mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja juga bisa diartikan sebagai perilaku menyimpang atau tingkah laku yang
tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.
Dalam pengertian lain, kenakalan remaja merupakan suatu kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara
sosial sehingga terjadi tindakan kriminal. Kenakalan remaja itu sendiri meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma hukum pidana
yang dilakukan oleh seorang anak atau remaja, yang perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri serta orang-orang sekitarnya
http:www.anneahira.comnarkona.index.htm. Sementara itu, dalam Bakolak inpres no. 61977 buku pedoman 8,
dijelaskan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku atau tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama,
dan ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
2.1.4. Faktor Pendorong Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja di era modernisasi ini sudah melebihi batas kewajaran. Banyak anak-anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok,
narkoba, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya, seperti perkelahian, tawuran antar pelajar sekolah atau antar geng, dan balapan liar di jalanan.
Hal tersebut bahkan dapat menyebabkan atau membahayakan nyawa mereka sendiri. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi, betapa
brutalnya remaja-remaja pada jaman sekarang ini. 14
Namun demikian, kenakalan remaja tersebut tidak serta merta dapat dibebankan kepada seorang anak itu sendiri karena terdapat andil
beberapa pihak yang juga turut menyebabkan kenakalan remaja itu bisa terjadi.
Beberapa faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja, diantaranya faktor internal dari dalam diri remaja itu sendiri, meliputi
krisis identitas, yaitu perubahan biologis dan sosiologis dalam diri remaja tersebut dapat memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, kenakalan remaja terjadi karena gagal mencapai integrasi tahap kedua.
Serta kontrol diri yang lemah, yakni remaja tersebut tidak dapat mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan
yang tidak dapat diterima akan menyeret mereka pada perilaku “nakal”. Begitupun halnya dengan mereka yang telah mengetahui perbedaan kedua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku dengan baik sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Kemudian yang kedua adalah faktor eksternal dari luar diri remaja
tersebut, meliputi keluarga, yaitu perceraian orang tua. Tidak adanya komunikasi atau kurangnya pengawasan dari keluarga tentang pergaulan
yang berdampak negatif, dan perselisihan antar anggota keluarga dapat memicu perilaku menyimpang atau negatif pada diri remaja tersebut.
Pendidikan yang salah pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak 15
memberikan pendidikan agama yang cukup, atau penolakan terhadap eksistensi seorang anak juga bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja. Serta faktor lingkungantempat tinggal yang kurang baik, dalam hal ini adalah seorang teman atau pergaulan dengan teman sebaya yang
kurang baik. Seringkali istilah rasa solidaritas, rasa ingin diterima, atau bahkan hanya dijadikan sebagai “topeng” untuk menghalalkan kenakalan
remaja dengan cara-cara atau perilaku yang jelas-jelas menyimpang http:www.wikimu.comNewsDisplayNews.aspx?id=12915.
2.1.5. Jenis-jenis atau Bentuk Kenakalan Remaja