisi tentang adegan kenakalan remaja tersebut secara tidak langsung menguak sebuah fenomena yang masih banyak terjadi di dalam realitas kehidupan sosial masyarakat kita, yaitu adanya mitos yang sampai sekarang masih dipegang teguh oleh kebanyakan masyarakat bahwa nasehat orang tua selalu dianggap benar secara mutlak. Namun, tidak demikian apabila kita melihat dari sisi seorang anak. Seorang anak remaja yang masih dalam tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, biasanya mengalami gejolak yang luar biasa dalam dirinya dalam rangka mencari jati diri identity. Berangkat dari fenomena tersebut, seringkali menyebabkan adanya konflik antara orang tua dengan anak. Seperti halnya yang digambarkan pada tokoh Indra dan Bayu, dimana kedua kakak beradik ini mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang pembalap motor. Tetapi, orang tua Indra dan Bayu tidak setuju dengan cita-cita anaknya yang ingin menjadi seorang pembalap motor sehingga orang tua mereka pun melarang keduanya untuk merealisasikan cita-cita mereka. Kenakalan remaja ditampilkan dan diwujudkan dalam perilaku atau tindakan oleh seseorang yang melakukan kenakalan tersebut. Tindakan atau perilaku menyimpang cenderung mengarahkan seseorang untuk melakukan hal-hal yang dianggap negatif dan tidak dapat diterima secara sosial. Perilaku yang mencerminkan kenakalan-kenakalan tersebut ditampilkan dalam beberapa lexia dan scene oleh pemeran Indra dan Bayu. Lexia dan scene tersebut berisi adegan seperti ketika Indra dan Bayu melakukan kegiatan balap motor liar di jalanan dan melakukan tindakan perkelahian atau tawuran. Perilaku tersebut termasuk kenakalan remaja yang secara langsung akan memberikan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang-orang terdekatnya. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan atau mengambil 15 scene dan terdapat sebanyak 34 lexia yang merepresentasikan kenakalan remaja. Adapun penyajian data dalam penelitian ini ditampilkan dalam dua bentuk tabel, yaitu tabel pertama yang berisi pembagian kode pembacaan Roland Barthes, lexia, scene, kalimat yang menunjukkan kode pembacaan pada lexia, dan sifat dari bentuk kenakalan tersebut, serta tabel kedua yang berisi pembagian scene dalam bentuk visualisasi yang berhubungan dengan lexia dari pembahasan representasi kenakalan remaja pada film “liar” ini. Berikut ini adalah penyajian data dalam bentuk tabel : Tabel 1. Tabel Kode pembaca, lexia, scene, dialog, dan sifat dari bentuk kenalakan yang ditampilkan oleh tokoh Indra dan Bayu. KODE PEMBACAAN LEXIA DIALOG YANG MENUNJUKKAN KODE PEMBACAAN PADA LEXIA SIFAT DARI BENTUK KENAKALAN JENIS ATAU BENTUK DARI KENAKALAN “Ayo ndra..” “Huuhhh…” Kenakalan Tingkat Sedang Kebut- kebutan Balap Motor 1 1 Kode Proaretik Kode Proaretik “Cabut..” “Cabut lo..” “Awas lo..” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 5 3 Kode Proaretik Kode Proaretik Kode Proaretik “Anjing, bangsat lo” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 9 6 Kode Semik “Buka helmnya..” “Hajar bos” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 19 7 Kode Proaretik Kode Proaretik “Ayo maju” “Apa lo, nantang gue?” “Anjing lo” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 20 9 Kode Proaretik Kode Proaretik Kode Proaretik SCENE 2 4 5 8 10 11 Kode Proaretik 12 28 “Ayo bay..” Kenakalan Tingkat Sedang Kebut- kebutan Balap Motor “Huuuhh..” “Ayooo” Kode Proaretik Kode Proaretik “Oei anjing loe, goblok” Kenakalan Tingkat Sedang Kebut- kebutan di jalan raya 32 15 Kode Semik “Huuhhh..” “Siapa mau duit?” Kenakalan Tingkat Sedang Kebut- kebutan Balap Motor dengan taruhan uang 35 16 Kode Proaretik Kode Proaretik “Loe nggak punya mulut ya?” “Lo maling ya, anjing” “Apa lo bangsat, anjing” “Tai, anjing, ini motor, motor gue” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 38 18 Kode Proaretik Kode Semik Kode Semik Kode Semik 13 14 17 19 20 21 Kode Proaretik 22 55 “Huuuhh..” Kenakalan Tingkat Sedang Kebut- kebutan Balap Motor “Ayo Bayuuuu” Kode Proaretik “Mati lo, bangsaaaaat” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 80 24 Kode Semik “Kalau besok adik lo nggak nemuin gue, lo, adik lo, temen- temen lo, dan keluarga lo, gue habisin” “Ngerti loe?” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 84 25 Kode Proaretik Kode Proaretik “Gue begini demi keluarga, demi loe, bangsat” “Loe jangan mukul gue, anjing” “Loe nggak usah ngurusin gue lagi, anjing” “Hidup cuma sekali Bay, gunain hidup loe sebaik mungkin” Kenakalan Tingkat Biasa Berkelahi atau tawuran 86 27 Kode Hermeneutik Kode Semik Kode Proaretik Kode Gnomik 23 26 28 29 30 Tabel 2. Tabel gambar atau visualisasi scene dan lexia sebagai penunjang Tabel 1. Kode Semik Berkelahi atau tawuran Kenakalan Tingkat Biasa “Anjing lo, bangsaaaat” 31 98 “Indraaaaa” “Anjing loe, bangsaaaaatt” “Indra, tahan ndra, tahan” Kenakalan Tingkat Khusus Pembunuhan, dalam konteks berkelahi atau tawuran yang menyebabkan kematian hilangnya nyawa Indra 99 32 Kode Proaretik Kode Semik Kode Hermeneutik 33 34 LEXIA VISUALISASI SCENE 1, 2 1 3, 4, 5 6 5 9 7,8 9, 10, 11 19 20 12, 13, 14 15 28 32 16, 17 18, 19, 20, 21 35 38 22, 23 24 55 80 25, 26 27, 28, 29, 30 84 86 31 32, 33, 34 98 99 4.2. Analisis Data 4.2.1. Pada Level Realitas dan Level Representasi

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Fashion sebagai Kelas Sosial dalam Film The Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The

0 4 15

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Identitas Seksualitas Remaja dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual Oleh Remaja Dalam Film The Love Of Siam).

0 1 13

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 1 16

PENDAHULUAN Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 7 55

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 3 15

Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi).

1 3 112

Kenakalan Remaja | Karya Tulis Ilmiah Kenakalan Remaja

0 1 4

SKRIPSI REPRESENTASI PLURALISME DALAM FILM ” ? ” (Studi Analisis Semiotika tentang Pluralisme dalam Film ” ? ”)

1 1 121

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI ”PULO GADUNG” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi)

0 0 15

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM FILM “LIAR” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Film “Liar” Pada Tokoh Indra dan Bayu)

2 13 28