4. Crab : yakni perpindahan kamera dari kiri ke kanan dan sebaliknya.
5. Tilt : yakni naik dan turunnya kamera mengikuti obyek.
g. Gaya bercerita Macamnya adalah subjective treatment, objective
treatment, paralel development, insible editing, mise- en-scene, montage, talk to camera, dan tone.
h. Mise-en-scene Kode mise-en-scene ialah alat yang digunakan oleh
pembuat film untuk merubah dan menyesuaikan pembacaan shot yang akan dilakukan. Mise-En-scene
juga digunakan untuk mengungkapkan makna melalui suatu hubungan antara satu adegan yang terlihat dengan
adegan lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti tidak membahas lebih lanjut tentang
suara dan penataan musik yang ada pada level representasi, karena keduanya dianggap tidak memiliki kaitan langsung terhadap pembahasan
representasi kenakalan remaja dalam film “liar”.
2.2. Kerangka Berpikir
Film dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda tersebut termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek
yang diharapkan. Artinya, fenomena kenakalan remaja yang terjadi di 40
dalam masyarakat masih merupakan realitas kehidupan sosial dengan klasifikasi sifatnya yang berbeda-beda. Mulai dari kenakalan tingkat biasa,
kenakalan tingkat sedang, dan tingkat khusus. Dalam film ini terlihat jelas bahwa representasi kenakalan remaja
yang digambarkan pada tokoh Indra dan Bayu tersebut berawal dari ketertarikan dan hobi seorang kakak beradik pada dunia balap. Namun
cita-cita mereka tersebut justru merupakan awal dari keseluruhan konflik yang terjadi pada film “liar” ini.
Penelitian ini akan menggunakan analisis semiologi yang dikemukakan oleh Roland Barthes yang terdiri atas lexia, kode-kode lima
kode, dan mitos yang didasarkan pada representasemen serta obyeknya. Penelitian ini juga akan disetarakan dengan analisis film pada sinema atau
film layar lebar wide screen yang ditayangkan pada televisi. Analisis ini terbagi menjadi dua level, yaitu level realitas dan level representasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini mempunyai prosedur penelitian
yang akan menghasilkan data-data bersifat deskriptif berupa kata-kata lisan, tulisan, dan gambar. Pendekatan dalam metode kualitatif diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara utuh dan menyeluruh Moleong, 2005 : 3.
Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah karena penyesuaian atau penerapannya relatif lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Selain itu, metode penelitian kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh bersama serta terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 2005 : 5.
Metode penelitian kualitatif lebih banyak digunakan untuk meneliti dokumen yang berupa teks, gambar, simbol, dan sebagainya untuk
memahami budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Metode penelitian ini merujuk pada metode analisis untuk menanamkan, mengidentifikasi,
mengolah, dan menganalisis dokumen-dokumen tersebut sehingga dapat memahami makna serta signifikasinya. Oleh karena itu, dalam
merepresentasikan kenakalan remaja dalam film ini, peneliti harus benar-
42