Penggalan scene 20, lexia 9, 10, 11 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

sedang marah, kesal, jengkel, dan emosi. Secara implisit, perkataan atau kalimat di atas seringkali diucapkan ketika seseorang terlibat dalam sebuah perkelahian tawuran. Analisis : Dialog yang diucapkan atau diutarakan oleh Indra merupakan sebuah ungkapan kekesalan atau kemarahan dari anggota geng motor “macan” kepada Indra dengan kalimat yang bersifat memerintah dengan memaksa. Kalimat pada lexia 7, yaitu “Buka helmnya”, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik, dan pada lexia 8, yaitu “Hajar bos”, juga dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik. Artinya, dialog yang terdapat pada lexia 7 dan lexia 8 di atas diucapkan dengan nada atau intonasi yang tinggi. Sehingga dapat berdampak menyebabkan hilangnya kemampuan seseorang untuk bertindak atau tidak mampunya seseorang untuk bertindak apa-apa, dan Indra pun hanya diam saja ketika diperlakukan kasar dipukuldihajar sampai babak belur. Sehingga perkelahian atau tawuran yang dilakukan oleh Indra tersebut dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja tingkat biasa.

e. Penggalan scene 20, lexia 9, 10, 11 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

Termasuk Level Representasi : Karena dalam scene tersebut lebih menonjolkan teknik pengambilan gambar pada kameranya, yaitu medium shot. Pengambilan gambarnya tidak hanya difokuskan pada satu obyek pemeran saja, tetapi kepada keseluruhan obyek pemeran, yang merupakan kesinambungan adegan. Sebab, antara satu adegan dengan adegan lainnya merupakan satu kesatuan alur cerita yang tidak dapat dipenggal-penggal tidak dapat dipisahkan. Hal itu juga memperkuat dialog pada scene ini, yaitu “Ayo maju”, “Apa lo, nantang gue?, dan “Anjing lo”, yang diucapkan Bayu kepada teman sekolahnya Taufik dengan menunjukkan ekspresi kemarahan atau emosi. Gambar 4.5. Bayu terlibat perkelahian dengan teman sekolahnya sehingga ia di Drop-Out DO dari sekolahnya. Penjelasan peta tanda Roland Barthes : Penanda : “Ayo maju” “Apa lo, nantang gue?” “Anjing lo” Petanda : Terdapat suatu perilaku menyimpang yang menjurus pada kenakalan remaja dan tersurat di dalam kalimat pada 83 lexia 9, yaitu “Ayo maju”, dan pada lexia 10, yaitu “Apa lo, nantang gue?”, serta pada lexia 11, yaitu “Anjing lo”. Kalimat tersebut merupakan petanda denotatif yang menjelaskan adanya tindakan atau perilaku yang mencerminkan bentuk dari kenakalan remaja, yakni perkelahian dengan sifat kenakalan tingkat biasa. Tanda denotatif : Menjelaskan sebuah pernyataan dari Bayu dalam bentuk kalimat yang sifatnya menggertak, agar temannya tidak berani melawannya. Hal tersebut merupakan sesuatu hal yang bersifat negatif, yaitu dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja dalam bentuk perkelahian tawuran. Penanda konotatif : Dijelaskan bahwa kenakalan remaja muncul karena adanya kalimat yang bersifat menantang atau “sok jagoan”, sehingga dapat menimbulkan perkelahian. Petanda konotatif : Menjelaskan tentang makna dari dialog pada lexia 9, yaitu “Ayo maju”, dan lexia 10, yaitu “Apa lo, nantang gue?”, serta lexia 11, yaitu “Anjing lo”. Dari kalimat tersebut mengandung sebuah makna bahwa Bayu menggertak temannya agar tidak berani melawan dirinya. Namun, temannya malah terpancing emosi sampai terjadi sebuah perkelahian antara Bayu dengan teman sekolahnya yang bernama Taufik, dan mengakibatkan Bayu dikeluarkan dari sekolah. Analisis : Dialog yang diucapkan atau diutarakan oleh Bayu merupakan sebuah ungkapan dari Bayu untuk menggertak temannya agar tidak berani takut kepadanya. Kalimat pada lexia 9, yaitu “Ayo maju”, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik, dan pada lexia 10, yaitu “Apa lo, nantang gue?”, juga dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik, serta pada lexia 11, yaitu “Anjing lo”, dapat digolongkan sebagai kode pembacaan proaretik juga. Hal tersebut dikarenakan dialog pada lexia 9, lexia 10, dan lexia 11 tersebut bisa menimbulkan suatu dampak. Analisis pada dialog tersebut dapat terlihat ketika Bayu mengucapkan kalimat atau kata- kata yang sifatnya untuk menggertak agar temannya tidak berani takut melawannya. Namun yang terjadi, hal tersebut tidak membuat temannya takut tetapi malah terpancing emosinya dan terjadilah perkelahian antara mereka berdua Bayu dan teman sekolahnya, Taufik sehingga menyebabkan teman sekolahnya tersebut masuk rumah sakit. Oleh karena itu, perkelahian yang dilakukan oleh Bayu dan teman sekolahnya Taufik tersebut dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja tingkat biasa.

f. Penggalan scene 28, lexia 12, 13, 14 Pendekatan Semiotika John Fiske dalam film :

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Fashion sebagai Kelas Sosial dalam Film The Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The

0 4 15

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Identitas Seksualitas Remaja dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual Oleh Remaja Dalam Film The Love Of Siam).

0 1 13

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 1 16

PENDAHULUAN Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 7 55

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 3 15

Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi).

1 3 112

Kenakalan Remaja | Karya Tulis Ilmiah Kenakalan Remaja

0 1 4

SKRIPSI REPRESENTASI PLURALISME DALAM FILM ” ? ” (Studi Analisis Semiotika tentang Pluralisme dalam Film ” ? ”)

1 1 121

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI ”PULO GADUNG” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi)

0 0 15

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM FILM “LIAR” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Film “Liar” Pada Tokoh Indra dan Bayu)

2 13 28